Kerontokan Bunga Dan Buah Serta Cara Pengendalian Nya
Kerontokan Bunga Dan Buah Serta Cara Pengendalian Nya | Referensi terbaru di 2017 via web PERTANIAN. Rekomendasi konten lengkap terbaik. - PERTANIAN. Artikel ini di beri judul Kerontokan Bunga Dan Buah Serta Cara Pengendalian Nya. Konten ini untuk anda pembaca setia https://petani33.blogspot.com/. Bagikan juga postingan Kerontokan Bunga Dan Buah Serta Cara Pengendalian Nya terbaru ini ke media kalian. Supaya blog seputar PERTANIAN dan website terkait serta kamu mendapat manfaat dari info ulasan PERTANIAN di 2017 ini. Langsung saja baca dan simak mengenai Kerontokan Bunga Dan Buah Serta Cara Pengendalian Nya di bawah ini dari situs web PERTANIAN.Kerontokan Bunga dan Buah serta Usaha Pengendaliannya
Kerontokan organ ataupun bagian-bagian bunga tanaman buah-buahan ini berlangsung pada bagian yng disebut lapisan ataupun jaringan rontok ataupun lapisan absciccion.
Lapisan rontok ini adalah selapis ataupun beberapa lapis sel tipis yng terbentuk pada tatkala organ-organ bunga yang telah di sebutkan tumbuh
Bila saatnya tiba, sel-sel lapisan rontok dindingnya akan mengering, menipis dan saling lepas menjadikan oleh angin kecil ataupun oleh bobotnya sendiri, bunga ataupun bagian-bagian bunga ataupun pentil-pentil bunga akan gugur.
Yang dengannya demikian, kerontokan ataupun gugurnya bunga dan buah berlangsung antara sel-sel lapisan rontok pada tangkai bunga dan buah berlangsung di antara sel-sel lapisan rontok pada tangkai bunga dan buah yng melekat ke cabang, ranting ataupun malai.
Biasanya kerontokan daun cuma didapati pada tanaman buah-buahan berkeping dua (dikotil).
Daun-daun tanaman pisang dan herba lain-lainnya tak mempunyai lapisan rontok.
Oleh lantaran itu, daun-daunnya tak pernah gugur.
Daun-daun tanaman yang telah di sebutkan walaupun sudah kering ataupun mati tetap melekat pada pohonnya.
Baru seusai busuk daun-daun ini terlepas yang dengannya sendirinya dari pohonnya.
Selain kerontokan bunga, buah dan daun, ranting dan cabang bisa patah ataupun pepohonan bisa juga roboh oleh angin.
Daya lentur ranting dan cabang serta daya tahan ataupun daya cengkeram akar kadang tak kuat mendapatkan terpaan angin keras pada kecepatan tertentu.
Terpaan angin keras ini sudah dihitung pendapat dari kecepatan tiap kilometernya dan ditetapkan menjadi skala Beaufort.
Skala ini membagi kecepatan angin menjadi 13, yakni dari skala 0 hingga 12, diantaranya menjadi berikut :
- Skala 0 disebut angin tenang yang dengannya kecepatan tidak lebih dari 1,6 km/jam
- Skala 11 disebut angin topan yang dengannya kecepatan antara 102,4 – 120 km/jam
- Skala 12 disebut badai hurricane yang dengannya kecepatan lebih dari 120 km/jam
Kerontokan bunga dan buah didasari penyebabnya bisa dikelompokkan menjadi empat golongan, yakni
kerontokan bunga dan buah alami
kerontokan bunga dan buah non patogen
kerontokan bunga dan buah oleh hama
kerontokan bunga dan buah oleh penyakit.
Kerontokan bunga dan buah alami
Penyebab kerontokan :
Bunga tanaman buah-buahan bisa berbentuk bunga jantan, bunga betina ataupun bunga sempurna yng akan mekar bila sudah masak.
Bila sudah masak, bunga jantan akan mengeluarkan butir serbuk sari yng cukup tidak sedikit dari kepala sarinya.
Akan tetapi, butir serbuk sari yng tidak sedikit diluar dugaan mempunyai daya kemampuan yng tak percis pada setiap varietas ataupun individunya: Ada yng hampa, ada yng cacat, ada yng tak cocok dan ada yng bernas.
Gugurnya bunga, pentil dan buah oleh faktor-faktor yng berasal dari bunga itu sendiri, semisal serbuk sari hampa dan cacat serta tak compatible, serbuk sari rendah ataupun tak bisa atau mampu berkecambah, putik ataupun sel telur cacat ataupun bisnis pohon buah-buahan menyelaraskan kekuatan pertumbuhannya disebut gugur alami.
Gugur pada masa pembungaan, 1 – 3 hari seusai bunga mekar dan gugur pada masa pentil, 1 -2 minggu seusai mahkota bunga gugur tampaknya tidak sedikit pula berlangsung.
Akan tetapi keguguran alami ini merupakan suatu hal yng wajar lantaran memanglah fungsi organ-organ yang telah di sebutkan cuma hingga demikian saja.
Keguguran semisal itu Suka didapati pada pelbagai jenis ataupun varietas buah-buahan di daerah tropis dan subtropis.
Keguguran alami ini susah ditetapkan begitu saja, pengertiannya susah dibedakan yang dengannya keguguran oleh sebab-sebab lain yng berasal dari luar bunga semisal faktor iklim, kesuburan lahan, ataupun keguguran oleh hama dan penyakit.
Keguguran-keguguran ini baik itu keguguran alami, keguguran oleh hama dan penyakit ataupun non parasit lain-lainnya senantiasa bisa berlangsung bersamaan ataupun saling mengikuti.
