Pertanian Organik Sistem Sri Yang Menguntungkan

- Juli 25, 2017

Pertanian Organik Sistem Sri Yang Menguntungkan

 
PERTANIAN ORGANIK SRI
PERTANIAN ORGANIK
System pertanian organik merupakan system produksi holistik serta terpadu, mengoptimalkan kebugaran atau kesehatan serta produktivitas agro ekosistem secara alami dan bisa atau mampu menghasilkan pangan serta serat yng cukup, mempunyai kualitas serta berkelanjutan.
Dalam prakteknya, pertanian organik di lakukan yang dengannya tips :
1. Menghindari penggunaan bibit/benih hasil rekayasa genetika,
2. Menghindari penggunaan pestisida kimia sintetis,
3. Pengendalian gulma, hama serta penyakit di lakukan yang dengannya tips mekanis, biologis serta rotasi tanaman,
4. Menghindari penggunaan zat pengatur tumbuh serta pupuk kimia sintetis,
5. Kesuburan serta produktivitas tanah ditingkatkan serta dipelihara yang dengannya mengembalikan residu tanaman, pupuk sangkar, serta batuan mineral alami, dan penanaman legum serta rotasi tanaman,
6. Menghindari penggunaan hormon tumbuh serta bahan aditif sintetis dalam makanan ternak.
Dasarnya memang pertanian organik bertujuan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mempertahankan kelestarian sumberdaya serta lingkungan, peningkatan nilai tambah ekonomi produk pertanian serta pendapatan petani.
Penggunaan pupuk hijau, pupuk hayati, peningkatan biomasa, penyiapan kompos yng diperkaya serta pelaksanaan pengendalian hama serta penyakit secara hayati diharapkan bisa atau mampu memperbaiki kebugaran atau kesehatan tanah menjadikan hasil tanaman bisa ditingkatkan, akan tetapi aman serta menyehatkan kita-kita yng mengkonsumsi.
Budidaya padi organik salah satunya budidaya padi yng menganut “System of Rice Intensification” (SRI).
Dalam proses produksinya budidaya padi organik merupakan system budidaya padi yng tak mempergunakan pestisida serta pupuk dari bahan kimia sintetis.
Kesuburan tanah dipelihara melalui proses alami yang dengannya mempergunakan pupuk sangkar ataupun limbah pertanian yng dikomposkan.
TEKNIK BUDIDAYA PADI SECARA S.R.I. (System Rice Intensification)
System of Rice Intensification
Merupakan suatu teknik budidaya padi yng bisa atau mampu menaikan produktifitas padi yang dengannya tips merubah pengelolaan tanaman, tanah, air serta unsur hara.
Pola tanam padi S.R.I sudah menunjukan hasil yng menjanjikan pada seluruh varietas padi baik varietas lokal ataupun varietas unggul baru di banyak sekali negara.
Pola tanam S.R.I merubah struktur tanaman padi yakni kerapatan tanaman, jumlah akar serta anakan.
Selain itu dalam S.R.I, tanaman padi bisa lebih produktif.
Prinsip-prinsip budidaya padi metode S.R.I
Tanaman bibit muda berusia tidak lebih dari 12 hari seusai semai (hss), minimum bibit mempunyai 3 plumula (daun pertama).
Bibit ditanam satu/dua pohon perlubang yang dengannya jarak 25cm x 25 cm, 30 cm x 30 cm, 35 cm x 35 cm.
Pindah tanam Perlu sesegera barangkali (tidak lebih dari 30 menit) serta Perlu hati-hati supaya akar tak putus serta ditanam dangkal (semisal huruf L).
Pemberian air maksimal 2 cm (macak-macak) serta periode tertentu dikeringkan hingga pecah (Irigasi berselang/terputus).
Penyiangan sejak awal sekitar 10 hari serta diulang 2-3 kali yang dengannya interval 10 hari.
Sedapat barangkali mempergunakan pupuk organik (kompos ataupun pupuk hijau).
Melindungi keseimbangan biologi tanah.
Keunggulan metode SRI.
Tanaman hemat air,
Selama pertumbuhan dari mulai tanam hingga panen memberikan air max 2 cm, paling baik macak-macak sekitar 5 mm serta ada periode pengeringan hingga tanah retak (Irigasi terputus).
Hemat biaya, cuma butuh benih 5 kg/ha.
Tak memerlukan biaya pencabutan bibit, tak memerlukan biaya pindah bibit, tenaga tanam tidak lebih dll.
Hemat waktu, ditanam bibit muda 5 - 12 hss, serta waktu panen akan lebih awal.
Produksi meningkat, di beberapa tempat mencapai 11 ton/Ha.
Ramah lingkungan, tak menggunaan bahan kimia serta digantikan yang dengannya mempergunakan pupuk organik (kompos, sangkar serta Mikroorganisme Lokal), begitu pula penggunaan pestisida.
Budidaya padi secara SRI bisa di lakukan secara pure organic ataupun semi organik.
Budidaya padi SRI secara pure organic tak bisa langsung diterapkan dari budidaya padi konvensional (high external input agricultural).
Akan tetapi bagi atau bisa juga dikatakan untuk menerapkan budidaya padi SRI
