Mengapa Ayam Kerdil (syndrom Kerdil)..?
Mengapa Ayam Kerdil (syndrom Kerdil)..? | Referensi terbaru di 2017 via web PERTANIAN. Rekomendasi konten lengkap terbaik. - PERTANIAN. Artikel ini di beri judul Mengapa Ayam Kerdil (syndrom Kerdil)..?. Konten ini untuk anda pembaca setia https://petani33.blogspot.com/. Bagikan juga postingan Mengapa Ayam Kerdil (syndrom Kerdil)..? terbaru ini ke media kalian. Supaya blog seputar PERTANIAN dan website terkait serta kamu mendapat manfaat dari info ulasan PERTANIAN di 2017 ini. Langsung saja baca dan simak mengenai Mengapa Ayam Kerdil (syndrom Kerdil)..? di bawah ini dari situs web PERTANIAN.
MENGAPA AYAM KERDIL (SYNDROM KERDIL)..?
Sindroma kekerdilan didefinisikan menjadi :
Sekelompok ayam (biasanya berlangsung 5-40% populasi) yng mengalami laju pertumbuhan yng tidak lebih pada kisaran usia 4-14 hari.
Dimana sesudah pada awal mulanya pertumbuhan tertekan, lantas kembali normal, akan tetapi tetap lebih kecil dari yng normal.
Bila kondisi di atas dialami peternak broiler maka beberapa kerugian telah nampak di depan mata semisal :
- Tingginya ayam culling.
- Tingginya FCR.
- Rataan berat badan di bawah standar.
- Berat badan yng Amat bervariasi, masalah bila ada kontrak yang dengannya rumah potong ayam.
- Masalah yang dengannya penjualan lantaran banyaknya ayam yng kecil.
Beberapa ahli penyakit ayam menyatakan bahwasanya runting and stunting syndrome terdiri atas tiga bentuk yng mana hal yang telah di sebutkan lebih didasarkan kepada organ yng diserangnya yakni :
- Enteritic
- Pancreatic
- Proventricular
PENYEBAB :
Ada beberapa faktor yng menjadi penyebab berasal dari :
1. Pembibitan
2. Penetasan
3. Manajemen Produksi
4. Pakan/Nutrisi
5. Lingkungan
6. Penyakit
1. Pembibitan
Beberapa hal yng berasal dari Pembibitan yng bisa memicu DOC yng diperoleh mengalami sindroma kekerdilan antara lain :
- Telur tetas kecil (telur tetas yng berasal dari usia induk yng muda).
- Maternal antibodi Reo-virus yng diturunkan rendah, padahal DOC butuh Maternal Antibodi yng tinggi.
- Akan lebih parah andaikan induknya positif Salmonella enteritidis.
Meskipun demikian kekerdilan bukan adalah penyakit yng diturunkan.
2. Penetasan
Beberapa hal yng berasal dari Penetasan yng bisa memicu DOC yng diperoleh mengalami sindroma kekerdilan antara lain :
Waktu koleksi telur tetas yng terlalu lama
- Tak dilakukannya grading telur tetas yng akan dimasukkan ke mesin tetas.
- Bercampurnya telur tetas yng berasal dari usia induk yng Amat jauh berbeda.
- Terlalu lama proses penanganan di ruang seleksi menjadikan DOC mengalami stress.
- Tidak lebih representatifnya alat angkut DOC (chick van) dari Hatchery ke Peternak/Sangkar pemeliharaan.
3. Manajemen Produksi
Manajemen Produksi pula bisa menjadi penyebab terjadinya sindroma kekerdilan semisal :
- Biosecurity yng tidak baik Farm terdiri dari beberapa usia (multi ages).
- Tidak lebih baiknya kualitas DOC yng dipelihara.
- Penanganan doc yng tidak lebih baik lebih-lebih waktu periode brooding.
- Tips pemberian, kualitas serta kuantitas pakan yng diberikan tak benar.