Usaha Pengendalian
Usaha pengendalian keguguran bunga ataupun buah alami di antaranya merupakan menjadi berikut:
Bila bunga jantan, bunga betina ataupun kedua oleh sifat pembawaannya masing-masing memanglah tak berfungsi (serbuk sari hampa dan kepala putik ataupun sel telur cacat) maka seusai 1–3 hari mekar, bunga-bunga ini akan berguguran.
Gugurnya bunga ini tak butuh dirisaukan bila bibit yng dipakai merupakan bibit unggul yng sudah direkomendasi.
Sifat bunga semisal ini masih bisa diperbaiki oleh para pemulia tanaman melalui seleksi ataupun perbaikan sifat tanaman secara hibridisasi.
Bila keguguran ini melebihi batas kewajaran, maka butuh dicari penyebab lain :
Apakah oleh faktor non patogen, hama ataupun penyakit.Pengenalan terhadap gejala kerusakan ini diharapkan supaya bisa di lakukan tindakan pencegahan yng tepat.
Biasanya pohon buah-buahan memanglah memerlukan penyerbukan silang.
Oleh lantaran itu akan lebih aman bila menanam beberapa varietas ataupun kultivar.
Di luar negeri sudah dipakai bantuan lebah madu guna memberi jaminan penyerbukan pohon buah-buahan.
Budidaya buah dan budidaya lebah madu adalah kombinasi bisnis tani yng serasi.
Keduanya akan saling menaikan pertambahan hasil.
Kerontokan Bunga dan Buah Nonpatogen Penyebab
Kerontokan
Berbeda yang dengannya kerontokan bunga dan buah alami, kerontokan bunga dan buah non patogen berlangsung oleh pengaruh ataupun akibat dari luar tanaman.
Faktor luar tanaman yng berpengaruh langsung ataupun tidak langsung terhadap kerontokan bunga dan buah di antaranya merupakan iklim dan kesuburan lahan pertanaman.
Iklim
Unsur iklim yng berpengaruh tidak baik terhadap bunga dan buah di antaranya merupakan hujan, suhu dan angin
Hujan
Beberapa jenis bunga dan pentil buah tanaman buah-buahan peka bila di kenai air hujan.
Organ-organ bunganya pula pentil buahnya Amat lunak dan bila di kenai air hujan akan rusak membusuk.
Bunga dan pentil buah semisal ini didapati antara lain pada tanaman mangsa, jambu mete, semangka dan melon.
Hujan lebat pula bisa memicu bunga dan pentil buah berguguran.
Air hujan yng membasahi butir-butir tepung sari, akan memicu butir tepung sari membesar, membengkak lantas berkecambah ataupun saling menggumpal berlekatan.
Butir-butir tepung sari yng terkenan air hujan menjadi tak berfungsi ataupun tak bisa menyerbuk dan membuahi putik dan bakal buah.
Bunga-bunga yng tak diserbuk akan berguguran seusai 1-2 hari.
Embun, kabut dan kelembaban yng tinggi pula berpengaruh semisal air hujan.
Pada tatkala hari hujan ataupun berkabut lebah dan serangga penyerbuk lain-lainnya lebih tidak sedikit berdiam diri.
Yang dengannya demikian proses penyerbukan dan pembuahan akan terganggu secara tak langsung.
Bunga-bunga yng tak diserbuk ataupun penyerbukan tak sempurna ini akhirnya berguguran.
Bila hujan berkepanjangan sedangkan areal lahan tidak bagus maka air yng berlebihan yang telah di sebutkan akan memicu lahan kekurangan udara menjadikan akar-akar rambut mati dan membusuk.
Akibatnya proses fisiologi pohon menjadi terganggu menjadikan pentil buah yng tengah mengalami pertumbuhan dan perkembangan berguguran.
Suhu
Suhu udara antara 15-30°C adalah suhu optimal bagi penyerbukan dan perkecambahan serbuk sari.
Tentunya unsur cahaya dan kelembaban optimal pula berperan dalam proses ini.
Di atas ataupun di bawah suhu optimal serbuk sari susah berkecambah.
Secara tak langsung bunga dan buah akhirnya akan berguguran.
Suhu antara 40-50°C akan merusak jaringan organ bunga dan pentil buah sampai-sampai berguguran.
Bila suhu tinggi berkepanjangan ataupun musim kering berkelanjutan sedangkan air tanah telah cukup dalam, maka pohon buah-buahan yng tengah berbuah akan mengalami gangguan fisiologi berupa kekurangan air dan asimilat.
Akibatnya buah-buahan yng tengah mengalami pertumbuhan akan layu, mengerut lantas berguguran.
Sedangkan suhu yng lebih rendah dari titik beku hujan salju di daerah subtropis dan dingin serta embun dingin di daerah tropis akan merusak bunga dan buah-buahan lain-lainnya.
Angin
Angin senantiasa berhembus lemah memberikan manfaat bagi pertumbuhan dan pembuahan tanaman buah-buahan khususnya bagi pertukaran udara dan penyerbukan butir tepung sari.
Akan tetapi, angin percis semisal unsur iklim lain-lainnya senantiasa berubah-ubah.
Angin keras bisa menerbangkan debu ataupun pasir menjadikan kepala putik menjadi berlapis debu ataupun pasir.
Yang dengannya angin keras bisa mematahkan ranting ataupun cabang pohon.
Kelenjar madu dan kepala putik menjadi kering dibuatnya.
