Jenis-jenis Penyakit Pada Kambing Atu Domba

- Februari 22, 2018

Jenis-jenis Penyakit Pada Kambing Atu Domba

 
1. PENYAKIT PINK EYE Pink Eye adalah penyakit mata akut yng menular pada sapi, domba ataupun kambing, umumnya bersifat epizootik serta ditandai yang dengannya memerahnya conjunctiva serta kekeruhan mata.Penyakit ini mampu menyerang kambing pada tatkala cuaca tidak lebih baik dan adanya penurunan daya tahan tubuh kambing, umumnya gampang sekali terserang penyakit mata. Penyakit ini tak hingga memicu kematian, namun bisa memicu kerugian yng cukup besar bagi peternak, lantaran akan memicu kebutaan, penurunan berat badan serta biaya pengobatan yng tidak murah. Penyakitnya dinamakan radang selaput mata ataupun ping eye.Mula-mula mata kambing terinfeksi oleh bakteri serta ataupun virus.Infeksi itu mampu memicu mata kambing berair, kemerahan pada bagian yng putih serta kelopaknya,lantas matanya bengkak serta lama kelamaan kornea matanya menjadi keruh ataupun tertutup lapisan putih.Infeksi mata kambing semisal itu Suka berlangsung pada ternak yng mengalami perjalanan jauh.Penyakit ini bisa menular.Ternak yng sakit mata sebaiknya dijauhkan dari ternak yng masih sehat.Masa inkubasi penyakit ini merupakan 2-3 hari, akan tetapi bisa pula hingga 3 minggu.Pada proses inkubasi itu, mata kambing mampu basah serta lebih Suka tertutup.Bulu mata Suka melekat, akibatnya kambing akan susah mengambil pakannya yang dengannya baik.Kondisi ini memicu penurunan bobot badan yang dengannya cepat. Penularan pink eye bisa berlangsung melalui kontak yang dengannya ternak terinfeksi, serangga (lalat), rumput serta percikan air yng tercemar.Penyakit ini pula Suka berlangsung pada musim panas lantaran banyaknya debu serta meningkatnya populasi lalat Musca autumnalis menjadi vektor. Perubahan cuaca yng tiba-tiba, terlalu padatnya ternak dalam sangkar pula bisa menimbulkan terjadinya penyakit ini.EtiologiPink Eye penyebabnya yaitu oleh bakteri, virus, rikketsia ataupun chlamydia, akan tetapi yng paling Suka didapati merupakan akibat bakteri Maraxella bovis.Tatacara PenularanMikrorganisme penyebab ditularkan lewat kontak antara ternak peka yang dengannya ternak penderita ataupun oleh serangga yng mampu mengalihkan mikroorganisme ataupun mampu pula lewat iritasi debu ataupun sumber-sumber lain yng bisa memicu gesekan ataupun luka mata.Gejala KlinisMata berair, kemerahan pada bagian mata yng putih serta kelopaknya, bengkak pada kelopak mata serta cenderung menjulingkan mata bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghindari sinar matahari. Selanjutnya selaput bening mata/kornea menjadi keruh serta pembuluh darah tampak menyilanginya. Kadang-kadang berlangsung borok ataupun lubang pada selaput bening mata.Borok bisa pecah serta menghasilkan kebutaan. Mata akan sembuh dalam waktu 1–4 minggu, bergantung kepada penyebabnya serta keganasan penyakitnya.PengobatanSuntikan antibiotik, semisal tetracyclin ataupun tylosin serta penggunaan salep mata bisa membantu kesembuhan penyakit.Menempatkan ternak pada tempat yng teduh ataupun menempelkan kain di mata bisa mengurangi rasa sakit mata akibat silaunya matahari. Salep mata ataupun larutan yng memiliki kandungan antibiotika semisal chloramphenicol, oxytetracycline serta campuran penicilin-streptomycin.Mampu pula dioleskan salep terramycin 0,1%.Umumnya mata