Bioboost Pada Peternakan Ayam

- Oktober 09, 2017

Bioboost Pada Peternakan Ayam

 

APAKAH PUPUK BIOBOOS BISA DI KASIH KE AYAM.???Andaikan di beri ke ayam Amat tidak jelek alias bagus apalagi di campur percis chloropil.Percobaan Ayam pedaging 1000 ekor, baru di panen 650 ekor dg berat 1.743 kg ataupun rata2, 2,68kg / ekor, tak ada afkir (ditolak), tatkala ini panen paling baik yng dulunya terjelek, sdgkan yng dulunya paling baik 2,46 kg / ekor App BioBoost serta K-Liquid Chlorophyll pada ayam pedaging memberikan kenaikan bobot ayam. pertanyaan1.Bagi atau bisa juga dikatakan untuk ngilangin bau kotoranya ada ngak obat ya?Jawabnya: . Krn bau pada kotoran ayam akibat dari 30 % tdk diserap oleh pencernaan, dg Bioboost sbg probiotik membantu keseimbangan mikroorgabisme ususn shg penyerapan nutrisi lbh sempurna, shg bs selamatkan nutrisi yng hilang 20-25 % shg tinggal ampas saja, akibatnya bau kotoran berkurang itu memicu FCR Gratis2.umur berapa itu?Jawaban: ayam umur 44 hari berat 2,68 kg, diundur dipanen krn pasar lgi banjir ayam, Umur 34 hari sdh dpt berat 2,04 kg, lbh cepat 4 hari dr sblmnya umur 38 hr baru dpt 2,05 kg, sblmnya panen terjelek skrg jd panen paling baik, umur 34 hari FCR = 1,48 Makin kecil FCR, maka menghemat pakan ayam.Sukses ataupun Tidakkah Pemeliharaan Broiler Kamu.....???
Disadari ataupun tak, sebuah peternakan ayam pula adalah sebuah perusahaan. Terlepas dari besar kecilnya populasi ayam yng dipelihara, peternakan pun Perlu mempunyai manajemen yng baik layaknya perusahaan.Kata manajemen Suka didengar tatkala berbicara mengenai peternakan misalnya manajemen pemeliharaan, manajemen pengobatan serta pula manajemen pakan. Pemakaian kata yang telah di sebutkan dikarenakan manajemen adalah kata yng tepat bagi atau bisa juga dikatakan untuk menggambarkan system pengelolaan peternakan. Yang dengannya manajemen yng baik, peternakan pula akan berjalan yang dengannya baik.Lingkup kecil semisal sangkar broiler di atas pun butuh manajemen yng baikagar keuntungan maksimal.Optimal menjalankan fungsi-fungsi yng salah satunya dalam manajemen merupakan hal yng Perlu di lakukan. Satu dari sekian banyaknya fungsi dalam manajemen adalah fungsi evaluasi.Evaluasi didefinisikan menjadi proses pengawasan serta pengendalian performa perusahaan bagi atau bisa juga dikatakan untuk memastikan bahwasanya jalannya perusahaan sudah sesuai yang dengannya rencana yng sudah ditetapkan. Bagi peternak, evaluasi Amat membantu dalam menjumpai masalah yng ada yng selanjutnya memperbaiki hal yang telah di sebutkan supaya peternakan mampu berjalan lebih optimal dibanding sebelumnya.Indeks Performan (IP) menjadi Parameter UtamaInfo Medion di artikel ini akan mengangkat peternakan broiler menjadi fokus. Hal ini dikarenakan peternakan broiler mempunyai waktu pemeliharaan singkat, cepatnya perputaran uang serta tidak sedikit dimiliki oleh peternak baik yang dengannya system kemitraan ataupun berdikari.Evaluasi pada peternakan pula butuh sejumlah perangkat pengukuran yng dinamakan parameter. Menjadi bahan perbandingan, parameter yang telah di sebutkan dibandingkan yang dengannya standar dari breeder.Khusus peternakan broiler ada satu parameter utama yng Suka dipergunakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengukur kesuksesan peternakan yakni indeks performan (IP). Nilai IP dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk menentukan nilai insentif/ bonus bagi peternak (bagi kemitraan) ataupun pekerja sangkar. Berikut rumus indeks performan (IP) yang telah di sebutkan.