4. Pakan/Nutrisi
Kandungan yng terdapat pada pakan andai tidak lebih ataupun berlebihan kadang memicu pertumbuhan yng tidak lebih baik bagi ayam yng dipelihara misalnya :
- Gejala Suka semisal ayam yng terserang mycotoxicosis, khususnya Aflatoxicosis.
- Penggunaan Bungkil Kacang Kedelai yng mempunyai kualitas rendah.
- Penggunaan Canola Meal serta Protein Hewani lebih daripada 8%.
- Tak ada ataupun rendah kandungan Natrium (khusus diAsia).
- Penggunaan vitamin yng tidak lebih, khususnya pada pakan Breeder.
5. Lingkungan
Menempatkan ayam pada kondisi lingkungan yng tidak lebih kondusif akan pula menghasilkan ayam di kenai sindroma kekerdilan, semisal :
- Lingkungan sangkar yng bersuhu serta kelembaban terlalu tinggi.
- Lingkungan sangkar yng terlalu padat populasi ayamnya serta terdiri dari banyak sekali usia
- Lingkungan sangkar adalah daerah endemik penyakit yng bersifat imunosupresif.
6. Penyakit
Ada beberapa penyakit yng bisa menimbulkan timbulnya sindroma kekerdilan, dimana penyakit yang telah di sebutkan biasanya memicu stress serta khususnya bersifat immunosupresif, semisal :
- Infeksi Reo virus.
- Infeksi Mareks Disease, hal ini bisa berlangsung lebih-lebih di Asia lantaran Broiler di Asia tak divaksinasi.
- Chicken Anemia Virus, vaksinasi tak di lakukan di beberapa negara.
- ALV ada dugaan ada korelasi positif yang dengannya sindroma kekerdilan.
- Infectious Bursal Disease/Gumboro, beberapa negara cuma memakai strain klasik bagi atau bisa juga dikatakan untuk vaksinasinya.
- Avian Nephritis Virus,
- Reaksi yng berlebihan dari vaksinasi ND serta IB Penyebab utama.
Dari seluruh penyakit yng disebutkan diatas yng paling berperanan merupakan Reo virus yang dengannya spesifikasi menjadi berikut ;
- Virus tak berselubung/amplop, tahan panas serta bisa hidup :
· Pada 60 derajat C selama 8-10 jam.
· Pada 56 derajat C selama 22-24 jam, pada 37 derajat C selama 15-16 minggu.
· Pada 22 derajat C selama 48-51 minggu.
· Pada 4 derajat C selama lebih dari 3 tahun.
· Pada -63 derajat C selama lebih dari 10 tahun
PENULARAN PENYAKIT
- Penularan bisa berlangsung secara horizontal, melalui jalur respirasi.
- Penularan secara vertikal yang dengannya suatu percobaan yang dengannya tatacara inokulasi induk usia 15 bulan, diluar dugaan pada doc hasil tetasannya (17-19 hari post inokulasi) memiliki kandungan virus reo.
GEJALA KLINIS
Umumnya mulai terlihat pada usia 4-8 hari yang dengannya ciri-ciri :
- Malas bergerak Bulu kusam Coprophagia (faeces/litter eating).
- Bila di uji gula darahnya Hypoglycaemic
- Cuma sebagian populasi yng di kenai yang dengannya kategori :
5-10% populasi yang dengannya kategori RINGAN.
10-30% populasi yang dengannya kategori BURUK.
30 % populasi yang dengannya kategori BENCANA/MALAPETAKA.
Umumnya terlihat pada usia 2 minggu :
Bulu sekitar kepala serta leher tetap Yellow Heads, Bulu primer sayap patah/dislokasi; Helicopter Birds; Stress Banding, Tulang kering/betis berwarna pucat.
Andai diperiksa kotorannya masih utuh/makanan cuma lewat saja.
PATOLOGI ANATOMI
Perubahan lebih-lebih berlangsung pada usus semisal :
- Pucat, tipis, berisi material cair hingga berlendir.
- Kadang ada radang proventriculus.
- Ada degenerasi pada pancreas.
- Makanan pada usus bagian belakang masih utuh.