kambing akan sembuh dalam 1-2 minggu.Pengobatan Traditional :Bagi atau bisa juga dikatakan untuk pengobatan sementara serta pertama yng di lakukan yang dengannya daun sirih, garam serta air panas.Sedangkan tips pembuatan obatnya cukup mengambil 3 lembar daun sirih, lantas dituangkan air panas kedalam gelas yng di campur oleh garam.Sesudah air garam bercampur daun sirih yang telah di sebutkan agak dingin kita kompreskan ke bagian mata kambing etawa yng terjangkit penyakit yang telah di sebutkan lakukan 1 kali sehari selama 2 hari .PencegahanMemisahkan ternak yng sakit dari ternak-ternak sehat adalah tips paling baik bagi atau bisa juga dikatakan untuk pencegahan terhadap pinx eye. Tak tersedia vaksin bagi atau bisa juga dikatakan untuk penyakit ini.2. CACINGAN Penyebab : Bermacam-macam cacing berlangsung lantaran sangkar yng kotor ataupun padang pengembalaan yng kotor. Cacing yng tidak sedikit memicu kerugian pada kambing merupakan cacing Haemonchus contortusi.Cacing ini hidup menjadi parasit di pencernaan kambing menghisap sari makanan, cairan tubuh serta darah, dan mengeluarkan racun yng menghasilkan kambing menjadi lemah serta lesu.Umumnya anak kambing berumur 3-4 bulan yng terserang penyakit ini mampu menjadi kurus, malah mengalami kematian. Gejalanya yakni kambing sulit Buang kotoran, kotoran yng keluar pada awal mulanya keras lantas lunak serta akhirnya mencret, akibatnya bulu dekat anus menjadi kotor oleh kotoran mencret. Selain itu, perut kambing terlihat besar, bulunya kasar (tak mengilap), serta terlihat lesu. Pencegahan penyakit cacingan bisa di lakukan yang dengannya tips melindungi kebersihan sangkar serta menggembalakan kambing pada siang hari supaya tak ada lagi telur cacing yng menempel di rumput.Seluruh kambing diberi obat cacing, lebih-lebih bila ada kambing yng terserang cacingan.Bagi atau bisa juga dikatakan untuk obat cacing yng biasa dipakai antara lain cetarin concurat, wormex powder, ataupun pheno plus dosis 5-10 g/ekor,Pengobatan Jamu :Buah pinang/jambe tua sebanyk 2 buah yng telah dijemur sampai-sampai kering serta ditumbuk halus lantas diaduk yang dengannya gula jawa serta dibentuk pellet/butiran.Pemberian ini diberikan yang dengannya tips dicekokkan.Daun tembakau 5 lembar dilumatkan, lantas dicampur air secukupnya serta disaring.Air saringannya diminumkan pada ternak yng sakit Serbuk getah papaya muda dicampur air yang dengannya perbandingan 1:5 sampai-sampai terbentuk suspensi.Suspensi getah papaya ini diminumkan ataupun dicekokkan yang dengannya mempergunakan selang supaya langsung masuk ke dalam perut.Pemberian sebanyk 1,2 gr/Kg berat badan.Tepung buah pinang dicampur yang dengannya nasi Anget dikepal-kepal lantas dipaksakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk dimakan ternak. Ternak dianjurkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk dipuasakan berlebi dahulu.Daun kelor yng tua dibakar, lantas debunya dicampur air serta diminumkan.Pengobatan diulangi satu minggu lantas.Pencegahan :- Sangkar dibuat panggung serta bersih.- Pengaritan rumput sesudah panas yakni pada jam 12.00-15.00 ataupun pengembalaan ternak pada siang hari jam 10.00-15.00. 