IP = (100 - D) x BB x 100 FCR x (A/U)Keterangan :IP : Indeks performanD : persentase deplesi (%)BB : bobot badan rata-rata tatkala panen (kg)FCR : feed conversion ratioA/U : umur rata-rata panen (hari)Standar IP yng baik adalah di atas 300. Oleh lantaran itu, makin tinggi nilai IP maka makin sukses suatu peternakan broiler yang telah di sebutkan. Menilik rumus IP di atas, bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghitung IP dibutuhkan empat parameter lain yakni:1. Bobot badan (BB) rata-rataRumus ini dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengukur berat badan baik tatkala kontrol berat badan ataupun tatkala panen. Berikut rumus yang telah di sebutkan :BB = Bobot timbang (kg) Jumlah ayam (ekor)Bandingkan hasil perhitungan di atas yang dengannya data dari breeder. Idealnya, bobot badan rata-rata sangkar lebih besar ataupun percis yang dengannya standar. Andai bobot badan rata-rata lebih kecil dari standar lakukan beberapa perbaikan misalnya dalam tata laksana pemberian pakan serta pengaturan kepadatan sangkar.Penimbangan berat badan bisa di lakukan secara rutin tiap minggu serta tatkala panen. Penimbangan rutin tiap minggu dinamakan juga kontrol berat badan. Teknik kontrol badan yang telah di sebutkan adalah mengambil sampel 50–100 ekor tiap sangkar secara merata di setiap bagian sangkar. Kontrol berat badan adalah metode penimbangan individu yng berguna seekor ayam ditimbang bagi atau bisa juga dikatakan untuk berat badannya. Sebaiknya genakan timbangan yng mempunyai sensitivitas lebih tinggi supaya berat badan ayam perindividu bisa lebih telaah diamati. Kegiatan ini di lakukan pada waktu yng percis tiap minggunya misalnya Senin pagi disaat kondisi tembolok kosong.Penimbangan tatkala panen mempergunakan metode penimbangan massal lantaran jumlah populasi yng Perlu ditimbang tidak sedikit. Faktor efisiensi waktu serta tingkat stres ayam menjadi hal yng penting. Secara teknis, penimbangan ayam mampu berbeda misalnya ayam ditimbang sekalian keranjangnya ataupun ada pula yng mengikat ayamnya dahulu baru digantung. Ada dua model
Semisal PerhitunganSebuah peternakan ayam broiler komersial yang dengannya hasil recording menjadi berikut:Populasi awal : 5.000 ekorPopulasi akhir : 4.850 ekorUmur panen : 28 hariBerat panen total : 6.776,4 kgJumlah pakan total : 9.400 kgBerat DOC : 40 g/ ekorAyam mati : 65 ekorAyam afkir : 85 ekorWaktu panen21 hari --> 520 ekor = 0,82 kg28 hari --> 3.850 ekor = 1,4 kg35 hari --> 480 ekor = 2 kgmaka perhitungannya adalah,D = (65 + 85) ekor x 100% 5000 ekorD = 3 %(persentase deplesi maksimal = +5%)Rata-rata BB ayam tatkala panen= (480 x 2) + (520 x 0,82) + (3.850 x 1,4) kg 3.850 + 480 + 520 ekor= 960 + 426,4 + 5.390 kg 4.850 ekor= 6.776,4 kg 4.850 ekor= 1,4 kg/ ekor ayamFCR = 9.400 kg 6776,4 kg – (0.04 kg x 5000) = 1,43A/U = (21x520)+(28x3850)+(35x480) (4850) ekor = 27,94 hari(waktu panen ayam di perhitungan ini adalah 28 hari)IP = (100% - 3%) x 1,4 kg x 100 1,43 x 27,94 hari = 339,89 (standar IP: ≥ 300)Didasari perhitungan yng sudah di lakukan, bisa dikatakan bahwasanya peternakan yang telah di sebutkan sudah berjalan yang dengannya