Yang dengannya demikian angin keras secara tak langsung akan mengurangi daya tarik serangga penyerbuk lantaran kelenjar madu menjadi kering dan mengurangi kesuburan kepala putik menjadi media kecambah serbuk sari lantaran kering dan berlapis madu.
Angin keras pula membuat serangga penyerbuk malas beterbangan.
Kesuburan Lahan
Kesuburan lahan menentukan pertumbuhan dan pembuahan normal tanaman buah-buahan.
Bagi atau bisa juga dikatakan untuk tumbuh dan berbuah normal, tanaman buah-buahan memerlukan unsur-unsur penyusun tumbuh (C,H,O,N,S,P dan Mg), unsur katalisator (Fe, Cu, Zn, Mn dan Co), unsur-unsur perangsang (Na dan Cl), dan unsur-unsur fisiologis penting lain-lainnya (K, Ca, Bo, Mo, Si, He dan Al) dalam jumlah tertentu pada setiap tingkat pertumbuhannya. Yang dengannya demikian, kebutuhan hara pohon buah-buahan Perlu lengkap secara kualitatif dan kuantitatif.
Oleh lantaran itu, guna memberi jaminan pembuahan normal secara teratur masalah pemupukan tanaman buah-buahan tak boleh terabaikan lebih-lebih pada tatkala menjelang pembungaan dan pembuahan.
Upaya Pengendalian
Usaha pencegahan kerontokan bunga dan buah non patogen yng penyebabnya yaitu oleh unsur-unsur iklim biasanya di lakukan secara tak langsung, diantaranya semisal di bawah ini :
Unsur iklim adalah faktor alami yng susah diperhitungkan dan dihindari.
Oleh lantaran itu ramalan cuaca butuh dijadikan dasar bagi atau bisa juga dikatakan untuk menetapkan masa tanam dan tindakan-tindakan agronomi lain-lainnya semisal pola pengerjaan tanah, pemupukan, pemberantasan hama penyakit, pengairan dan sebagainya.
Selain itu kita pula butuh mengetahui sifat dan kebutuhan setiap jenis tanaman yng berbeda.
Penggunaan hormon tumbuh pula bisa mengatasi kerontokan bunga dan buah.
Pemupukan adalah tindakan agronomi yng Perlu di lakukan pada setiap bisnis tani buah.
Kerontokan Bunga dan Buah oleh Hama
Hama yng menyerang, merusak dan memakan organ-organ tanaman buah-buahan dan tanaman lain disebut fitofagus (Phytophagous).
Bila suatu jenis hama, misalnya serangga menyerang dan memakan bunga suatu jenis tanaman buah-buahan maka bagian-bagian bunga ataupun keutuhan bunga menjadi rusak dan akhirnya gugur.
Serangan itu bisa juga di lakukan oleh larvanya, yakni ulat yng menetas dari telur serangga,
Kerontokan bunga oleh hama
Jenis hamaKerontokan bunga oleh hama umumnya berlangsung oleh serangan jenis-jenis hama dari bangsa ataupun ordo kepik dan kutu (Hemiptera), kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera), Kumbang (Coleoptera) serta lalat dan nyamuk (Diptera)
Usaha pengendalian
Pengendalian kerontokan bunga oleh hama bisa di lakukan diantaranya yang dengannya mempergunakan serta memanfaatkan musuh alami, penggunaan insektisida.
Kerontokan buah oleh hama
Jenis hama
Kerontokan buah oleh hama umumnya penyebabnya yaitu oleh beragam jenis hama
Dari bangsa ataupun ordo tungau (Acarina),
Kepik dan kutu (Hemiptera),
Kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera),
Kumbang (Coleoptera),
Kalong (Chiroptera),
Hewan pengerat (Rodentia),
Hewan buas (Carnivora)
Burung nuri (Psittaciformes).
Usaha Pengendalian
Penggunaan akarisida bagi atau bisa juga dikatakan untuk tungau, insektisida dan musuh alami bagi atau bisa juga dikatakan untuk kepik dan kutu, insektisida bagi atau bisa juga dikatakan untuk serangan ngengat dan kumbang, pemasangan umpan beracun, diburu ataupun ditembak dan dijerat bagi atau bisa juga dikatakan untuk serangan kalong, bajin, musang dan burung
Kerontokan Bunga dan Buah oleh Penyakit
Kerontokan bunga dan buah oleh penyakit ini dibatasi ditimbulkan oleh jenis :
Cendawan kantong (Ascomycetes),
Cendawan tak sempurna (Deuteromycetes),
Fungi imperfecti dan virus.
Kerontokan bunga penyakit
Serangan cendawan pada bunga biasanya di lakukan oleh jenis dari anggota keluarga Erysiphaceae.
Jenis cendawan ini adalah parasit obligat penyebab penyakit tepung (powdery mildew).
Cendawan ini tak cuma menyerang bunga, akan tetapi pula menyerang pentil, daun dan ranting tanaman buah-buahan baik di daerah tropismaupun di daerah subtropis dan dingin.
Gejala penyakitnya beragam pendapat dari jenis virus dan jenis tanamannya.
Kerontokan bunga oleh cendawan
Satu-satunya serangan cendawan pada bunga dan memicu kerontokan ditimbulkan oleh jenis cendawan dari keluarga Erysiphaceae penyebab penyakit tepung.
Infeksi ke dalam jaringan bunga dan lain-lainnya cuma berlangsung di sekeliling lapisan ataupun jaringan epidermis dan penyebaran konidia Amat gampang dibantu oleh hembusan angin.