3. MENCRET/DIARE Gejala Klinis :Adalah gejala penyakit pada perut.Feses lembek hingga cair, kadang-kadang berdarah ataupun ada zat lain yng menyertai (sel usus, cacing, dll).Penyebab : Mencret berlangsung lantaran adanya gangguan pada saluran pencernaan yng penyebabnya yaitu oleh bakteri, makanan rusak, dan lingkungan ataupun udara dingin.Secara garis besar ada 3, yakni : bakteri, parasit internal (cacing, protozoa), serta kesalahan makan ataupun cuaca (non infeksi).BakteriTerjadi pada anak baru dilahirkan lantaran terlambat pemberian kolostrum (> 8 jam) menjadikan anak tidak lebih bisa atau mampu menyerap zat kebal dari induk, akibatnya pertumbuhan bakteri E. coli lebih cepat dibanding bakteri Lactobacillus yng menguntungkan, mencret akibat infeksi E. Coli.Parasit InternalMenyerang anak di bawah 2 bulan lantaran pemberian pakan yng memiliki kandungan parasit serta sangkar yng kotor.Non InfeksiKarena sangkar kotor, lembab serta pemberian pakan yang dengannya serat kasar tinggi ataupun perubahan pakan.Pengobatan serta Pencegahan- Antibiotika yng tepat bagi atau bisa juga dikatakan untuk akibat bakteri.- Mengusahakan pemberian kolostrum secepat barangkali (1/2 jam sesudah lahir).- Selalu memberikan obat cacing secara rutin, manajemen pakan.- Berikan larutan oralit, larutkan 2 sendok makan garam + 2 sendok makan gula dalam 2,5 Liter air dingin yng telah dimasak.Ciri KlinisFeses ataupun kotoran kambing berwarna hijau muda, hijau mengkilap, hijau kekuningan, hijau kemerahan ataupun hijau kehitaman.Ternak tampak lesu, lemah serta pucat.Pencegahan Hindari hijauan kacang-kacangan ataupun daun muda secara berlebihan.Jaga sanitasi sangkar. Pengobatan Jamu1. Domba sakit diberi larutan garam 10 gr serta gula pasir 10 gr serta air matang 2,5 Liter.2. Ternak sakit diberi larutan oralit ataupun norit sebanyk 3 tablet.3. Air kelapa muda diminumkan secukupnya.4. Daun jambu biji 5 lembar dilumatkan bersama garam dapur serta diberikan pada kambing.5. Ternak lebih tidak sedikit diberi hijauan daun jambu biji, daun bambu muda serta daun buni. 4. BELATUNGAN (MYASIS) PenyebabLuka daerah yng berdarah diinfeksi oleh lalat menjadikan lalat berkembangbiak (bertelur) serta menghasilkan larva belatung.Ciri-tanda- Adanya belatung yng bergerak-gerak pada bagian yng luka- Bila belatungan pada kaki/teracak maka ternak terlihat pincang.Pengobatan- Bersihkan luka dari belatung, lantas obati yang dengannya gerusan kamper/kapur barus ataupun tembakau.- Luka dibungkus yang dengannya kain/perban bagi atau bisa juga dikatakan untuk menjaga dari terjadinya luka baru ataupun kotoran.- Pada hari selanjutnya luka dibersihkan, pengobatan diulang serta dibungkus kembali. Umumnya dua ataupun tiga kali pengobatan telah sembuh.- Bila belatung telah terbasmi, pemberian yodium tinctur bisa dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk mempercepat pertumbuhan. 5. BLOAT, TYMPANI (KEMBUNG) Gejala Klinisa. Sakit, diam serta tak mau makan, susah bernafas.b. Sisi perut kiri mengembung/menonjol, andai ditepuk bersuara semisal drum.c. Gerakan rumen berlangsung terus hingga bagian dalam dari mulut serta daerah sekitar mata menjadi biru, kekurangan oksigen, mendekati kematian.Penyebaba. Ketidakmampuan menghilang-kan gas yng diperoleh rumen.b. Gas, murni ataupun tercampur makanan (lambung berbuih/frothy bloat).c. Penyebabnya yaitu oleh pemberian buah polongan/legumes (kaliandra, cebreng) serta tidak banyak padi-padian (jagung, kedelai).d. Terlalu tidak sedikit konsentrat yng memiliki kandungan pati.e. Setiap makanan