Artike Tentang Hormon Dan Zpt

- Agustus 07, 2017

Artike Tentang Hormon Dan Zpt

 
HORMON DAN ZPT
1. Hormon Tumbuh
Hormon tumbuhan ataupun pernah dikenal pula yang dengannya nama fitohormon, merupakan sekumpulan senyawa organik bukan hara, baik yng terbentuk secara alami ataupun dibuat oleh kita-kita, yng dalam kadar Amat kecil bisa mendorong, menghambat, ataupun merubah pertumbuhan, perkembangan dan ataupun pergerakan tumbuhan.
Hormon tumbuhan/fitohormon ini selanjutnya dikenal yang dengannya nama Zat Pengatur Tumbuh (Plant Growt Regulator) bagi atau bisa juga dikatakan untuk membedakanya yang dengannya hormon pada hewan.
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT ) memiliki peranan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman.
Konsep Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) diawali dari konsep hormon.
Hormon tanaman ataupun fitohormon merupakan senyawa-senyawa organik tanaman yng dalam konsentrasi rendah memberi pengaruh proses-proses fisiologis.
Proses-proses fisiologis lebih-lebih mengenai proses pertumbuhan, diferensiasi dan perkembangan tanaman.
Proses-proses lain semisal pengenalan tanaman, pembukaan stomata, translokasi dan serapan hara dipengaruhi oleh hormon tanaman.
Yang dengannya berkembangnya pengetahuan biokimia dan industri kimia tidak sedikit didapati senyawa-senyawa yng memiliki fisiologis sejenis yang dengannya hormon tanaman.
Senyawa ini dikenal yang dengannya nama ZPT.
Batasan ihwal Zat Pengatur Tumbuh pada tanaman (plant regulator), merupakan senyawa organik yng tak salah satunya hara (nutrient), yng memiliki 2 fungsi yakni menstimulir dan menghambat ataupun secara kualitatif merubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Sedangkan fitohormon merupakan senyawa organik yng bukan nutrisi yng aktif dalam jumlah kecil yng disintetis pada bagian tertentu, yng biasanya ditranslokasikan ke bagian lain tanaman yng menghasilkan suatu tanggapan secara biokimia, fisiologis dan morfologis.
2. Golongan Hormon Tumbuh (ZPT)
Pada tatkala ini dikenal lima kelompok utama ZPT yakni auksin (auxins), sitokinin (cytokinins), giberelin (giberelins, GAs), etilen (etena, ETH), dan asam absisat (abscisic acid, ABA).
Auksin, Sitokinin, dan Giberelin bersifat positif bagi pertumbuhan tanaman pada konsentrasi fisiologis, etilena bisa mendukung ataupun menghambat pertumbuhan, dan asam absisat adalah penghambat (inhibitor) pertumbuhan.
Golongan ZPT didasari fungsinya.
Auksin
Peranannya:
1. Pengembangan sel
Dari hasil studi ihwal pengaruh auksin terhadap perkembangan sel, menunjukkan bahwasanya terdapat indikasi yakni auksin bisa menaikan tekanan osmotik, menaikan permeabilitas sel terhadap air, memicu pengurangan tekanan pada dinding sel, menaikan sintesis protein, menaikan plastisitas dan pengembangan dinding sel.
Dalam hubungannya yang dengannya permeabilitas sel, kehadiran auksin menaikan difusi masuknya air ke dalam sel.
Hal ini ditunjang oleh pendapat Cleland dan Brustrom (1961) bahwasanya auksin mendukung peningkatan permeabilitas masuknya air ke dalam sel.
2. Phototropisme
Suatu tanaman andaikan disinari suatu cahaya, maka tanaman yang telah di sebutkan akan membengkok ke arah datangnya sinar.
Membengkoknya tanaman yang telah di sebutkan merupakan lantaran terjadinya pemanjangan sel pada bagian sel yng tak tersinari lebih besar dibanding yang dengannya sel yng ada pada bagian tanaman yng tersinari.
Perbedaan rangsangan (respond) tanaman terhadap penyinaran dinamakan phototropisme.
Terjadinya phototropisme ini penyebabnya yaitu lantaran tak samanya penyebaran auksin di bagian tanaman yng tak tersinari yang dengannya bagian tanaman yng tersinari.