Kerontokan bunga oleh virus
Biasanya berlangsung oleh serangan virus ke seluruh organ tanaman. Jadi, tak khusus menyerang dan merontokkan bunga.
Bentuk dan gejala serangannya berbeda-beda pendapat dari jenis tanamannya. Akan tetapi, gejala umum yng tampak merupakan kekuatan tanaman berkurang, daun menjadi berbercak kuning dan cepat menua, ranting-ranting mati, bentuk dan jumlah bunga yng keluar tak normal, akar rambut dan akar cabang mati, lantas daun menjadi layu akhirnya tanaman akan mati.
Ada dua jenis penyakit oleh virus yng memicu kerontokan bunga yakni penyakit likubin dan penyakit leaf curl.
Penyakit likubin menunjukan gejala klorosis, tulang-tulang daun tampak menguning, demikian pula jaringan mesofil dan sekitarnya.
Sesudah daun-daun berguguran, daun-daun yng terbentuk kemudaan tampak menjadi lebih kecil dan lebih pucat.
Tanaman berbunga lebih cepat dan lebih lebat akan tetapi bunga yng muncul kecil-kecil dan berbentik tak semisal umumnya. Bunga-bunga ini gugur lebih cepat dan tak mampu menjadi buah.
Tunas-tunas pucuk tampak mati, kerontokan daun bisa berlangsung cuma pada sebelah tajuk sedangkan sebelah lain-lainnya tampak berdaun normal.
Sedangkan gejala yng ditunjukkan oleh penyakit leaf curl dimana gejala awal tampak pada daun di beberapa cabang.
Tulang daunnya menjadi menonjol terang lantas menjadi kuning lantas rontok.
Tunas-tunas baru tumbuh lebat pada cabang ini.
Akan tetapi daun yng tumbuh kecil-kecil dan melengkung semisal terserang kutu.
Cabang-cabang ikut ditulari lantas mati.
Bunga yng tumbuh Amat lebat akan tetapi cuma beberapa saja yng bisa menjadi buah dan buahnya pun kecil-kecil.Kerontokan buah oleh penyakit
Kerontokan buah yng berlangsung pada tanaman jeruk penyebabnya yaitu oleh penyakit virus yng disebut penyakit grening (greening disease).
Penyakit ini tergolong penyakit rawan di antara penyakit –penyakit virus lain-lainnya.
Gejala mencolok dari penyakit ini tampak pada daun dan buah.
Daun menjadi klorosis, berwarna kuning keruh ataupun kuning yang dengannya bintik-bintik dan tulang daun hijau mirip yang dengannya gejala defisiensi seng.
Lantas tulang daun utama pada daun-daun tua menjadi kuning tak normal.
Akhirnya seluruh daun dan tulang daun menjadi kuning.
Daun-daun ini bisa pula berbercak-bercak ataupun bintil-bintil.
Bunga Suka muncul di luar musim dan Amat lebat akan tetapi buah-buah yng terbentuk lantas berguguran.
Bila buah menjadi masak warna-nya pun tak menarik.
Kulit buah yng di kenai sinar matahari menjadi kuning tengah yng terlindung menjadi hijau pudar kepucatan.
Ranting-ranting pun lantas mati.
Usaha Pengendalian
Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit tepung yng ditimbulkan oleh jenis-jenis cendawan berkantong (Ascomycetes) dan cendawan tak sempurna (fungi imperfecti) pada pelbagai pohon buah-buahan pada prinsipnya percis, diantaranya merupakan :
Sanitasi kebun; dimana ranting dan cabang yng mati bekas serangan penyakit tepung segera dipangkas dan dimusnahkan yang dengannya tatacara dibakar lantaran cabang dan ranting ini adalah inokulum bagi penyakit ini.
Pemberian belerang sudah melalui hasil penelitian bisa memberantas serangan penyakit ini.
Perlakuan tepung belerang hendaknya di lakukan pada pagi hari tatkala bunga dan daun masih basah oleh embun, lantaran embun membantu tepung bagi atau bisa juga dikatakan untuk melekat serta penggunaan fungisida yng dianjurkan semisal Benomyl, Mankozeb, Propineb dsb.
Penyakit virus pada pohon buah-buahan belum bisa disembuhkan ataupun diberantas yang dengannya pestisida.
Oleh lantaran itu tindakan-tindakan pencegahan butuh di lakukan diantaranya :
Bila diketahui secara terang suatu tanaman terserang virus sebaiknya segera di lakukan eradiksi yang dengannya jalan membongkar.
Penanaman kembali baru boleh di lakukan seusai 1-2 tahun pembongkaran.
Mempergunakan bibit yng bebas dari virus.
Penyakit likubin disebar oleh vektor kutu Toxoptera citricida.
Kutu ini Perlu senantiasa di berantas yang dengannya mempergunakan Bayrusil 250 EC, Hostathion 40 EC, dan Lannate 25 WP.
Bila memangkas ranting dan cabang ataupun tatkala mengokulasi gunakanlah alat-alat yng steril yang dengannya tatacara memanaskan gunting, pisau dsb di atas api selama 10 -15 menit.
Musnahkan tanaman-tanaman yng adalah pohon inang kutu Toxoptera citricida.
Mematuhi aturan karantina yang dengannya tak sembarang mengirim ataupun memasukkan bibit dari tanpa ada izin dari dinas terkait.
Mudah-mudahan Berguna..
MZF
Sumber rujukan serta gambar : http://k-bioboost.blogspot.com/2016/05/kerontokan-bunga-dan-buah-serta-usaha.html.