mampu memicu bloat andai hewan tak mampu menyerdawa gas lantaran menyumbat kerongkongan/oesophagus oleh makanan, buih/benda asing.f. Kematian, kemampuan pertukaran oksigen dalam darah menurun Pengobatan serta Pencegahan- Paksakan hewan berdiri ataupun berjalan- Domba dicekok 200 cc “Sprite/soda”, lantas perut yng kembung sebelah kiri dibalur yang dengannya bawang merah halus serta telah dicampur yang dengannya minyak angin. Bila angin telah keluar melalui anus, kedua kaki depan diangkat ke atas sembari sisi perut dijepit yang dengannya kaki kita. Mulut kambing Perlu selalu terbuka, yang dengannya tips mulut kambing disumbat yang dengannya kayu/paralon secara melintang serta usahakan kambing tetap berdiri. Yang dengannya tips ini seluruh timbunan gas dalam perut akan keluar. - Ikatkan kayu/tali dalam mulut supaya mengunyah, merangsang pengeluaran liur serta membantu mengurangi kembung- Andai dalam kondisi kritis, masukkan selang karet lewat kerongkongan hingga lambung (berdiameter 1-2 cm)- Tuangkan/pompakan 100-200 ml (1-1,5 cangkkir) minyak mineral/nabati melalui selang karet.- Poloxalone 10 mg/Kg per oral bisa mengurangi gas berbuih.- Yang terakhir, jarum besar, trocar, cannula ditusukkan pada bagian tubuh sebelah kiri. (hati-hati lantaran 60-80% hewan yng ditusuk mati lantaran infeksi) 6. ACIDOSIS (ASAM BERLEBIH DALAM DARAH) Gejala Klinis - Kembung perut (bloat), tak mau makan, mencret berat, dehidrasi. - Sakit, gigi bekertak. - Gerakan rumen berhenti serta rumen terasa berair. - Hewan lemah, goyah serta tak bisa atau mampu berdiri. - Tak diobati, mati dalam waktu 1 – 2 hari.Penyebab - Kebanykan makan pakan yng gampang dicerna denga kadar pati serta gula tinggi (padi-padian, sayuran, buah-buahan serta hasil ikutannya).- pH rumen menjadi asam (< 5).Pengobatan serta Pencegahan- Minyak nabati (sayur), campuran arang yang dengannya sodium bicarbonat.- Pencahar ringan, membersihkan rumen. Magnesium sulfat (garam epson 15-30 gr dicampur dalam 100-200 ml air), susu magnesia 45-60 ml.- Jangan memberikan makanan buangan sayur-mayur serta buah-buahan yng basah.- Rumput muda serta basah, dijemur ataupun dicacah.7. SCABIES (KUDIS)Penyakit scabies merupakan gangguan pada permukaan kulit akibat infestasi parasit eksternal (kutu).Penyakit ini Suka pula disebut kudisan lantaran memicu kerusakan pada permukaan kulit. Scabies Suka mewabah pada kambing akibat cekaman misalnya.Wabah disuatu kelompok ternak bisa pula berlangsung andaikan ada migrasi ternak dari luar yng sudah terinfeksi skabiesPenyebab- Parasit yng terdapat pada kotoran yng berlangsung lantaran sangkar kotor serta ternak tak pernah dimandikan.- Pakan yng tidak lebih baik jumlah ataupun kualitas, kelembaban serta kepadatan sangkar yng tinggiTanda- tanda- Kerak-kerak pada permukaan kulit.- Ternak selalu menggesekan bagian kulit yng terserang kudis.- Kerontokan bulu, kulit menjadi tebal serta kaku.- Bagian muka serta mulut yng berwarna kemerahan ataupun mengering (pada kasus berat).Pengobatan- Penanganan skabies paling efektif pada kasus yng berat merupakan yang dengannya penyuntikan ivomex dibawah kulit (subcutan)- Cukur bulu sekitar daerah terserang, mandikan ternak yang dengannya sabun hingga bersih, lantas jemur hingga kering. - Sesudah kering bisa diobati yang dengannya mempergunakan :1. Belerang dihaluskan, dicampur kunyit serta minyak kelapa, lantas dipanaskan serta digosokkan pada kulit yng sakit.2. Belerang dihaluskan serta dicampur yang dengannya oli bekas serta digosok pada bagian kulit yng sakit.3. Kamper / kapur barus digerus, dicampur minyak kelapa serta dioleskan pada bagian kulit yng sakit.Pencegahan- Ternak yng berpenyakit kudis tak boleh bercampur yang dengannya ternak yng sehat.