Pada bagian tanaman yng tak tersinari konsentrasi auksinnya lebih tinggi dibanding yang dengannya bagian tanaman yng tersinari.
3. Geotropisme
Geotropisme merupakan pengaruh gravitasi bumi terhadap pertumbuhan organ tanaman.
Bila organ tanaman yng tumbuh berlawanan yang dengannya gravitasi bumi, maka keadaan yang telah di sebutkan dinamakan geotropisme negatif.
Misalnya semisal pertumbuhan batang menjadi organ tanaman, tumbuhnya kearah atas.
Sedangkan geotropisme positif merupakan organ-organ tanaman yng tumbuh kearah bawah sesuai yang dengannya gravitasi bumi.
Misalnya tumbuhnya akar menjadi organ tanaman ke arah bawah.
Keadaan auksin dalam proses geotropisme ini, andaikan suatu tanaman (celeoptile) diletakan secara horizontal, maka akumulasi auksin akan berada di bagian bawah.
Hal ini menunjukkan adanya transportasi auksin ke arah bawah menjadi akibat dari pengaruh geotropisme.
Sel-sel tanaman terdiri dari aneka macam komponen bahan cair dan bahan padat.
Yang dengannya adanya gravitasi maka letak bahan yng bersifat cair akan berada di atas.
Sedangkan bahan yng bersifat padat berada di bagian bawah.
Bahan-bahan yng dipengaruhi gravitasi dinamakan statolith (misalnya pati) dan sel yng terpengaruh oleh gravitasi dinamakan statocyste (salah satunya statolith).
4. Dominasi Apikal
Di dalam pola pertumbuhan tanaman, pertumbuhan ujung batang yng dilengkapi yang dengannya daun muda andaikan mengalami hambatan, maka pertumbuhan tunas akan tumbuh ke arah samping yng dikenal yang dengannya "tunas lateral" misalnya saja berlangsung pemotongan pada ujung batang (pucuk), maka akan tumbuh tunas pada ketiak daun.
Peristiwa ini kita namakan "apical dominance“.
Hubungan antara auksin yang dengannya apical dominance pada suatu tanaman, dimana pucuk tanaman kacang (apical bud) dibuang, menjadi akibat treatment akan memicu tumbuhnya tunas di ketiak daun.
Dari ujung tanaman yng terpotong itu diletakan blok supaya yng memiliki kandungan auksin.
Dari perlakuan yang telah di sebutkan diluar dugaan bahwasanya tak berlangsung pertumbuhan tunas pada ketiak daun.
Hal ini memperlihatkan bahwasanya auksin yng ada di apical bud menghambat tumbuhnya tunas lateral.
5. Perpanjangan akar (root initiation)
Hasil suatu eksperimen yang dengannya mempergunakan zat kimia NAA (Naphthalene acetic acid), IAA (Indole acetid acid) dan IAN (Indole-3-acetonitrile) yng ditreatment pada kecambah kacang.
Dari hasil eksperimennya diperoleh petunjuk bahwasanya ketiga jenis auksin ini mendorong pertumbuhan primordia akar.
Akan tetapi butuh diingat bahwasanya pemberian konsentrasi IAA yng relatif tinggi pada akar, akan memicu terhambatnya perpanjangan akar namun menaikan jumlah akar.
6. Pertumbuhan batang (stem growth)
Di dalam alam, hubungan antara auksin yang dengannya pertumbuhan batang nyata erat sekali.
Andaikan ujung coleoptile dipotong, mungkin tanaman yang telah di sebutkan akan terhenti pertumbuhannya.
Di dalam tanaman, jaringan-jaringan muda terdapat pada apical meristem.
Hubungannya yang dengannya pertumbuhan tanaman peranan auksin Amat erat sekali.
7. Parthenocarpy
Di dalam alam Suka kita menjumpai buah yng tak berbiji. Semisal ; Anggur, dan tanaman famili mentimun.
Keadaan semisal ini penyebabnya yaitu tak dialaminya pembuahan pada perkembangan buah.
Di dalam fisiologi, keadaan semisal ini dinamakan Parthenocarpy.
Di dalam proses Parthenocarpy, hormon auksin bertalian erat.
