Cara Menanam Kol | Tanaman Kol

- November 07, 2017

Cara Menanam Kol | Tanaman Kol

 

ARTIKEL PERTANIAN TANAMAN KOL
ataupun Kubis( Brassica oleracea )
Kol ataupun kubis adalah tanaman sayur famili Brassicaceae berupa tumbuhan berbatang lunak yng dikenal sejak jaman purbakala (2500-2000 SM) serta adalah tanaman yng dipuja serta dimuliakan warga atau juga bisa dikatakan masyarakat Yunani Kuno.
Mulanya kol adalah tanaman pengganggu (gulma) yng tumbuh liar disepanjang pantai laut Sedang, di karang-karang pantai Inggris, Denmark serta pantai Barat Prancis sebelah Utara. Kol mulai ditanam di kebun-kebun Eropa kira-kira abad ke 9 serta dibawa ke Amerika oleh emigran Eropa dan ke Indonesia abad ke 16 ataupun 17. Pada awal mulanya kol ditanam bagi atau bisa juga dikatakan untuk diambil bijinya.
Kubis, kol, kobis, ataupun kobis bulat merupakan nama yng diberikan bagi atau bisa juga dikatakan untuk tumbuhan sayuran daun yng ternama. Tumbuhan yang dengannya nama ilmiah Brassica oleracea L. Kelompok Capitata ini dimanfaatkan daunnya bagi atau bisa juga dikatakan untuk dimakan. Daun ini tersusun Amat rapat membentuk bulatan ataupun bulatan pipih, yng disebut krop, kop ataupun kepala (capitata berguna "berkepala"). Kubis berasal dari Eropa Selatan serta Eropa Barat serta, meskipun tak ada bukti tertulis ataupun peninggalan arkeologi yng kuat, dianggap menjadi hasil pemuliaan terhadap kubis liar B. oleracea var. sylvestris.
Nama "kubis" diambil dari bahasa Perancis, chou cabus (harafiah berguna "kubis kepala"), yng diperkenalkan oleh sebagian orang Eropa.
Pertumbuhan tanaman kolKubis mempunyai tanda khas membentuk krop. Pertumbuhan awal ditandai yang dengannya pembentukan daun secara normal. Akan tetapi makin dewasa daun-daunnya mulai melengkung ke atas sampai-sampai akhirnya tumbuh Amat rapat. Pada kondisi ini petani umumnya menutup krop yang dengannya daun-daun di bawahnya agar bisa warna krop semakin pucat. Andaikan ukuran krop sudah mencukupi maka siap kubis siap dipanen. Dalam budidaya, kubis merupakan komoditi semusim. Secara biologi, tumbuhan ini merupakan dwimusim (biennial) serta memerlukan vernalisasi bagi atau bisa juga dikatakan untuk pembungaan. Andaikan tak mendapatkan suhu dingin, tumbuhan ini akan terus tumbuh tanpa berbunga. Seusai berbunga, tumbuhan mati.
Jenis-macam tanaman kol ataupun kubisWarna sayuran ini yng umum merupakan hijau Amat pucat menjadikan disebut forma alba ("putih"). Akan tetapi demikian terdapat juga kubis yang dengannya warna hijau (forma viridis) serta ungu kemerahan (forma rubra). Dari bentuk kropnya dikenal ada dua jenis kubis: kol bulat serta kol gepeng (bulat agak pipih). Perdagangan komoditi kubis di Indonesia membedakan dua bentuk ini.
Terdapat jenis agak khas dari kubis, yng dikenal menjadi Kelompok Sabauda, yng dalam perdagangan dikenal menjadi kubis Savoy. Kelompok ini pula bisa dimasukkan dalam Capitata.
Kandungan gizi serta manfaat tanaman kolKubis segar memiliki kandungan tidak sedikit vitamin (A, beberapa B, C, serta E). Kandungan Vitamin C cukup tinggi bagi atau bisa juga dikatakan untuk mencegah skorbut (sariawan akut). vitamin A 200 IU, B 20 IU serta C 120 IU mgr. Vitamin-vitamin ini Amat berperan dalam memenuhi kebutuhan kita-kita. Mineral yng tidak sedikit dikandung merupakan kalium, kalsium, fosfor, natrium, serta besi. Kubis segar pula memiliki kandungan sejumlah senyawa yng merangsang pembentukan glutation, zat yng diharapkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk menonaktifkan zat beracun dalam tubuh kita-kita.
AntigiziSebagaimana suku kubis-kubisan lain, kubis memiliki kandungan sejumlah senyawa yng bisa merangsang pembentukan gas dalam lambung menjadikan memicu rasa kembung (zat-zat goiterogen). Daun kubis pula memiliki kandungan kelompok glukosinolat yng memicu rasa agak pahit.
Pusat Penanaman Di IndonesiaKol tidak sedikit ditanam di dataran tinggi yang dengannya pusat terdapat di Dieng, Wonosobo, Tawangmangu, Kopeng, Salatiga, Bobot Sari, Purbalingga, Malang, Brastagi, Argalingga, Tosari, Cipanas, Lembang, Garut, Pengalengan serta beberapa daerah lain di Bali, Timor Timur, Nusa Tenggara Timur serta Irian Jaya, namun beberapa varietas bisa ditanam di dataran rendah.
Didasari klasifikasinya, kol/kubis salah satunya dalam:
a) Divisi : Spermatophytab) Sub Divisi : Angiospermaec) Klas : Dicotyledonaed) Famili : Cruciferaee) Genus : Brassicaf) Spesies : Brassica oleracea
FASE TANAM TANAMAN KOL
  • Jarak tanam
    • Jarak tanam jarang 70 x 50 cm ataupun jarak tanam rapat 60 x 50 cm
  • Bibit
  • Bibit yng sudah berumur 3 - 4 minggu mempunyai 4 - 5 daun siap ditanam
  • Pemupukan
    • Pupuk dasar diberikan sehari sebelum tanam yang dengannya dosis 250 kg/ha TSP, 50 kg/ha Urea, 175 kg/ha ZA serta 100 kg/ha KCl.
  • Pupuk dasar dicampur secara merata lantas diberikan pada lubang tanam yng sudah diberi pupuk sangkar, lantas ditutup kembali yang dengannya tanah.
  • Tips tanam
    • Buat lubang tanam yang dengannya tugal sesuai jarak tanam
    • Pilih bibit yng segar serta sehat
    • tanam bibit pada lubang tanam
    • Bila bibit disemai pada bumbung daun pisang langsung ditanam bersama bumbungnya
    • Bila bibit disemai pada polybag plastik, keuarkan bibit dari polibag lantas baru ditanam
    • Bila disemai dalam bedengan ambil bibit beserta tanahnya sekitar 2-3 cm dari batang sedalam 5 cm yang dengannya solet (system putaran)
    • Seusai ditanam, siram bibit yang dengannya air hingga basah
    • Kubis bisa ditumpangsarikan yang dengannya tomat yang dengannya tatacara tanam : 2 baris kubis 1 baris tomat. Tomat ditanam 3 ataupun 4 minggu sebelum kubis.