- Ternak yng baru dibeli Perlu bebas dari penyakit kudis- Mandikan ternak dua minggu sekali.- Bersihkan sangkar seminggu sekali.8. ORF/ ECTHYMA CONTAGIOSA ETIOLOGIOrf ataupun keropeng/puru/dakangan merupakan penyakit bikin heboh yng Amat infeksius pada domba serta kambing, penyebabnya yaitu oleh virus golongan cacar, ditandai yang dengannya terbentuknya papula, vesicula, pustula serta keropeng pada daerah moncong, bibir, lubang hidung, kelopak mata, putting susu, ambing, tungkai, perianal, serta selaput lendir di rongga mulutPenyakit ini tersebar diseluruh dunia. Biasanya orf menyerang domba serta kambing muda sesudah disapih, akan tetapi kadang-kadang pula menyerang hewan dewasa.Orf pula bisa menular ke kita-kita, memperlihatkan lesi kulit yng berbentuk bulat disertai gatal.Orf penyebabnya yaitu oleh virus Parapox, famili Poxviridae, genus Parapoxvirus. Virus orf berukuran relatif besar 300 – 450 nm x 170 – 260 nm, berbentuk avoid.Andaikan diperiksa di bawah mikroskop elektron transmisi yang dengannya pewarnaan negatif mempergunakan phosphotungtic acid (PTA), maka akan terlihat garis-garis semisal permukaan buah nenas. Mengingat morfologi dibawah mikroskop elektron yng cukup menciri, pemeriksaan yang dengannya alat ini memiliki nilai diagnostik yng tinggi.Dibanding yang dengannya virus pada biasanya, virus orf amat tahan terhadap pengaruh suhu lingkungan menjadikan tetap infektif dalam waktu relatif lama diluar tubuh hewan.Virus ini Amat tahan terhadap kekeringan, bisa tinggal dalam suatu sangkar pada suhu ruangan selama 15 tahun.Penderita yng sembuh dari penyakit ini mempunyai kekebalan yng penyebabnya yaitu oleh terbentuknya antibodi yng bersifat protektif. Antibodi bisa dikenali yang dengannya uji Supaya Gel Immuno Diffusion (AGID-T), CFT, serta uji serologik lain-lainnya.PatogenesisMasa inkubasi dari penyakit ini berlangsung selama 2-3 hari. Sesudah virus memasuki mukosa kulit ataupun mulut, lantas mengadakan proliferasi, serta segera memicu timbulnya lesi primer papulae serta vesikulae. Vesikulae segera berganti jadi pustulae sesudah berlangsung reruntuhan jaringan serta sel-sel darah, sampai-sampai rongga diisi nanah. Vesikulae serta pustulae yng pecah diikuti yang dengannya pembentukan keropeng berwarna abu-abu, berupa masa yng agak kuat terbentuk sekitar 11 hari lantas.GejalaLesi kulit terbentuk disekitar mulut serta hidung berupa papula, vesikulae, pustulae, radang basah, disertai bentukan keropeng ynag berukuran bervariasi hingga yang dengannya 5 mm, serta menyembul dari permukaan kulit setinggi 2-4 mm. Bagian kulit yng menderita kalau tertekan terasa sakit, hal ini memicu menurunnya nafsu makan.Kulit jadi menebal lantaran adanya granulasi jaringan.Lesi pula bisa didapati pada daerah pipi.Oedem yng berlangsung pula memicu regangan kulit, sampai-sampai kadang terbentuk luka iris (fisurae).Kesembuhan pada penyakit yng tak berat berlangsung dalam waktu lebih tidak lebih 3 minggu, ditandai yang dengannya hilangnya