optimal. Kesimpulan yang telah di sebutkan diangkat didasari beberapa hal di bawah ini:% deplesi ayam di peternakan (3%) lebih rendah dibanding target maksimal deplesi yakni +5%. Hal ini penyebabnya yaitu baiknya tata laksana pemeliharaan, pengobatan, vaksinasi serta pula pakan yng berujung pada rendahnya persentase deplesi.Nilai A/U (27,94 hari) yng berselisih 0,06 hari yang dengannya umur panen ter-banyak di umur 28 hari dikarenakan penjualan ayam sesuai BB didasari permintaan pasar yakni pada BB 0,82 kg (520 ekor), 1,4 kg (3.850 ekor) serta 2 kg (480 ekor). Peternak memutuskan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menyisakan sebagian ayam bagi atau bisa juga dikatakan untuk dipanen yang dengannya BB 2 kg. Semisal diketahui, masing-masing BB ayam mempunyai pangsa pasar tersendiri. Misalnya, ayam BB 0,8-0,9 kg disukai rumah makan serta pasar tradisional sedangkan BB di atas 1,5 kg disukai industri mie instan serta kaldu ayam (www.ppti.usm.my).Rata-rata BB ayam tatkala tiga kali panen adalah 1,4 kg. BB panen umur 21 hari (0,82 kg), 28 hari (1,4 kg) serta 35 hari (2 kg) sedangkan standar BB breeder bagi atau bisa juga dikatakan untuk 21 hari adalah 0,801–0,885 kg, 28 hari (1,316–1,478 kg) serta 35 hari (1,879–2,155 kg). Menilik perbandingan di atas, ayam telah memenuhi standar sejak umur panen 21 hari. Terpenuhinya standar ini sejak panen pertama (21 hari,red) memanglah patut diusahakan malah sejak masa brooding. Lakukan kontrol BB rutin supaya ayam yng BB tak sesuai standar bisa segera dijauhkan serta diberi perlakuan khusus yakni penambahan jumlah pakan 10% (maksimal +15 g) serta vitamin. Kamu mampu mengkombinasikan pemberian vitamin sesuai umur pemeliharaan misalnya Vita Chicks serta Strong n Fit bagi atau bisa juga dikatakan untuk umur 0-1 minggu, Broiler Vita bagi atau bisa juga dikatakan untuk umur 1-3 minggu dan Neobro bagi atau bisa juga dikatakan untuk di atas 3 minggu sampai-sampai panen.Pencapaian IP peternakan yang telah di sebutkan (339,89) telah Amat baik lantaran melebihi standar yakni ≥300. Tingginya IP yang telah di sebutkan menandakan suatu peternakan sudah menerapkan system manajemen yng cukup efisien serta efektif.Perhitungan Break Even Point (BEP)Nilai kualitas performan ayam ditunjukkan dari nilai IP sedangkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk nilai rupiah tercermin dari nilai BEP harga. BEP harga dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk menentukan tingkat harga jual supaya mencapai titik impas (tak untung tak rugi). Metode ini paling Suka dipakai oleh peternak. Semisal diketahui, bahwasanya harga ayam broiler mengikuti harga pasar menjadikan peternak susah mengatur harga sendiri. Yang dengannya metode BEP harga yang telah di sebutkan, disaat harga jual ayam telah melewati nilai BEP harga peternak mampu menjualnya. Metode penghitungan BEP adalah menjadi berikut.BEP = (FCRxBBxP)+DOC+BOP+BVK BBKeterangan :BB : berat badan rata-rata ayamP : harga pakan per kgDOC : harga DOCBOP : biaya operasionalBV : biaya pengobatan (vaksin, antibotik, vitamin, desinfektan dsb)Mudah-mudahan berguna.....

Sumber rujukan dan gambar : http://k-bioboost.blogspot.com/2016/07/bioboost-pada-peternakan-ayam.html.

Seputar Bioboost Pada Peternakan Ayam

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Bioboost Pada Peternakan Ayam