Alat Pertanian Tradisional Yang Masih Digunakan Hingga Sekarang

- Februari 21, 2018

Alat Pertanian Tradisional Yang Masih Digunakan Hingga Sekarang

 
Alat Pertanian Tradisional merupakan benda yng dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk mempermudah pekerjaan dalam bidang pertanian yng sifatnya masih tradisional. Satu dari sekian banyaknya tanda alat tradisional yaitu alat yng penggunaannya secara manual. Hingga tatkala ini perlengkapan pertanian tradisional masih aktif dipakai oleh para petani guna mempermudah dalam mengolah tanah, menghilang-kan rumput, memetik hasil panen, dan juga lain-lainya. Jadi yang dengannya mempergunakan alat pertanian, para petani bisa menghemat waktu serta biaya produksi pertanian menjadikan keuntungan yng didapatkan oleh orang-orang bisa maksimal.

10 Semisal Alat Pertanian Tradisional serta Fungsinya
Semisal yng telah maklum bahwasanya perkembangan teknologi makin hari makin maju serta berkembang. Dulu kita-kita cuma mempergunakan bahan batu serta kayu menjadi alat pertanian. Selanjutnya seiring yang dengannya perkembangan tips berpikir kita-kita, terciptalah alat-alat pertanian yang dengannya bahan dari logam semisal besi. Di bawah ini 10 semisal alat pertanian tradisional baik alat yng dibuat dari batu, kayu, serta logam, dan perpaduan antara banyak sekali bahan pembuat alat pertanian:
1. Cangkul ( bahasa Jawa : pacul ) serta fungsinya
Cangkul dipakai ataupun berfungsi bagi atau bisa juga dikatakan untuk menggali, membersihkan tanah dari rumput maupun bagi atau bisa juga dikatakan untuk meratakan tanah. Cangkul masih dipakai sampai-sampai kini. Pekerjaan yng lebih berat umumnya mempergunakan bajak. Cangkul umumnya terbuat dari kayu serta besi.
Dalam hubungannya yang dengannya persiapan tanam benih padi, cangkul dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk menggali bagian tepi/pinggir sawah ataupun dalam sebutan bahasa Jawa disebut pekerjaan minggiri sawah. Fungsi sawah dipinggiri sebelum dibajak mempergunakan garu serta ataupun traktor merupakan supaya bagian tepi sawah pula ikut gembur, dikarenakan alat garu ataupun traktor tak mampu maksimal bagi atau bisa juga dikatakan untuk menjangkau tepian sawah.
2. ParangParang merupakan senjata tajam yng terbuat dari besi biasa. Bentuknya relatif simpel tanpa pernak pernik. Kegunaannya merupakan menjadi alat potong ataupun alat tebas (lebih-lebih selak belukar) kala penggunanya keluar masuk hutan. Parang pula dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk pertanian. ( Sumber :Wikipedia )
Dalam pertanian sawah, parang dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk membabat rumput yng berada di pematang sawah. Kegiatan ini oleh orang Jawa disebut yang dengannya sebutan "nampingi"
3. Garu serta fungsinya dan tips kerjanya/penggunaannya

a. Pengertian Garu Garu merupakan alat pembajak sawah ataupun ladang yng terbuat dari bahan kayu. Kayu yng dipakai menjadi bahan pembuat garu yakni kayu yng sifanya keras serta awet semisal kayu jati, sono keling/angsana, kayu laban, serta jenis kayu keras lain-lainnya.
Garu terdiri atas dua bagian yaitu bagian pembajak serta penarik. Bagian pembajak berukuran panjang sekitar 40 cm serta lebar 30 cm. Bentuk garu dibuat lengkung. Ketebalan garu dibuat lebih lebal bagian pangkal, sedangkan bagian ujungnya lebih tipis/pipih dari pangkalnya. Bagian penarik terbuat dari balok kayu yng panjangnya antara 150 - 200 cm.
Garu seringnya dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk membajak sawah berlumpur, meskipun ada sebagian petani yng mempergunakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk membajak ladang tanah berpasir.
b. Fungsi garuGaru berfungsi bagi atau bisa juga dikatakan untuk membajak sawah berlumpur serta ladang berpasir. Pengerjaan lahan yang dengannya garu menjadi tahap ataupun proses awal pengolahan tanah sawah berlumpur seusai sawah mulai digenangi air. Andai garu digunakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk membajak ladang pasir maka baik tanah kering maupu memiliki kandungan air tetap bisa dibajak yang dengannya garu. Tanah sawah yng telah digaru masih berupa gumpalan tanah yng bentuknya mirip garu, jadi garu baru berfungsi bagi atau bisa juga dikatakan untuk membalikkan posisi permukaan tanah sawah.
c. Tatacara kerja garu
Garu tak bisa berfungsi tanpa adanya tenaga yng menarik serta menekannya. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk membajak sawah/ladang yang dengannya alat garu mampu mempergunakan serta memanfaatkan murni tenaga kita-kita serta bisa pula di lakukan perpaduan/kerja percis anatara tenaga kita-kita yang dengannya bantuan hewan semisal kerbau, sapi, serta kuda.
#1). Pemanfaatan garu yang dengannya murni tenaga kita-kita
http://tipspetani.blogspot.com/2016/05/alat-pertanian-tradisional-yang-masih.html
Andai penggunaan garu mempergunakan serta memanfaatkan tenaga kita-kita, maka dalam prakteknya Perlu minimal 2 orang. Di mana yng satu menjadi penarik serta yng satunya lagi menjadi penekan garu. akan tetapi pada biasanya penarik garu terdiri atas 2 orang serta penekan garu cuma 1 orang. Tidak banyak ataupun banyaknya jumlah anggota yng menggerakan garu bergantung pula yang dengannya kondisi kesuburan serta kegemburan tanah yng dibajak. Makin tanah gembur maka makin memungkinkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mempergunakan 2 tenaga kita-kita. Pada gambar di atas terlihat 6 orang penarik serta 1 orang penekan lantaran tanah yng dibajak cukup keras.
#2). Pemanfaatan tenaga kita-kita serta hewan
http://tipspetani.blogspot.com/2016/05/alat-pertanian-tradisional-yang-masih.html
Hewan yng mampu dimanfaatkan tenaganya bagi atau bisa juga dikatakan untuk menarik garu merupakan hewan kerbau, sapi, serta kuda. Unuk kebau serta sapi mampu dimanfaatkan tenaganya di sawah berlumpur serta ladang. Akan tetapi kuda cuma mampu dimanfaatkan di lahan kering.
Ketiga hewan yang telah di sebutkan berfungsi bagi atau bisa juga dikatakan untuk menarik pegangan/garan garu, sedangkan yng menekan garu tetap mempergunakan tenaga kita-kita.
4. Luku/Wluku serta fungsinya
http://tipspetani.blogspot.com/2016/05/alat-pertanian-tradisional-yang-masih.htmlLuku merupakan alat pertanian tradisional yng dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk meratakan tanah seusai tanah digaru. Jadi seusai tanah digaru umumnya didiamkan dulu selama sekitar 1 minggu lantas baru diwluku. Jadi fungsi utama alat luku merupakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk meratakan tanah menjadi lahan yng siap bagi atau bisa juga dikatakan untuk ditanami.
Adapun tips pengunaannya percis yang dengannya penggunaan garu. Jadi antara garu serta luku adalah satu paket akan tetapi yang dengannya fungsi yng berbeda. Garu serta luku bisa dipasang di alat penarik yng percis secara bergantian. Oleh karena itu di bagian pangkal penarik garu/wluku didesain yng kiranya gampang bongkar pasangnya.
5. Batang pohon pisang ( bahasa Jawa : gedebog pohon pisang ) serta fungsinya