keropeng dari daerah sekitar mulut.Pada kita-kita yng ditulari umumnya didapati pada tangan, jari serta bahu. Cuma kadang-kadang didapati pada muka serta bagian lain dari tubuh. Lesi mula-mula berbentuk mukula ataupun papula berwarna merah pada tempat kontak.Beberapa hari lantas lesi yang telah di sebutkan berganti menjadi vesikel di beberapa tempat dikelilingi oleh peradangan serta pembengkakan pada kulit.Pada 2 minggu selanjutnya permukaan lesi menjadi berwarna putih serta basah, lantas membentuk kerak-kerak serta pada bagian dasar terbentuk ulkus.Ulkus akan sembuh dalam waktu 4-6 minggu serta mengabaikan atau meninggalkan tidak banyak ataupun tanpa jaringan parut bisa juga didapati tidak banyak pembengkakan kelenjar limfe regional.Pengendalian PenyakitPenanggulangan orf umumnya yang dengannya pencegahan melalui vaksinasi lebih-lebih pada daerah endemis serta dilaksanakan secara regular. Pemberian salep pelunak bisa membantu supaya kambing tetap bisa makan serta minum.Pakan yng bergizi tinggi Amat diharapkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mempercepat terjadinya kesembuhan.Andaikan keropeng terkelupas menjadi luka baru maka butuh diolesi yang dengannya obat lokal, semisal salep penisilin yng dicampur yang dengannya minyak kelapa. Pemberian antibiotika secara suntik dibutuhkan andai suhu tubuh ternak menjadi tinggi.Tindakan ini pula ditujukan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghilang-kan infeksi sekunder oleh bakteri.Ternak-ternak di daerah ditulari seharusnya divaksinasi akan tetapi vaksinasi ternak di daerah bebas tak dianjurkan.Ternak yng akan didatangkan ke daerah belum ditulari Perlu sudah divaksinasi orf.Pengobatan cuma ditujukan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencegah infeksi sekunder yang dengannya memberikan salep antibiotika semisal eritromisin serta oksitetrasiklin.Pada awal wabah orf penderita diupayakan diisolasi, serta yng sehat divaksin.Perangkat lunak vaksin di lakukan secara skarifikasi pada bagian tubuh yng memiliki tidak banyak bulu, semisal medial paha ataupun medial daun indera pendengaran. Di daerah yng Suka timbul wabah, vaksinasi anak domba serta kambing pada umur 6-8 mingga dianjurkan. Vaksin dibuat yang dengannya jalan membuat suspensi keropeng dalam glycerol-saline, serta dioleskan ataupun diskarifikasi pada kulit paha sebelah dalam.Bisa pula vaksin digosokkan kedalam indera pendengaran yang dengannya sepotong es yng dicelupkan kedalam vaksin.Umumnya vaksinasi efektif bagi atau bisa juga dikatakan untuk sedikitnya 2 tahun.Dalam 1 minggu pasca vaksinasi Perlu berlangsung reaksi lokal ditempat yng divaksin.Bila tak ada reaksi barangkali hal yang telah di sebutkan penyebabnya yaitu lantaran vaksin yng dipakai tak cukup paten. Vaksin komersial dipersipkan melalui pelemahan virus dalam biakan sel.Masa inkubasi berlangsung 2-3 hari. Virus memasuki mukosa kulit ataupun mulut, lantas mengadakan proliverasi serta memicu timbulnya lesi primer papulae serta vesikulae. Vesikulae segera berganti jadi pustulae sesudah berlangsung reruntuhan jaringan serta sel-sel darah, menjadikan rongga diisi nanah. Vesikulae serta pustula yng pecah diikuti denagn pembentukan keropeng berwarna abu-abu. Bagian kulit yng menderita kalau ditekan terasa sakit, hal ini memicu menurunnya nafsu makan.Kulit jadi menebal lantaran adanya granulasi jaringan.Oedema yng berlangsung pula memicu regangan kulit, sampai-sampai kadang terbentuk luka iris (fisura)Pengobatan khusus terhadap penyakit orf belum ada.Akan tetapi bagi atau bisa juga dikatakan untuk tindakan pencegahan infeksi sekunder bisa di lakukan :- Bersihkan yang dengannya alkohol.