FASE PRA PEMBENTUKAN KROP (0 - 49 HARI )
  • Penyiraman di lakukan tiap hari pada pagi ataupun sore hari
  • Pemupukan susulan di lakukan pada umur 28 hari yang dengannya dosis 50 kg/ha Urea, 175 kg/ha ZA serta 100 kg/ha KCl
  • Penyiangan (penggemburan serta pembubunan tanah) di lakukan pada umur 2 serta 4 minggu
  • Perempelan cabang ataupun tunas-tunas samping di lakukan seawal barangkali agar bisa pembentukan bunga optimal
  • Hama yng menyerang pada fase ini antara lain Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn.), Ulat daun kubis (Plutella xylostella L.), Ulat krop kubis (Crocidolomia binotalis Zell.), Ulat krop bergaris (Hellula undalis F.)
  • Lakukan pengamatan tiap minggu sekali terhadap hama-hama yang telah di sebutkan mulai kubis umur 13 hari. Populasi tertinggi berlangsung pada awal musim kemarau
  • Tips pengendalian; kumpulkan serta musnah secara mekanik, sanitasi lingkungan.
  • Tanaman muda yng mati lantaran penyakit rebah kecambah (Rhizoctonia solani Kuhn.) dicabut, lantas disulam yang dengannya tanaman baru yng sehat.

HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KOL
Pengendalian Hama serta PenyakitKegiatan pengendalian hama serta penyakit adalah faktor terpenting dalam budidaya kubis ramah lingkungan. Hal ini penyebabnya yaitu tujuan kegiatan ini merupakan menghemat penggunaan pestisida yang dengannya bertumpu pada konsep pengendalian hama terpadu (PHT).
Adapun tatacara pengendalian beberapa hama serta penyakit kubis yang dengannya konsep PHT bisa di lakukan menjadi berikut :
  • Bagi atau bisa juga dikatakan untuk pengendalian hama ulat krop kubis yng penyebabnya yaitu (Crocidolomia binotalis Zell) bisa di lakukan yang dengannya tatacara mengumpulkan (memusnahkan) telur, larva ataupun imago yng didapati. Pengendalian secara kimiawi bisa di lakukan bila didapati 3 paket telur pada 10 tanaman serta 5 % tanaman terserang hama yang telah di sebutkan. Pengendalian kimia tatacara yang telah di sebutkan bisa menghemat/menekan penggunaan pestisida 7 – 11 kali penyemprotan. Pemilihan bahan aktif insektisida di lakukan yang dengannya selektif serta yng efektif diantaranya Bacillus thuringiensis (Turex, Thuricide), sipermetrin (Cymbush), Klorfluazuron (Atabron), lufenuron (Match), Lamda sihalotrin (Matador), Protiofos (Tokuthion) serta lain-lain. Selain itu bisa pula dipakai pestisida nabati ataupun biologi yang dengannya dosis anjuran merupakan : Bacillus thurigiensis, biji sirsak ataupun yang dengannya mempergunakan biji nimba 30 gr/liter.
  • Bagi atau bisa juga dikatakan untuk pengendalian hama ulat kubis Plutella xytostella bisa di lakukan yang dengannya tatacara mekanis serta kimia. Tips mekanis yakni yang dengannya memusnahkan serta mengumpulkan seluruh larva imago yng didapati, sedangkan tatacara kimiawi di lakukan yang dengannya penggunaan pestisida selektif bila didapati 5 larva setiap 10 tanaman serta 5% dari jumlah tanaman sudah terserang hama yang telah di sebutkan. Yang dengannya melakukan pengamatan, maka akan menghemat penggunaan pestisida 7 – 11 kali penyemprotan yang dengannya dosis 0,5 – 1cc/liter tiap penyemprotan. Hama ulat kubis ( Plutella maculipennis), dikendalikan yang dengannya Diazinon ataupun Bayrusil 1 -2 cc/1 air yang dengannya frekwensi penyemprotan 1 minggu. Sedangkan ulat kubis (Crocidolonia binotalis) dikendalikan yang dengannya Bayrusil 13 cc/1 air.
  • Pengendalian penyakit bengkak akar yng penyebabnya yaitu oleh jamur Plasmodiophora brassicae yng ditandai daun-daun kubis layu, bila tanaman yang telah di sebutkan dicabut pada akarnya akan terlihat ada pembengkakkan. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengendalikannya bisa di lakukan antara lain menjadi berikut :
    • penggunaan varietas tahan P. brassicae semisal 72754, G6-voloqod shajas, Zimjaja serta Winter.,
    • perlakuan benih yang dengannya pestisida nabati berupa ekstrak daun/umbi bawang putih (8%) selama 2 jam,
    • tanah bagi atau bisa juga dikatakan untuk persemaian mempergunakan tanah dari luar daerah endemis ataupun tanah lapisan bawah (min. 40 cm) yng dikukus ataupun diberi fungisida,
    • melakukan pengapuran yang dengannya dolomit 2 ton/hektar di lakukan 15 hari sebelum tanam, (5) tanah diinokulasi yang dengannya Gliogladium (Bio GL) dosis 11 cc/liter ataupun Glio kompos 1 kg/4 meter2 sehari sebelum tanam ataupun Dazomet 30-40 gram/m2 (200-267 gram/ha) 2 minggu sebelum tanam,
    • mencabut tanaman muda yng terserang serta memusnahkannya lantas
    • memusnahkan segera sisa panen .
Pengendalian penyakit bercak daun Altenaria bisa di lakukan yang dengannya merendam benih dalam air panas (50oC) selama 15 menit, penggunaan jarak tanam yng agak lebar supaya sirkulasi tanaman tak terganggu, serta yang terakhir merupakan penggunaan fungisida bila tanaman belum membentuk krop serta serangan lebih dari 10%. Dalam pengendalian hama serta penyakit kubis yang dengannya pestisida Perlu memperhatikan beberapa hal menjadi berikut:
  • melakukan penyemprotan seusai ambang kendali bagi atau bisa juga dikatakan untuk masing-masing hama ataupun penyakit terlewati,
  • pemilihan pestisida yng tepat serta efektif,
  • tak mempergunakan oplosan dari beberapa bahan aktif pestisida yng berbeda,
  • Melakukan penyemprotan secara bergantian supaya hama serta penyakit tak kebal,
  • tak mengurangi ataupun menambah takaran dari dosis yng dianjurkan,
  • waktu serta frekwensi penyemprotan di lakukan secara tepat dimana waktu penyemprotan sebaiknya pagi sekali ataupun sore yang dengannya frekwensi tak dirapatkan lantaran bisa mengabaikan atau meninggalkan residu pada hasil panen serta hama penyakit menjadi kebal.