PENGENDALIAN PENYAKIT
1. Pembibitan
a. Induk Perlu bisa memberikan bekal maternal antibodi yng tinggi
b. Hindari terinfeksi yang dengannya Salmonella enteriditis
c. Perbesar telur tetas yang dengannya tatacara tunda awal produksi dini (pengaturan lighting), berat badan betina Perlu masuk berat standar, kebutuhan Kcal/protein ayam terpenuhi.
Tambahkan protein/asam amino pada pakan periode petelur yang dengannya Methionine/Cysteine
2. Penetasan
- Hindari menetaskan telur tetas yng kecil.
- Perpendek waktu koleksi telur tetas.
- Jangan menetaskan telur tetas yng berbeda usia/ukuran dalam satu mesin.
- Percepat proses seleksi DOC serta secepatnya didistribusikan.
- Pergunakan alat pengangkut DOC dari hatchery hingga peternak yang dengannya alat angkut yng representatif, lebih-lebih lengkapi yang dengannya Ventilator.
3. Farm Broiler
- Laksanakan proses biosecurity yang dengannya baik serta benar, supaya farm bisa seoptimal barangkali bebas dari serangan infeksi penyakit pemicu terjadinya kekerdilan.
- Penggunaan desinfektan yng memiliki kandungan antiviral Amat dianjurkan.
- Usahakan satu unit farm diisi oleh ayam yng satu usia, lantaran andai ada serangan kekerdilan ayam yng berusia paling muda yng paling parah di kenai infeksi.
- Andai mendapatkan DOC kecil/bibit muda/DOC berasal dari telur tetas kecil, maka tata laksana brooding Perlu sempurna;
· Berikan pada minumnya multivitamin yng memiliki kandungan vitamin A,D serta E;
· Perhatian difokuskan kepada suhu sekitar brooding;
· Pemberian pakan yng intensif serta gampang dijangkau ayam, demikian pula yang dengannya air minum Perlu selalu tersedia dalam keadaan segar.
Bila kekerdilan telah menyerang ayam di sangkar, maka lakukan langkah :
1. Ayam yng cuma mencapai 40% dari berat badan standar dijauhkan/diculling.
2. Lakukan desinfeksi area sangkar secara rutin.
3. Ayam yng berberat badan > 40% dari berat badan standar serta normal berikan minum yng memiliki kandungan multivitamin sesuai petunjuk pembuatnya.
4. Pakan sebaiknya tetap mempergunakan pakan starter hingga panen.
5. Sebaiknya ayam di panen pada berat 1.0–1.2 kg saja.
6. Periksakan pakan secara periodik bagi atau bisa juga dikatakan untuk kontrol kandungan mycotoxin.
7. Pastikan pakan kandungan bahan bakunya seimbang serta sesuai yang dengannya peruntukan usia ayam.
Mudah-mudahan Berguna..
Sumber rujukan dan gambar : http://k-bioboost.blogspot.com/2016/06/mengapa-ayam-kerdil-syndrom-kerdil.html.
Seputar Mengapa Ayam Kerdil (syndrom Kerdil)..?
Terima kasih telah membaca Mengapa Ayam Kerdil (syndrom Kerdil)..?. Semoga pos dari situs web PERTANIAN berguna dan memberi manfaat. Baik untuk anda dan buat website
PERTANIAN. Silakan berbagi ulasan Mengapa Ayam Kerdil (syndrom Kerdil)..? tadi ke situs web media anda. Bagikan artikel dari PERTANIAN melalui media sosial yang ada di bawah. Dan kunjungi Daftar Isi Blog PERTANIAN untuk mendapat info lengkap terbaru 2017. Lalu baca pembahasan selain dari : Mengapa Ayam Kerdil (syndrom Kerdil)..? yang lebih terupdate lengkap dan free. Atau simak artikel gratis terkait dari situs web PERTANIAN di bawah. Demikan dan sekian tentang Mengapa Ayam Kerdil (syndrom Kerdil)..?. Dan Assalamualaikum pembaca PERTANIAN.