Hasil penelitian menunjukkan juga bahwasanya kandungan auksin pada ovary yng mengalami pembuahan (pollination) meningkat bila dibandingkan yang dengannya ovary yng tak mengalami pembuahan.
8. Pertumbuhan buah (fruit growth)
Peningkatan volume buah ada hubungannya yang dengannya pertumbuhan buah.
Keadaan ini akibat hasil pembelahan sel dan/ataupun pengembangan sel.
Fase pembelahan sel umumnya overlap yang dengannya pengembangan sel (cell enlargementh).
Keadaan perkembangan ini selalu diikuti oleh peningkatan ukuran buah.
Bahwasanya endosperma dan embrio di dalam biji menghasilkan auksin yng menstimulasi pertumbuhan endosperma.
Suatu anggapan mengenai peranan auksin dalam pertumbuhan buah, diaplikasikan pada black berry, anggur, strawberry dan jeruk.
Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya pertumbuhan buah lebih cepat 60 hari dari fase normal rata-rata 120 hari.
9. Absisi
Absisi merupakan suatu proses secara alami terjadinya pemisahan bagian/organ tanaman dari tanaman, semisal ; daun, bunga, buah ataupun batang.
Dalam proses abscission ini faktor alami semisal ; dingin, panas, kekeringan, akan berpengaruh terhadap abscission.
Dalam hubungannya yang dengannya hormon tumbuh, maka barangkali hormon ini akan mendukung ataupun menghambat proses yang telah di sebutkan.
Pengaruh auksin terhadap absisi ditentukan oleh konsentrasi auksin itu sendiri.
Konsentrasi auksin yng tinggi akan menghambat terjadinya absisi, sedangkan auksin yang dengannya konsentrasi rendah akan mempercepat terjadinya absisi.
Respon absisi pada daun terhadap auksin bisa dibagi kedalam dua fase andai perlakuan auksin diberikan sesudah daun terlepas.
Fase pertama, auksin akan menghambat absisi, dan fase kedua auksin yang dengannya konsentrasi yng percis akan mendukung terjadinya absisi.
10. Senescence
Senescence merupakan suatu penurunan kemampuan tumbuh (viability) disertai yang dengannya kenaikan vulnerability suatu organisme.
Akan tetapi di dalam tanaman, sebutan ini diartikan; menurunnya fase pertumbuhan (growth rate) dan kemampuan tumbuh (vigor) dan diikuti yang dengannya kepekaan (susceptibility) terhadap tantangan lingkungan, penyakit ataupun perubahan fisik lain-lainnya.
Tanda dari peristiwa ini selalu diikuti yang dengannya kematian.
Di dalam alam, senescence berlangsung pada daun, batang dan buah.
Ada empat bentuk senescence yng berlangsung pada tanaman yakni:
a. Seluruh organ tumbuh mengalami senescence (over-all senescence)
b. Senescence yng berlangsung pada bagian atas (top senescence)
c. Senescence yng berlangsung seluruh bagian daun dan buah (decideus senescence)
d. Senescence berkembang dari daun paling bawah menuju ke arah atas (progresive senescence)
b. Sitokinin
Sitokinin, merupakan hormon tumbuhan turunan adenin berfungsi bagi atau bisa juga dikatakan untuk merangsang pembelahan sel dan diferensiasi mitosis, disintesis pada ujung akar dan ditranslokasi melalui pembuluh xylem.
Software Bagi atau bisa juga dikatakan untuk merangsang tumbuhnya tunas pada kultur jaringan ataupun pada tanaman induk, akan tetapi Suka tak optimal bagi atau bisa juga dikatakan untuk tanaman dewasa.
Sitokinin mempunyai struktur menyerupai adenin yng mempromosikan pembelahan sel dan mempunyai fungsi yng percis lain bagi atau bisa juga dikatakan untuk kinetin.
Kinetin merupakan sitokinin pertama kali didapati dan dinamakan demikian lantaran kemampuan senyawa bagi atau bisa juga dikatakan untuk mempromosikan sitokinesis (pembelahan sel).
Walaupun itu merupakan senyawa alami, hal ini tak dibuat di tanaman, dan lantaran itu umumnya dianggap menjadi "sintetik" sitokinin (berguna bahwasanya hormon disintesis di tempat lain selain di pabrik).
