Cara Mencegah Kerontokan Bunga Pada Tanaman Buah

- Oktober 01, 2017

Cara Mencegah Kerontokan Bunga Pada Tanaman Buah

 
PENCEGAHAN KERONTOKAN BUNGA PADA TANAMAN BUAH
Periode berbunga serta berbuah suatu tanaman merupakan tatkala yng paling dinantikan oleh penanam lantaran harapan terbesar penanam merupakan memanen buah dari tanaman yng telah dirawat yang dengannya baik serta dalam kurun waktu yng cukup panjang. Akan tetapi, harapan ini terkadang tak menjadi fakta lantaran bunga rontok serta berguguran sebelum berkembang sempurna, berganti menjadi bakal buah. Kalaupun berganti, bakal buah yng terbentuk cuma berjumlah Amat tidak banyak,
Secara umum, kerontokan bakal buah pasca persarian bunga, penyebabnya yaitu lantaran beberapa faktor :
Kerontokan lantaran faktor fisiologis kimiawi :
Kandungan nutrisi, khususnya hara fosfat (P) serta kalium (potassium = K) yng dibatasi dalam tanah ataupun media tanam tabulampot menjadi faktor penyebab utama kerontokan bunga serta bakal buah ataupun buah yng tengah mengalami proses pembesaran. Andai kandungan kalium dalam tanah Amat dibatasi, maka kerontokan buah akan menjadi lebih tidak sedikit. Kerontokan buah ini akan makin parah andai pasokan air dari dalam tanah ke tanaman pula dibatasi.
Andai kerontokan buah penyebabnya yaitu oleh faktor malnutrisi kalium, maka pemberian pupuk kalium, baik dalam bentuk tunggal (Kalium Chloride, KCl) ataupun dalam bentuk majemuk (Kalium nitrate, KNO3) bisa menjadi solusi bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengatasi kerontokan buah. Pemberian pupuk yng memiliki kandungan kalium Perlu di lakukan seawal barangkali, sebelum pembungaan berlangsung serta pasca persarian selesai menjadikan pemanfaatan unsur hara oleh tanaman bisa berlangsung secara optimal.
Pada beberapa kasus, pemberian pupuk fosfat yng dikombinasikan yang dengannya kalium (pupuk MKP, mono kalium phosphate, KH2PO4 misalnya) Amat membantu tanaman bagi atau bisa juga dikatakan untuk berbunga serta berbuah yang dengannya normal lantaran pasokan kalium diberikan dalam jumlah lebih tidak banyak, akan tetapi diberikan bersamaan yang dengannya pemberian fosfat yng Amat dibituhkan tanaman tatkala memasuki periode vegetatif bagi atau bisa juga dikatakan untuk berbunga serta berbuah.
Pasokan air menjadi satu dari sekian banyaknya komponen utama dalam proses fotosintesis pula akan Amat membantu mencegah timbulnya masalah kerontokan bakal buah. Pasokan air yng cukup jangan diartikan bahwasanya tanaman Perlu memperoleh air dalam jumlah berlebihan, akan tetapi Perlu dimaknai bahwasanya kondisi tanah di sekitar media tanam haruslah selalu berada dalam keadaan lembab (bukan becek, apalagi tergenang), bagi atau bisa juga dikatakan untuk memastikan bahwasanya pasokan air selalu tersedia tatkala dibutuhkan oleh tanaman bagi atau bisa juga dikatakan untuk proses persarian, pembesaran serta pemasakan buah. Ketersediaan kalium serta fosfat yng baik akan lebih bermakna bagi tanaman andai ketersediaan air pula mencukupi, menjadikan proses pembentukan serta pengisian buah akan berlangsung yang dengannya baik juga.
Kerontokan lantaran faktor biologis :
Pasca persarian bunga, seharusnya diikuti oleh pembentukan bakal buah yng akan berkembang menjadi buah sempurna, akan tetapi Suka berlangsung bakal buah rontok lantaran terserang beberapa jenis hama ataupun penyakit buah. Hama-hama ini biasanya menyerang, dimulai pada tatkala pembentukan kelopak bunga sampai-sampai pembentukan bakal buah pasca persarian bunga. Beberapa hama berwujud ulat yng memakan bakal buah yng baru terbentuk, hama penggerek berupa serangga yng menghisap cairan sel bakal buah yng baru terbentuk, dan beragam jenis kutu penghisap cairan sel yng mengeluarkan sejenis madu yng disukai oleh semut. Simbiosis antara kutu yang dengannya semut ini memicu gejala lapisan hitam (embun jelaga) di sekujur bakal buah serta daun di sekelilingnya. Selain merusak buah muda, tampilan tanaman secara keseluruhan pula menjadi tidak bagus lantaran lapisan jelaga hitam terlihat mengotori tanaman. Selain itu, jelaga hitam pula memperhalang daun tanaman bagi atau bisa juga dikatakan untuk berfotosintesis yang dengannya normal, serta mengurangi jumlah fotosintat yng terbentuk bagi atau bisa juga dikatakan untuk disimpan menjadi cadangan bahan kering (biomassa) di dalam tubuh tanaman.