- Keropeng dibersihkan sampai-sampai bersih.- Kasih Iodium Tincture serta metylen Blue.- Injeksi yang dengannya antibiotic.9. PNEUMONIA Penyakit pneumonia umumnya tidak sedikit menyerang hewan ternak kambing domba pada pergantian musim.Agen penyebab pneumonia bermacam-macam semisal bakteri, virus serta parasit (Cacing Paru-Paru). Organisme penyebab pneumonia terdapat disekitar lingkungan hidup domba kambing yng lembab, kotor serta berventilasi tidak lebih baik.Penyakit ini ditandai yang dengannya gejala demam, keluar ingus dari hidung, batuk-batuk serta gangguan pernafasan (Nafas Dangkal ataupun Berat).Pada keadaan parah di mana hewan tak bergerak lantaran paru-paru dalam keadaan sakit.Pengendalian penyakit ini pastinya bisa dihindari yang dengannya melindungi kondisi sangkar supaya tak lembap serta kotor.Lantas menjadi pengobatan maka bisa diberikan antibiotika. Pneumonia yng penyebabnya yaitu oleh virus pada hewan umumnya bersifat akut.Pada kultur paru-paru hewan yng telah mati penyebabnya yaitu pneumonia Suka dijumpai adanya bakteri Corynobacterium pyogenes, hemolytic staphylococci serta Pseudomonas aeruginosa.Pada awal mulanya radang paru-paru (pneumonia) didahului gejala hiperemi pulmonum, diikuti dyspnoe, frekuensi nafas 40-80 kali permenit, tipe nafas bersifat abdominal, napasnya mula-mula dangkal lantas dalam, batuk, sesudah berlangsung beberapa hari muncul leleran pada hidung, pulsus 60-90 kali per menit, demam (suhu 42ÂșC) kenaikan suhu tubuh ini sejalan yang dengannya reaksi tubuh dalm memobilisasi sel-sel darah putih serta berlangsungnya semisal antigen-antibodi.Pada inspeksi terkadang tercium bau abnprmal dari pernapasan penderita. Bau busuk (halitosis, foxtor ex ero) bisa berasal dari runtuhan sel ataupun dari produk bakteri penyebab pneumonia.Bau busuk selalu didapati pada radang paru-paru yng disertai ganggren.Pada auskultasi daerah paru-paru akan terdengar aneka macam bunyi abnormal.Terdengar bunyi bronchial (rhonci basah) yng seharusnya bunyi vesicular penyebabnya yaitu alveoli terisi cairan radang. Pada pemeriksaan perkusi pada daerah paru-paru tak didapati adanya perubahan pada batas-batas daerah perkusi. Bunyi resonansi yng diperoleh bervariasi mulai dari agak pekak pada daerah yng mengalami hiperemi hingga pekak total pada daerah yng mengalami hepatisasi.Pemeriksaan makroskopis pada paru-paru tampak perubahan warna mulai yng dari kemerahan hingga menjadi abu-abu serta kuning malah berlangsung hepatisasi merah, konsistensinya berganti menjadi semisal hati yng elastis malah mengalami kerapuhan. Pada pengirisan paru-paru didapati adanya eksudat mulai dari serous hingga mukopurulen, jaringan parenkim tampakmengalami kongesti serta hepatisasi.Pada uji apung akan melayang ataupun tenggelam, serta didapati inklusi bodi pada pneumonia yng penyebabnya yaitu virus.Penyakit Pneumonia· Penyakit ini berkaitan yang dengannya system tatalaksana yng tidak baik.· PenyebabKandang yng lembab, ventilasi tidak lebih mendukung pertukaran udara, polusi di lingkungan sangkar, serta tidak sedikit angin kencang yng masuk ke dalam sangkar.