Andai tanah sawah yng telah diluku/dimluku maka ada baiknya gunkan gedebog bagi atau bisa juga dikatakan untuk meratakan ataupun lebih menghaluskan permukaan tanah sawah sebelum di lakukan penggarisan. Jadi fungsi gedebog menjadi alat pertanian tradisional merupakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghaluskan permukaan tanah sawah.
6. Penggaris sawah serta fungsinya

Penggaris sawah merupakan alat pertanian tradisional yng terbuat dari kayu. Jarak antara masing-masing bagian garisan umumnya antara 22 - 25 cm. Penggaris sawah berfungsi bagi atau bisa juga dikatakan untuk memberikan batas/jarak antara tanaman padi menjadikan para penanam bisa yang dengannya gampang menanam benih adi tepat di setiap ada perempatan hasil ataupun tapak/bekas garisan.
Penggaris jenis ini cuma mampu dipakai pada sawah yng mampu disurutkan airnya. Adapun bagi atau bisa juga dikatakan untuk sawah yng tak mampu disurutkan airnya maka alat yng dipakai supaya tanaman jarakanya rapi serta lurus merupakan yang dengannya mempergunakan tambang kecil maupun benang nilon serta sejenisnya. Dalam sebutan bahasa Jawa disebut kenteng.
7. Gosrok serta fungsinya

Dalam ilmu pertanian, gosrok merupakan alat pertanian tradisional yng dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk menggemburkan tanah serta membasmi rumput yng berada di sela-sela tanaman padi dan bagi atau bisa juga dikatakan untuk memutuskan akar-akar tanaman padi. Yang dengannya putusnya sebagian akar maka diharapkan akar yng putus akan tumbuh bercabang lebih tidak sedikit.


8. Ani-ani serta fungsinyaAni-ani ataupun ketam merupakan sebuah pisau kecil yng dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk memanen padi. Yang dengannya ani-ani tangkai bulir padi dipotong satu-satu, menjadikan proses ini memakan tidak sedikit pekerjaan serta waktu, akan tetapi keuntungannya adalah, berbeda yang dengannya penggunaan sebuah clurit ataupun arit, tak seluruh batang ikut terpotong. Yang dengannya demikian, bulir yng belum masak tak ikut terpotong.
9. Sabit/ Arit serta fungsinyaSabit, arit,merupakan alat pertanian berupa pisau melengkung menyerupai bulan sabit. Walaupun bentuknya percis, secara bahasa arit serta sabit cenderung merujuk pada alat pertanian. Fungsi sabit merupakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk membabat/memotong rumput serta pula bagi atau bisa juga dikatakan untuk memotong batang tanaman padi disaat panen.
10. Alat gepyok Alat gepyok merupakan alat pertanian tradisional yng terbuat dari bambu serta ataupun kayu. Fungsi alat gepyok merupakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk merontokkan padi

Sumber rujukan dan gambar : http://tipspetani.blogspot.com/2016/05/alat-pertanian-tradisional-yang-masih.html.

Seputar Alat Pertanian Tradisional Yang Masih Digunakan Hingga Sekarang

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Alat Pertanian Tradisional Yang Masih Digunakan Hingga Sekarang