Pure organic berlebi dahulu melalui proses low external input agricultural ataupun yng lebih dikenal semi organik.
Pertanian organik adalah system managemen produksi yng bisa menaikan kebugaran atau kesehatan tanah ataupun kualitas ekosistem tanah serta produksi tanaman.
Dalam pelaksanaannya pertanian organik menitikberatkan pada penggunaan input yng bisa diperbaharui serta bersifat alami dan menghindari penggunaan input sintesis ataupun produk rekayasa genetika.
Sedangkan pertanian semi organik adalah perpaduan antara bahan kimia serta bahan organik.
Langkah awal bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengawali SRI organik merupakan yang dengannya mengembalikan jerami ke tanah.
Pengembalian jerami ke dalam tanah mempunyai peranan menjadi pupuk organik (kompos).
Kompos mempunyai peranann memperbaiki sifat fisika serta kimia tanah.
Pupuk organik bisa atau mampu mempertahankan serta menaikan kesuburan tanah.
Menaikan jumlah serta aktivitas metabolik jasad mikro di tanah serta memadai dan mnemperbaiki penampilan tanaman menjadikan menaikan daya tahan tanaman atas penyakit serta menaikan kualitas serta kuantitas hasil produksi.
Secara praktis, bahwasanya dalam SRI, pupuk organik yng dipakai berupa pupuk sangkar, kompos, serta pupuk organik cair (MOL).
Pupuk sangkar dibuat dari kotoran ayam serta kotoran domba/kambing.
MOL pula dipakai menjadi bibit pupuk organik cair yng memiliki kandungan unsur cair yng dibuat dari hijauan semisal kalikiria, daun kirinyuh.
Zat tumbuh merupakan zatzyberelin yng terkandung dalam rebung serta pucuk labu.
Keong lebih-lebih keong mas serta ikan sapu bagi atau bisa juga dikatakan untuk kandungan protein serta buah-buahan bagi atau bisa juga dikatakan untuk kandungan vitamin.
Bahan-bahan yang telah di sebutkan dihaluskan serta dicampurkan yang dengannya air gula ataupun air kelapa, serta difermentasikan selama 15 hari. Satu liter air bibit (larutan) bisa dicampur yang dengannya 15 air bagi atau bisa juga dikatakan untuk lantas disemprotkan pada tanaman padi.
Teknis Budidaya Padi secara SRI
A. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah di lakukan dua minggu sebelum tanam.
Adapun Tanah diolah sempurna yang dengannya dibajak serta digaru.
Pada tatkala menggaru serta meratakan tanah, usahakan supaya air tak mengalir di dalam sawah agar bisa unsur hara yng ada di tanah tak hanyut.
Sesudah tanah diratakan, buatlah parit di bagian pinggir serta sedang tiap petakan sawah bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuat mudah pengaturan air.
B. Persiapan Bibit
Persiapan bibit dimulai yang dengannya menghitung kebutuhan benih padi yng dipakai.
Kebutuhan benih bagi atau bisa juga dikatakan untuk tanaman padi model SRI merupakan 5-7 kg per hektar lahan.
Benih sebelum disemai diuji dalam larutan air garam.
Benih yng baik bagi atau bisa juga dikatakan untuk dijadikan benih merupakan benih yng tenggelam dalam larutan yang telah di sebutkan.
Lantas benih sudah diuji direndam selama 24 jam lantas ditiriskan serta diperam 2 hari.
Sesudah itu, benih disemaikan pada tanah serta pupuk organik ataupun kompos yang dengannya perbandingan 1:1, benih semai siap ditanam disaat berumur 7-10 hari seusai semai.
Benih padi yng direndam dalam larutan air garam.
Bibit yng telah siap di pindah tanam (minimal terdapat 3 plumula)
C. Penanaman
Adapun tahapan penanaman dalam S.R.I merupakan menjadi berikut :
1. Bibit siap dipindahkan ke lahan seusai mencapai umur 7-10 hari seusai semai.
2. Kondisi air pada tatkala tanam merupakan “macak-macak” (Jawa) ataupun kondisi tanah yng basah akan tetapi bukan tergenang.
3. Satu lubang tanam diisi satu bibit padi.
Selain itu, bibit ditanam dangkal, yakni pada kedalaman 2—3 cm yang dengannya bentuk perakaran horizontal (semisal huruf L).
Yang dengannya kondisi tanah sawah tak tergenang air.
4. Jarak tanam yng dipakai dalam metode SRI merupakan jarak tanam lebar, misalnya 25 cm x 25 cm ataupun 30 cm x 30 cm.
Perbedaan Hasil Tatacara SRI yang dengannya Konvensional
Kebutuhan pupuk organik serta pestisida bagi atau bisa juga dikatakan untuk padi organik metode SRI bisa diperoleh yang dengannya tips mencari serta membuatnya sendiri.