Kerontokan organ ataupun bagian-bagian bunga tanaman buah-buahan ini berlangsung pada bagian yng disebut lapisan ataupun jaringan rontok ataupun lapisan absciccion.
Lapisan rontok ini adalah selapis ataupun beberapa lapis sel tipis yng terbentuk pada tatkala organ-organ bunga yang telah di sebutkan tumbuh
Bila saatnya tiba, sel-sel lapisan rontok dindingnya akan mengering, menipis dan saling lepas menjadikan oleh angin kecil ataupun oleh bobotnya sendiri, bunga ataupun bagian-bagian bunga ataupun pentil-pentil bunga akan gugur.
Yang dengannya demikian, kerontokan ataupun gugurnya bunga dan buah berlangsung antara sel-sel lapisan rontok pada tangkai bunga dan buah berlangsung di antara sel-sel lapisan rontok pada tangkai bunga dan buah yng melekat ke cabang, ranting ataupun malai.
Biasanya kerontokan daun cuma didapati pada tanaman buah-buahan berkeping dua (dikotil).
Daun-daun tanaman pisang dan herba lain-lainnya tak mempunyai lapisan rontok.
Oleh lantaran itu, daun-daunnya tak pernah gugur.
Daun-daun tanaman yang telah di sebutkan walaupun sudah kering ataupun mati tetap melekat pada pohonnya.
Baru seusai busuk daun-daun ini terlepas yang dengannya sendirinya dari pohonnya.
Selain kerontokan bunga, buah dan daun, ranting dan cabang bisa patah ataupun pepohonan bisa juga roboh oleh angin.
Daya lentur ranting dan cabang serta daya tahan ataupun daya cengkeram akar kadang tak kuat mendapatkan terpaan angin keras pada kecepatan tertentu.
Terpaan angin keras ini sudah dihitung pendapat dari kecepatan tiap kilometernya dan ditetapkan menjadi skala Beaufort.
Skala ini membagi kecepatan angin menjadi 13, yakni dari skala 0 hingga 12, diantaranya menjadi berikut :
- Skala 0 disebut angin tenang yang dengannya kecepatan tidak lebih dari 1,6 km/jam
- Skala 11 disebut angin topan yang dengannya kecepatan antara 102,4 – 120 km/jam
- Skala 12 disebut badai hurricane yang dengannya kecepatan lebih dari 120 km/jam
Kerontokan bunga dan buah didasari penyebabnya bisa dikelompokkan menjadi empat golongan, yakni
kerontokan bunga dan buah alami
kerontokan bunga dan buah non patogen
kerontokan bunga dan buah oleh hama
kerontokan bunga dan buah oleh penyakit.
Kerontokan bunga dan buah alami
Penyebab kerontokan :
Bunga tanaman buah-buahan bisa berbentuk bunga jantan, bunga betina ataupun bunga sempurna yng akan mekar bila sudah masak.
Bila sudah masak, bunga jantan akan mengeluarkan butir serbuk sari yng cukup tidak sedikit dari kepala sarinya.
Akan tetapi, butir serbuk sari yng tidak sedikit diluar dugaan mempunyai daya kemampuan yng tak percis pada setiap varietas ataupun individunya: Ada yng hampa, ada yng cacat, ada yng tak cocok dan ada yng bernas.
Gugurnya bunga, pentil dan buah oleh faktor-faktor yng berasal dari bunga itu sendiri, semisal serbuk sari hampa dan cacat serta tak compatible, serbuk sari rendah ataupun tak bisa atau mampu berkecambah, putik ataupun sel telur cacat ataupun bisnis pohon buah-buahan menyelaraskan kekuatan pertumbuhannya disebut gugur alami.
Gugur pada masa pembungaan, 1 – 3 hari seusai bunga mekar dan gugur pada masa pentil, 1 -2 minggu seusai mahkota bunga gugur tampaknya tidak sedikit pula berlangsung.
Akan tetapi keguguran alami ini merupakan suatu hal yng wajar lantaran memanglah fungsi organ-organ yang telah di sebutkan cuma hingga demikian saja.
Keguguran semisal itu Suka didapati pada pelbagai jenis ataupun varietas buah-buahan di daerah tropis dan subtropis.
Keguguran alami ini susah ditetapkan begitu saja, pengertiannya susah dibedakan yang dengannya keguguran oleh sebab-sebab lain yng berasal dari luar bunga semisal faktor iklim, kesuburan lahan, ataupun keguguran oleh hama dan penyakit.
Keguguran-keguguran ini baik itu keguguran alami, keguguran oleh hama dan penyakit ataupun non parasit lain-lainnya senantiasa bisa berlangsung bersamaan ataupun saling mengikuti.
Usaha Pengendalian
Usaha pengendalian keguguran bunga ataupun buah alami di antaranya merupakan menjadi berikut:
Bila bunga jantan, bunga betina ataupun kedua oleh sifat pembawaannya masing-masing memanglah tak berfungsi (serbuk sari hampa dan kepala putik ataupun sel telur cacat) maka seusai 1–3 hari mekar, bunga-bunga ini akan berguguran.
Gugurnya bunga ini tak butuh dirisaukan bila bibit yng dipakai merupakan bibit unggul yng sudah direkomendasi.
Sifat bunga semisal ini masih bisa diperbaiki oleh para pemulia tanaman melalui seleksi ataupun perbaikan sifat tanaman secara hibridisasi.
Bila keguguran ini melebihi batas kewajaran, maka butuh dicari penyebab lain :
Apakah oleh faktor non patogen, hama ataupun penyakit.Pengenalan terhadap gejala kerusakan ini diharapkan supaya bisa di lakukan tindakan pencegahan yng tepat.
