Penerima Manfaat Dari Penyuluhan | Referesi Pertanian

- Juni 09, 2017

Penerima Manfaat Dari Penyuluhan | Referesi Pertanian

 
Penerima Manfaat dari Penyuluhan
Penyuluhan Pertanian didefinisikan menjadi system pendidikan non formal (luar sekolah) bagi atau bisa juga dikatakan untuk petani serta keluarganya.
Definisi yang telah di sebutkan memiliki kandungan pengertian bahwasanya :
1. Petani serta keluarganya adalah sasaran didik ataupun obyek penyuluhan pertanian.
2. Obyek penyuluhan pertanian cuma dibatasi pada petani serta keluarganya.
Terhadap pemahaman semisal itu, seiring yang dengannya kemajuan teknologi berita serta pergeseran paradigma pembangunan pertanian, nampaknya telah saatnya di lakukan telaahan ulang,
Pertama, proses pendidikan (belajar mengajar) yng berlangsung dalam kegiatan penyuluhan pertanian seharusnya adalah proses “Pendidikan Orang Dewasa” (adult education/andragogie) yng berlangsung secara horizontal/lateral, berbeda yang dengannya paedagogie yng prosesnya berlangsung vertikal.
Dalam “pendidikan orang dewasa”, kesuksesan pendidikan tak diukur dari seberapa tidak sedikit berlangsung transfer ilmu (Pengetahuan, Sikap serta Ketrampilan) melainkan diukur dari sebarapa jauh berlangsung dialog antara peserta didik yang dengannya fasilitatornya.
Lantaran itu, pemahaman penyuluhan pertanian yng menempatkan petani serta keluarganya menjadi obyek penyuluhan, telah tak tepat lagi.
Disamping itu, sejalan yang dengannya kemajuan teknologi berita yng memungkinkan petani mendapatkan berita/inovasi dari tidak sedikit pihak selain penyuluh, fakta menunjukan bahwasanya dalam tidak sedikit kasus, posisi penyuluh tak selalu “di atas” menjadi pihak yng “lebih tahu”, lebih pintar ataupun lebih berkuasa.
Sejak 20 tahun yang terakhir, lebih-lebih di wilayah yng sudah “maju” serta “terbuka”, hubungan penyuluh serta petani dalam proses penyuluhan sudah bergeser dari hubungan “guru dengan murid” menjadi hubungan dua pihak yng sejajar, saling membagikan pengalaman, dalam kegiatan belajar bersama.
Kedua, kelambanan penyuluhan pertanian seringkali tak penyebabnya yaitu oleh perilaku kelompok “akar rumput” (grass roots), namun malah lebih tidak sedikit ditentukan oleh perilaku, kebijakan serta komitmen “lapis atas” bagi atau bisa juga dikatakan untuk benar-benar membantu/melayani (warga atau juga bisa dikatakan masyarakat) petani supaya orang-orang lebih sejahtera.
Di samping itu, kesuksesan penyuluhan pertanian tak cuma bergantung pada efektivitas komunikasi antara penyuluh serta petani beserta keluarganya, namun Suka lebih ditentukan oleh perilaku/kegiatan stakeholders pertanian yng lain, semisal: produsen sarana produksi, penyalur kredit usaha-tani, peneliti, akademisi, aktivis LSM, dll yng selain menjadi agent of development sekalian pula turut menikmati manfaat kegiatan penyuluhan pertanian.
Berkaitan yang dengannya fakta ini, Departemen Pertanian sudah melakukan revisi ter-hadap definisi penyuluhan pertanian yang dengannya menyebutkan bahwasanya penyuluhan pertanian tak cuma dibatasi diperuntuk-kan bagi petani serta keluarganya, namun pula bagi warga atau juga bisa dikatakan masyarakat pertanian yng lain.
Berbicara ihwal sasaran ataupun obyek penyuluhan pertanian, Mardikanto sudah menggantinya yang dengannya sebutan penerima manfaat (beneficiaries) yng terdiri dari :
1. Sasaran utama, yng terdiri dari petani serta keluarganya.
2. Sasaran penentu, yng terdiri dari: aparat birokrasi pemerintah yng memegang otoritas penentu kebijakan pembangunan serta penyuluhan pertanian.
3. Sasaran-pendukung yng terdiri dari: pelaku usaha pertanian (produsen sarana serta perlengkapan produksi, penyedia kredit usahatani, pedagang/penyalur sarana serta perlengkapan pertanian, pengolah serta pemasar produk perta-nian), peneliti, aktivis organisasi profesi, LSM, media masa, pers, budayawan, dll.
Terkait yang dengannya telaahan ulang terhadap sasaran penyuluhan pertanian di atas, akan membawa implikasi yng luas terhadap :
1. Penghayatan setiap insan penyuluh terhadap pendekatan, taktik, serta metoda penyuluhan yng partisipatip, yng membawa konsekuensi terhadap perubahan perilaku penyuluh (baik yng berstatus pegawai negeri, aktivis LSM, pedagang/karyawan produsen sarana produksi serta perlengkapan pertanian, dan petugas penyalur kredit usahatani) bagi atau bisa juga dikatakan untuk lebih menghargai petani menjadi mitra kerja serta bukannya terus menerus menempatkannya menjadi obyek kegiatan/usaha orang-orang.
2. Perubahan kegiatan penyuluhan pertanian yng tak lagi diarahkan terpusat kepada petani serta keluarganya, namun pula terhadap warga atau juga bisa dikatakan masyarakat pertanian yng lain menjadi stakeholders pembangunan pertanian.
Dalam tidak sedikit kasus, kegiatan penyuluhan bagi para penentu kebijakan pembangunan serta penyuluhan pertanian yng selama ini tak pernah disentuh lantaran dinilai menjadi pemegang otoritas yng “selalu benar”, terasa lebih penting bagi atau bisa juga dikatakan untuk dikembangkan.
3. Pentingnya beragam bentuk kegiatan penyuluhan pertanian yng tak cuma ditujukan bagi petani serta keluarganya, semisal: pertemuan ilmiah yang dengannya kalangan akademisi di perguruan tinggi, sekolah lapang bersama para peneliti, temu bisnis yang dengannya para pelaku usaha pertanian, pameran serta demonstrasi (tatacara serta hasil).
Mudah-mudahan Berguna..

Sumber rujukan dan gambar : http://k-bioboost.blogspot.com/2016/06/penerima-manfaat-dari-penyuluhan.html.

Seputar Penerima Manfaat Dari Penyuluhan | Referesi Pertanian

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Penerima Manfaat Dari Penyuluhan | Referesi Pertanian