· UsiaSemua usia kambing· GejalaNafsu makan berkurang, ternak terlihat kurus serta lemah, batuk-batuk serta susah bernafas, demam yang dengannya suhu tubuh yng meninggi.· PencegahanMelaksanakan tatalaksana sangkar yang dengannya baik, hindarkan kambing di kenai angin keras secara langsung dalam sangkar.· PengobatanDapat diberikan obat-obatan Antibiotika lewat air minum.10.MASTITISPenyakit mastitis umumnya penyebabnya yaitu oleh infeksi baktei akibat sanitasi/kebersihan yng tidak lebih baik. Penyakit ini ditandai oleh pembengkakan ambing yng umumnya penyebabnya yaitu oleh kontaminasi bakteri. Gejala terserang mastitis merupakan demam/temperature tubuh meningkat, ternak kelihatan kesakitan bila ambing disentuh serta putting membengkak. Ambing yng terinfeksi terasa dingin serta berganti warna dari warna normal pink menjadi kemerahan ataupun menghitam.Warna air susu kemerahan/kuning/kehijauan, Amat kental.Pengobatan bisa di lakukan yang dengannya suntikan antibiotik pada ambing (intramammary).Sebelum disuntik putting diperas yang dengannya lembut bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengeluarkan air susu, lantas disuntik yang dengannya antibiotik pada putting.Antibiotik bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengobati mastitis beredar dipasar, di antaranya merupakan terrexin.Bergantung antibiotic yng dipakai, penyuntikan di lakukan sehari-hari selama 3-4 hari.Bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengurangi rasa sakit basuh ambing yang dengannya air Anget 2-3 x dalam sehari.Penyakit mastitis bisa menyebar menjadikan butuh segera ditangani. Pencegahan mastitis di lakukan yang dengannya melindungi kebersihan sangkar.11. KERACUNAN TANAMAN Penyebab- Ternak memakan rumput-rumputan ataupun daun-daunan yng memiliki kandungan zat racun.Ciri-tanda - Mati tiba-tiba, mulut berbusa, kebiruan pada selaput lendir, pengelupasan kulit/eksim ataupun berlangsung pendarahan.Pengobatan- Cekok ternak yang dengannya air kelapa muda. Pencegahan- Tak memberikan tanaman beracun ataupun menggembalakan ternak di daerah yng tidak sedikit tumbuh tanaman yng memiliki kandungan racun.Keracunan penyebabnya yaitu kambing mengkonsumsi pakan hijauan yng memiliki kandungan racun.Gejalanya, kambing mengalami kejang-kejang, mulut berbusa, selaput lendir mata berwarna kebiru-biruan, serta kotoran bercampur darah.Pada kondisi yng parah mampu memicu kematian yng tiba-tiba.Pada kasus keracunan yng diketahui secara dini, pemberian tablet norit ataupun air kelapa muda mampu menyelamatkan kambing dari kematian.Akan tetapi andai telah akut, kambing susah tertolong.Pencegahan di lakukan yang dengannya tips tak memberikan hijauan yng memiliki kandungan racun, semisal daun singkong segar, serta hijauan yng masih muda.Selain itu, harap diperhatikan tempat dimana kambing digembalakan, jangan hingga ada tanaman beracun yng mampu terpengaruhi oleh kambing.Daun singkong serta hijauan lain bisa diberikan andai di lakukan pendiaman berlebi dahulu selama 3-4 jam.Mudah-mudahan berguna...

Sumber rujukan dan gambar : http://k-bioboost.blogspot.com/2017/01/penyakit-penyakit-pada-kambing.html.

Seputar Jenis-jenis Penyakit Pada Kambing Atu Domba

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Jenis-jenis Penyakit Pada Kambing Atu Domba