Biasanya pohon buah-buahan memanglah memerlukan penyerbukan silang.
Oleh lantaran itu akan lebih aman bila menanam beberapa varietas ataupun kultivar.
Di luar negeri sudah dipakai bantuan lebah madu guna memberi jaminan penyerbukan pohon buah-buahan.
Budidaya buah dan budidaya lebah madu adalah kombinasi bisnis tani yng serasi.
Keduanya akan saling menaikan pertambahan hasil.
Kerontokan Bunga dan Buah Nonpatogen Penyebab
Kerontokan
Berbeda yang dengannya kerontokan bunga dan buah alami, kerontokan bunga dan buah non patogen berlangsung oleh pengaruh ataupun akibat dari luar tanaman.
Faktor luar tanaman yng berpengaruh langsung ataupun tidak langsung terhadap kerontokan bunga dan buah di antaranya merupakan iklim dan kesuburan lahan pertanaman.
Iklim
Unsur iklim yng berpengaruh tidak baik terhadap bunga dan buah di antaranya merupakan hujan, suhu dan angin
Hujan
Beberapa jenis bunga dan pentil buah tanaman buah-buahan peka bila di kenai air hujan.
Organ-organ bunganya pula pentil buahnya Amat lunak dan bila di kenai air hujan akan rusak membusuk.
Bunga dan pentil buah semisal ini didapati antara lain pada tanaman mangsa, jambu mete, semangka dan melon.
Hujan lebat pula bisa memicu bunga dan pentil buah berguguran.
Air hujan yng membasahi butir-butir tepung sari, akan memicu butir tepung sari membesar, membengkak lantas berkecambah ataupun saling menggumpal berlekatan.
Butir-butir tepung sari yng terkenan air hujan menjadi tak berfungsi ataupun tak bisa menyerbuk dan membuahi putik dan bakal buah.
Bunga-bunga yng tak diserbuk akan berguguran seusai 1-2 hari.
Embun, kabut dan kelembaban yng tinggi pula berpengaruh semisal air hujan.
Pada tatkala hari hujan ataupun berkabut lebah dan serangga penyerbuk lain-lainnya lebih tidak sedikit berdiam diri.
Yang dengannya demikian proses penyerbukan dan pembuahan akan terganggu secara tak langsung.
Bunga-bunga yng tak diserbuk ataupun penyerbukan tak sempurna ini akhirnya berguguran.
Bila hujan berkepanjangan sedangkan areal lahan tidak bagus maka air yng berlebihan yang telah di sebutkan akan memicu lahan kekurangan udara menjadikan akar-akar rambut mati dan membusuk.
Akibatnya proses fisiologi pohon menjadi terganggu menjadikan pentil buah yng tengah mengalami pertumbuhan dan perkembangan berguguran.
Suhu
Suhu udara antara 15-30°C adalah suhu optimal bagi penyerbukan dan perkecambahan serbuk sari.
Tentunya unsur cahaya dan kelembaban optimal pula berperan dalam proses ini.
Di atas ataupun di bawah suhu optimal serbuk sari susah berkecambah.
Secara tak langsung bunga dan buah akhirnya akan berguguran.
Suhu antara 40-50°C akan merusak jaringan organ bunga dan pentil buah sampai-sampai berguguran.
Bila suhu tinggi berkepanjangan ataupun musim kering berkelanjutan sedangkan air tanah telah cukup dalam, maka pohon buah-buahan yng tengah berbuah akan mengalami gangguan fisiologi berupa kekurangan air dan asimilat.
Akibatnya buah-buahan yng tengah mengalami pertumbuhan akan layu, mengerut lantas berguguran.
Sedangkan suhu yng lebih rendah dari titik beku hujan salju di daerah subtropis dan dingin serta embun dingin di daerah tropis akan merusak bunga dan buah-buahan lain-lainnya.
Angin
Angin senantiasa berhembus lemah memberikan manfaat bagi pertumbuhan dan pembuahan tanaman buah-buahan khususnya bagi pertukaran udara dan penyerbukan butir tepung sari.
Akan tetapi, angin percis semisal unsur iklim lain-lainnya senantiasa berubah-ubah.
Angin keras bisa menerbangkan debu ataupun pasir menjadikan kepala putik menjadi berlapis debu ataupun pasir.
Yang dengannya angin keras bisa mematahkan ranting ataupun cabang pohon.
Kelenjar madu dan kepala putik menjadi kering dibuatnya.
Yang dengannya demikian angin keras secara tak langsung akan mengurangi daya tarik serangga penyerbuk lantaran kelenjar madu menjadi kering dan mengurangi kesuburan kepala putik menjadi media kecambah serbuk sari lantaran kering dan berlapis madu.
Angin keras pula membuat serangga penyerbuk malas beterbangan.
Kesuburan Lahan
Kesuburan lahan menentukan pertumbuhan dan pembuahan normal tanaman buah-buahan.
Bagi atau bisa juga dikatakan untuk tumbuh dan berbuah normal, tanaman buah-buahan memerlukan unsur-unsur penyusun tumbuh (C,H,O,N,S,P dan Mg), unsur katalisator (Fe, Cu, Zn, Mn dan Co), unsur-unsur perangsang (Na dan Cl), dan unsur-unsur fisiologis penting lain-lainnya (K, Ca, Bo, Mo, Si, He dan Al) dalam jumlah tertentu pada setiap tingkat pertumbuhannya. Yang dengannya demikian, kebutuhan hara pohon buah-buahan Perlu lengkap secara kualitatif dan kuantitatif.