Pembuatan kompos menjadi pupuk di lakukan yang dengannya mempergunakan serta memanfaatkan kotoran hewan, sisa tumbuhan serta sampah keluarga yang dengannya mempergunakan aktifator MOL (Mikro-organisme Lokal) buatan sendiri, begitu juga yang dengannya pestisida dicari dari tumbuhan memiliki kegunaan menjadi pengendali hama.
Yang dengannya demikian biaya yng keluarkan menjadi lebih efisien serta murah.
Penggunaan pupuk organik dari musim pertama ke musim selanjutnya mengalami penurunan rata-rata 25% dari musim sebelumnya.
Sedangkan pada metode konvensional pemberian pupuk anorganik dari musim ke musim cenderung meningkat, kondisi ini akan lebih susah bagi petani konvensional bagi atau bisa juga dikatakan untuk bisa menaikan produsi apalagi bila dihadapkan pada kelangkaan pupuk dikala musim tanam tiba.
Pemupukan yang dengannya bahan organik bisa memperbaiki kondisi tanah baik fisik, kimia ataupun biologi tanah, menjadikan pengolahan tanah bagi atau bisa juga dikatakan untuk metode SRI menjadi lebih gampang serta murah, sedangkan pengolahan tanah yng mempergunakan pupuk anorganik terus menerus kondisi tanah makin kehilangan bahan organik serta kondisi tanah makin berat, menghasilkan pengolahan makin susah.
Manfaat System SRI
Secara umum manfaat dari budidaya metode SRI merupakan menjadi berikut :
Hemat air (tak digenang).
Kebutuhan air cuma 20-30% dari kebutuhan air bagi atau bisa juga dikatakan untuk tips Konvensional.
Memulihkan kebugaran atau kesehatan serta kesuburan tanah, dan mewujudkan keseimbangan ekologi tanah.
Membentuk petani mampu berdiri diatas kaki sendiri yng bisa atau mampu meneliti serta menjadi ahli di lahannya sendiri.
Tak bergantung pada pupuk serta pertisida kimia buatan pabrik yng makin tidak murah serta terkadang langka.
Membuka lapangan kerja dipedesaan, mengurangi pengangguran serta menaikan pendapatan keluarga petani.
Menghasilkan produksi beras yng sehat rendemen tinggi, dan tak memiliki kandungan residu kimia mewariskan tanah yng sehat bagi atau bisa juga dikatakan untuk generasi mendatang
BUDIDAYA SECARA JAJAR LEGOWO 2:1
Tatacara tanam padi jajar legowo adalah satu dari sekian banyaknya teknik produksi yng memungkinkan tanaman padi bisa menghasilkan produksi yng cukup tinggi dan memberikan kemudahan dalam perangkat lunak pupuk serta pengendalian organisme pengganggu tanaman.
Jajar Legowo 2 : 1 merupakan satu dari sekian banyaknya tips tanam pindah sawah yng memberikan ruang ataupun barisan yng tak ditanami pada setiap dua barisan tanam, akan tetapi jarak tanam dalam barisan lebih rapat yakni 10 cm bergantung dari kesuburan tanahnya.
Tujuan dari tips tanam jajar legowo 2 : 1 merupakan :
Mempergunakan serta memanfaatkan radiasi surya bagi tanaman pinggir.
Tanaman relatif aman dari serangan tikus, lantaran lahan lebih terbuka.
Menekan serangan penyakit lantaran rendahnya kelembaban dibandingkan yang dengannya tips tanam biasa.
Populasi tanaman bertambah 30%.
Pemupukan lebih efisien.
Pengendalian hama penyakit serta gulma lebih gampang di lakukan daripada tips tanam biasa.
System Budidaya Padi Jajar Legowo 2:1
Mengembalikan Jerami Ke Dalam Sawah.
Pengembalian jerami ke dalam sawah adalah satu dari sekian banyaknya upaya mewujudkan pertanian organik.
Adapun pengembalian jerami ke dalam sawah berupa kompos jerami.
Tatacara pembuatan kompos jerami merupakan sebagi berikut:
Jerami ditumpuk yang dengannya ketinggian mencapai 15-20 cm, tumpukan bisa diulang hingga mencapai ketinggian +1 meter.
Pada setiap lapisan jerami dicipratkan larutan dekomposer.
Kondisi optimum jerami yng akan dikomposkan berada pada kadar air 50-65%.
Bagian atas tumpukan jerami ditutup yang dengannya plastik berwarna gelap bagi atau bisa juga dikatakan untuk mempertahankan kelembaban serta bagi atau bisa juga dikatakan untuk menghindari tumpukan terguyur hujan ataupun di kenai panas matahari yng berlebihan.
Di lakukan pembalikan seminggu sekali.
Kompos akan matang pada umur 6-7 minggu.
Kompos yng matang berwarna kecoklatan serta tumpukan jerami terlihat mengempis hampir setengahnya.
Kompos dibongkar serta diangin-anginkan.
Sesudah diangin-anginkan maka mampu segera diaplikasikan ke lahan.

Sumber rujukan dan gambar : http://k-bioboost.blogspot.com/2016/05/pertanian-organik-sistem-sri.html.

Seputar Pertanian Organik Sistem Sri Yang Menguntungkan

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Pertanian Organik Sistem Sri Yang Menguntungkan