Kerontokan lantaran faktor fisik :
Di musim penghujan yang dengannya curah hujan yng tinggi, yng mengguyur terus-menerus yang dengannya intensitas jangka waktu panjang, menjadi penyebab utama rontoknya bunga ataupun bakal buah pasca persarian. Dalam kondisi basah, benangsari (alat kelamin jantan pada bunga) lengket satu percis lain lantaran terikat oleh air, benangsari tak mampu bertemu serta membuahi kepala putik (alat kelamin betina pada bunga). Sebaliknya di musim kemarau, suhu panas yng ekstrim disertai yang dengannya pengaruh kelembaban yng rendah di siang hari, pula menjadi faktor fisik penyebab kegagalan persarian, lantaran pada suhu ekstrim, viabilitas ataupun daya hidup serta vigor benangsari menjadi Amat rendah (singkat) menjadikan susah bagi benangsari bagi atau bisa juga dikatakan untuk tetap viabel serta membuahi kepala putik. Akibat kedua penyebab utama ini, bunga akhirnya layu serta gagal membentuk bakal buah lantaran proses persarian bunga tak berlangsung secara normal.
Selain faktor-faktor yang telah di sebutkan di atas, pada tanaman-tanaman tertentu, terdapat selisih waktu yng cukup nyata antara pemasakan benang sari (alat kelamin jantan) serta kepala putik (alat kelamin betina), pengertiannya, benang sari masak lebih awal ataupun malah masak lebih lambat dari masaknya kepala putik. Perbedaan waktu pemasakan ini dia yng menjadi penyebab kegagalan persarian pada tanaman lantaran benang sari tak bisa membuahi kepala putik. Akibatnya, bunga langsung layu beberapa waktu seusai bunga mekar.
Pemberian beberapa senyawa kimia, bisa merangsang terjadinya pemasakan benangsari yng serempak yang dengannya pemasakan kepala putik ataupun sebaliknya, yng bertujuan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menaikan persentase kesuksesan persarian/pembuahan serta pada akhirnya akan menaikan juga persentase bunga menjadi bakal buah.
Pada beberapa tanaman, kegagalan persarian bunga serta tentu saja tak akan diikuti oleh pembentukan bakal buah pula mampu berlangsung lantaran ketidak hadiran serangga penyerbuk (entomogami), menjadikan relatif susah bagi benang sari bunga bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyerbuki kepala putik. Peranan angin menjadi satu dari sekian banyaknya penyebab terjadinya persarian bunga (anemogami) pula minimal, menjadikan butuh di lakukan penyerbukan buatan yang dengannya bantuan tenaga kita-kita, semisal pada tanaman panili, beberapa varietas salak, dan varitas buah naga. Benangsari dari bunga yng mekar diambil mempergunakan kuas serta benangsari yng terkumpul lantas dikuaskan ke kepala putik tatkala kepala putik siap bagi atau bisa juga dikatakan untuk dibuahi, sementara pada salak diambil bunga jantan yng matang serta dilekatkan sembari dioles-oleskan ke bunga betina supaya berlangsung persarian ataupun perkawinan.
Yang dengannya proses artifisial ini diharapkan berlangsung persarian bunga serta dari persarian yang telah di sebutkan tentu saja diharapkan muncul bakal buah yng akan berkembang menjadi buah sempurna. Tanpa persarian buatan, bunga akan mekar lantas lantas layu serta rontok begitu saja.

Sumber rujukan dan gambar : http://tipspetani.blogspot.com/2016/07/pencegahan-kerontokan-bunga-pada.html.

Seputar Cara Mencegah Kerontokan Bunga Pada Tanaman Buah

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Cara Mencegah Kerontokan Bunga Pada Tanaman Buah