Oleh lantaran itu, guna memberi jaminan pembuahan normal secara teratur masalah pemupukan tanaman buah-buahan tak boleh terabaikan lebih-lebih pada tatkala menjelang pembungaan dan pembuahan.
Upaya Pengendalian
Usaha pencegahan kerontokan bunga dan buah non patogen yng penyebabnya yaitu oleh unsur-unsur iklim biasanya di lakukan secara tak langsung, diantaranya semisal di bawah ini :
Unsur iklim adalah faktor alami yng susah diperhitungkan dan dihindari.
Oleh lantaran itu ramalan cuaca butuh dijadikan dasar bagi atau bisa juga dikatakan untuk menetapkan masa tanam dan tindakan-tindakan agronomi lain-lainnya semisal pola pengerjaan tanah, pemupukan, pemberantasan hama penyakit, pengairan dan sebagainya.
Selain itu kita pula butuh mengetahui sifat dan kebutuhan setiap jenis tanaman yng berbeda.
Penggunaan hormon tumbuh pula bisa mengatasi kerontokan bunga dan buah.
Pemupukan adalah tindakan agronomi yng Perlu di lakukan pada setiap bisnis tani buah.
Kerontokan Bunga dan Buah oleh Hama
Hama yng menyerang, merusak dan memakan organ-organ tanaman buah-buahan dan tanaman lain disebut fitofagus (Phytophagous).
Bila suatu jenis hama, misalnya serangga menyerang dan memakan bunga suatu jenis tanaman buah-buahan maka bagian-bagian bunga ataupun keutuhan bunga menjadi rusak dan akhirnya gugur.
Serangan itu bisa juga di lakukan oleh larvanya, yakni ulat yng menetas dari telur serangga,
Kerontokan bunga oleh hama
Jenis hamaKerontokan bunga oleh hama umumnya berlangsung oleh serangan jenis-jenis hama dari bangsa ataupun ordo kepik dan kutu (Hemiptera), kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera), Kumbang (Coleoptera) serta lalat dan nyamuk (Diptera)
Usaha pengendalian
Pengendalian kerontokan bunga oleh hama bisa di lakukan diantaranya yang dengannya mempergunakan serta memanfaatkan musuh alami, penggunaan insektisida.
Kerontokan buah oleh hama
Jenis hama
Kerontokan buah oleh hama umumnya penyebabnya yaitu oleh beragam jenis hama
Dari bangsa ataupun ordo tungau (Acarina),
Kepik dan kutu (Hemiptera),
Kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera),
Kumbang (Coleoptera),
Kalong (Chiroptera),
Hewan pengerat (Rodentia),
Hewan buas (Carnivora)
Burung nuri (Psittaciformes).
Usaha Pengendalian
Penggunaan akarisida bagi atau bisa juga dikatakan untuk tungau, insektisida dan musuh alami bagi atau bisa juga dikatakan untuk kepik dan kutu, insektisida bagi atau bisa juga dikatakan untuk serangan ngengat dan kumbang, pemasangan umpan beracun, diburu ataupun ditembak dan dijerat bagi atau bisa juga dikatakan untuk serangan kalong, bajin, musang dan burung
Kerontokan Bunga dan Buah oleh Penyakit
Kerontokan bunga dan buah oleh penyakit ini dibatasi ditimbulkan oleh jenis :
Cendawan kantong (Ascomycetes),
Cendawan tak sempurna (Deuteromycetes),
Fungi imperfecti dan virus.
Kerontokan bunga penyakit
Serangan cendawan pada bunga biasanya di lakukan oleh jenis dari anggota keluarga Erysiphaceae.
Jenis cendawan ini adalah parasit obligat penyebab penyakit tepung (powdery mildew).
Cendawan ini tak cuma menyerang bunga, akan tetapi pula menyerang pentil, daun dan ranting tanaman buah-buahan baik di daerah tropismaupun di daerah subtropis dan dingin.
Gejala penyakitnya beragam pendapat dari jenis virus dan jenis tanamannya.
Kerontokan bunga oleh cendawan
Satu-satunya serangan cendawan pada bunga dan memicu kerontokan ditimbulkan oleh jenis cendawan dari keluarga Erysiphaceae penyebab penyakit tepung.
Infeksi ke dalam jaringan bunga dan lain-lainnya cuma berlangsung di sekeliling lapisan ataupun jaringan epidermis dan penyebaran konidia Amat gampang dibantu oleh hembusan angin.
Kerontokan bunga oleh virus
Biasanya berlangsung oleh serangan virus ke seluruh organ tanaman. Jadi, tak khusus menyerang dan merontokkan bunga.
Bentuk dan gejala serangannya berbeda-beda pendapat dari jenis tanamannya. Akan tetapi, gejala umum yng tampak merupakan kekuatan tanaman berkurang, daun menjadi berbercak kuning dan cepat menua, ranting-ranting mati, bentuk dan jumlah bunga yng keluar tak normal, akar rambut dan akar cabang mati, lantas daun menjadi layu akhirnya tanaman akan mati.
Ada dua jenis penyakit oleh virus yng memicu kerontokan bunga yakni penyakit likubin dan penyakit leaf curl.
Penyakit likubin menunjukan gejala klorosis, tulang-tulang daun tampak menguning, demikian pula jaringan mesofil dan sekitarnya.
Sesudah daun-daun berguguran, daun-daun yng terbentuk kemudaan tampak menjadi lebih kecil dan lebih pucat.