FASE PEMBENTUKAN CROP ( 50 - 90 HARI )
  • Penyiangan secara manual yang dengannya tangan butuh di lakukan hingga kira-kira satu minggu sebelum panen
  • Lakukan pengamatan lebih intensif terhadap hama yng merusak berat pada fase ini yakni; Ulat Daun Kubis (P. xylostella) serta Ulat krop kubis (C. binotalis), umumnya Pebruari Maret
  • Serangan hama menjelang panen tak butuh dikendalikan (secara kimia)

PANEN DAN PASCA PANENTanaman kubis bisa dipetik kropnya seusai besar, padat serta umur berkisar antara 3 - 4 bulan seusai penyebaran benih. Hasil yng didapat rata-rata bagi atau bisa juga dikatakan untuk kubis telur 20 - 60 ton/ha serta kubis bunga 10 -15 ton/ha. Pemungutan hasil jangan hingga terlambat, lantaran kropnya akan pecah (retak), kadang-kadang akan menjadi busuk. Sedangkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk kubis bunga, andai terlambat bunganya akan pecah serta keluar tangkai bunga, sampai-sampai mutunya menjadi rendah
  • Kubis dipanen seusai berumur 81- 105 hari
  • Tanda-ciri kubis siap panen bila tepi daun krop terluar pada bagian atas krop telah melengkung ke luar serta berwarna agak ungu, krop bagian dalam telah padat.
  • Pada tatkala panen diikursertakan dua helai daun hijau bagi atau bisa juga dikatakan untuk menjaga krop
  • Jangan hingga berlangsung memar ataupun luka
  • mati penyakit Busuk Lunak (Erwinia carotovora) serta Busuk Hitam (Xanthomonas camprestris)
  • Daun-daun kubis yng terinfeksi Perlu dibuang.

Peningkatan Mutu HasilUntuk mendapatkan krop kubis yng baik, maka kubis Perlu dipanen tepat waktu. Kepadatan serta kekompakan dipakai menjadi penetapan tatkala panen. Umumnya kubis dipanen seusai umur 81-105 hari di pertanaman serta bergantung pada varietas yng ditanam. Panen yng terhambat akan memicu krop pecah. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk penyemprotan sebaiknya tak di lakukan lagi 2 minggu sebelum dipanen.
Pengendalian GulmaPengendalian gulma kubis bisa di lakukan tatkala tanaman mulai ditumbuhi gulma. Gulma yng ada dicabut hingga akarnya. Pada tanah yng jumlah gulmanya tidak sedikit bisa di lakukan yang dengannya pemberian herbisida sebelum tanam. Adapun herbisida yng bisa dipakai antara lain yng berbahan aktif glifosat, parakuat diklorida, oksifluorfen serta lain-lain.

Sumber rujukan dan gambar : http://tipspetani.blogspot.com/2016/05/artikel-pertanian-tanaman-kol.html.

Seputar Cara Menanam Kol | Tanaman Kol

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Cara Menanam Kol | Tanaman Kol