Tanaman berbunga lebih cepat dan lebih lebat akan tetapi bunga yng muncul kecil-kecil dan berbentik tak semisal umumnya. Bunga-bunga ini gugur lebih cepat dan tak mampu menjadi buah.
Tunas-tunas pucuk tampak mati, kerontokan daun bisa berlangsung cuma pada sebelah tajuk sedangkan sebelah lain-lainnya tampak berdaun normal.
Sedangkan gejala yng ditunjukkan oleh penyakit leaf curl dimana gejala awal tampak pada daun di beberapa cabang.
Tulang daunnya menjadi menonjol terang lantas menjadi kuning lantas rontok.
Tunas-tunas baru tumbuh lebat pada cabang ini.
Akan tetapi daun yng tumbuh kecil-kecil dan melengkung semisal terserang kutu.
Cabang-cabang ikut ditulari lantas mati.
Bunga yng tumbuh Amat lebat akan tetapi cuma beberapa saja yng bisa menjadi buah dan buahnya pun kecil-kecil.Kerontokan buah oleh penyakit
Kerontokan buah yng berlangsung pada tanaman jeruk penyebabnya yaitu oleh penyakit virus yng disebut penyakit grening (greening disease).
Penyakit ini tergolong penyakit rawan di antara penyakit –penyakit virus lain-lainnya.
Gejala mencolok dari penyakit ini tampak pada daun dan buah.
Daun menjadi klorosis, berwarna kuning keruh ataupun kuning yang dengannya bintik-bintik dan tulang daun hijau mirip yang dengannya gejala defisiensi seng.
Lantas tulang daun utama pada daun-daun tua menjadi kuning tak normal.
Akhirnya seluruh daun dan tulang daun menjadi kuning.
Daun-daun ini bisa pula berbercak-bercak ataupun bintil-bintil.
Bunga Suka muncul di luar musim dan Amat lebat akan tetapi buah-buah yng terbentuk lantas berguguran.
Bila buah menjadi masak warna-nya pun tak menarik.
Kulit buah yng di kenai sinar matahari menjadi kuning tengah yng terlindung menjadi hijau pudar kepucatan.
Ranting-ranting pun lantas mati.
Usaha Pengendalian
Usaha pencegahan dan pemberantasan penyakit tepung yng ditimbulkan oleh jenis-jenis cendawan berkantong (Ascomycetes) dan cendawan tak sempurna (fungi imperfecti) pada pelbagai pohon buah-buahan pada prinsipnya percis, diantaranya merupakan :
Sanitasi kebun; dimana ranting dan cabang yng mati bekas serangan penyakit tepung segera dipangkas dan dimusnahkan yang dengannya tatacara dibakar lantaran cabang dan ranting ini adalah inokulum bagi penyakit ini.
Pemberian belerang sudah melalui hasil penelitian bisa memberantas serangan penyakit ini.
Perlakuan tepung belerang hendaknya di lakukan pada pagi hari tatkala bunga dan daun masih basah oleh embun, lantaran embun membantu tepung bagi atau bisa juga dikatakan untuk melekat serta penggunaan fungisida yng dianjurkan semisal Benomyl, Mankozeb, Propineb dsb.
Penyakit virus pada pohon buah-buahan belum bisa disembuhkan ataupun diberantas yang dengannya pestisida.
Oleh lantaran itu tindakan-tindakan pencegahan butuh di lakukan diantaranya :
Bila diketahui secara terang suatu tanaman terserang virus sebaiknya segera di lakukan eradiksi yang dengannya jalan membongkar.
Penanaman kembali baru boleh di lakukan seusai 1-2 tahun pembongkaran.
Mempergunakan bibit yng bebas dari virus.
Penyakit likubin disebar oleh vektor kutu Toxoptera citricida.
Kutu ini Perlu senantiasa di berantas yang dengannya mempergunakan Bayrusil 250 EC, Hostathion 40 EC, dan Lannate 25 WP.
Bila memangkas ranting dan cabang ataupun tatkala mengokulasi gunakanlah alat-alat yng steril yang dengannya tatacara memanaskan gunting, pisau dsb di atas api selama 10 -15 menit.
Musnahkan tanaman-tanaman yng adalah pohon inang kutu Toxoptera citricida.
Mematuhi aturan karantina yang dengannya tak sembarang mengirim ataupun memasukkan bibit dari tanpa ada izin dari dinas terkait.
Mudah-mudahan Berguna..
MZF
Sumber rujukan serta gambar : http://k-bioboost.blogspot.com/2016/05/kerontokan-bunga-dan-buah-serta-usaha.html.
Seputar Kerontokan Bunga Dan Buah Serta Cara Pengendalian Nya
Terima kasih telah membaca Kerontokan Bunga Dan Buah Serta Cara Pengendalian Nya. Semoga pos dari situs web PERTANIAN berguna dan memberi manfaat. Baik untuk anda dan buat website PERTANIAN. Silakan berbagi ulasan Kerontokan Bunga Dan Buah Serta Cara Pengendalian Nya tadi ke situs web media anda. Bagikan artikel dari PERTANIAN melalui media sosial yang ada di bawah. Dan kunjungi Daftar Isi Blog PERTANIAN untuk mendapat info lengkap terbaru 2017. Lalu baca pembahasan selain dari : Kerontokan Bunga Dan Buah Serta Cara Pengendalian Nya yang lebih terupdate lengkap dan free. Atau simak artikel gratis terkait dari situs web PERTANIAN di bawah. Demikan dan sekian tentang Kerontokan Bunga Dan Buah Serta Cara Pengendalian Nya. Dan Assalamualaikum pembaca PERTANIAN.
Advertisement