Sitokinin sudah didapati di hampir seluruh tumbuhan yng lebih tinggi dan lumut, jamur, bakteri, dan pula di tidak sedikit tRNA dari prokariota dan eukariota.
Tatkala ini ada lebih dari 200 sitokinin alami dan sintetis dan kombinasinya.
Konsentrasi sitokinin yng tertinggi di daerah meristematik dan daerah potensi pertumbuhan berkelanjutan semisal akar, daun muda, pengembangan buah-buahan, dan biji-bijian.
Peranan sitokinin antara lain:
a. bersama yang dengannya auksin dan giberelin merangsang pembelahan sel-sel tanaman.
b. merangsang morfogenesis (inisiasi/pembentukan tunas) pada kultur jaringan.
c. merangsang pertumbuhan pertumbuhan kuncup lateral.
d. merangsang perluasan daun yng diperoleh dari pembesaran sel ataupun merangsang pemanjangan titik tumbuh daun dan merangsang pembentukan akar cabang.
e. menaikan membuka stomata pada beberapa spesies.
f. mendukung konversi etioplasts ke kloroplas melalui stimulasi sintesis klorofil.
g. menghambat proses penuaan (senescence) daun.
h. mematahkan dormansi biji
Sitokinin alami terdapat pada air kelapa.
c. Giberelin
Giberelin ataupun asam giberelat (GA), adalah hormon perangsang pertumbuhan tanaman yng diperoleh dari Gibberella fujikuroi ataupun Fusarium moniliforme, App bagi atau bisa juga dikatakan untuk menimbulkan munculnya bunga dan pembungaan yng serempak (Misalnya GA3 yng salah satunya hormon perangsang pertumbuhan golongan gas).
Giberelin alami tidak sedikit terdapat didalam umbi bawang merah.
Giberelin merupakan turunan dari asam gibberelat.
Adalah hormon tumbuhan alami yng merangsang pembungaan, pemanjangan batang dan membuka benih yng masih dorman.
Ada sekitar 100 jenis giberelin, akan tetapi Gibberellic acid (GA3)-lah yng paling umum dipakai.
Di dalam alam, dijumpai juga beberapa senyawa yng di ekstrak dari tanaman.
Senyawa yang telah di sebutkan tak memiliki kandungan giberelin ataupun gibberellane structure namun salah satunya ke dalam giberelin.
Dari hasil penelitian Tamura dkk, ia menjumpai suatu substansi dalam jamur.
Peranan giberelin bagi tanaman :
- Mematahkan dormansi ataupun hambatan pertumbuhan tanaman menjadikan tanaman bisa tumbuh normal (tak kerdil) yang dengannya tatacara mempercepat proses pembelahan sel.
- Menaikan pembungaan.
- Memacu proses perkecambahan biji.
Satu dari sekian banyaknya efek giberelin merupakan mendorong terjadinya sintesis enzim dalam biji semisal amilase, protease dan lipase dimana enzim yang telah di sebutkan akan merombak dinding sel endosperm biji dan menghidrolisis pati dan protein yng akan memberikan energi bagi perkembangan embrio diantaranya merupakan radikula yng akan mendobrak endosperm, kulit biji ataupun kulit buah yng memberikan batas pertumbuhan/perkecambahan biji menjadikan biji berkecambah.
- Berperan pada pemanjangan sel.
- Berperan pada proses partenokarpi.
Pada beberapa kasus pembentukan buah bisa berlangsung tanpa adanya fertilisasi ataupun pembuahan, proses ini dinamai partenokarpi.
d. Etilen
Etilen, hormon yng berupa gas yng dalam ke hidup-an tanaman aktif dalam proses pematangan buah.
Software memiliki kandungan ethephon, maka kinerja sintetis ethylen berjalan optimal menjadikan tujuan supaya buah cepat masak tercapai.
Struktur kimia etilen Amat simpel yakni terdiri dari 2 atom karbon dan 4 atom hidrogen (H2C=CH2 ).
Auksin dosis tinggi bisa merangsang produksi Etilen. Kelebihan Etilen bahkan bisa memperhalang pertumbuhan, memicu gugur daun (daun amputasi), dan malah membunuh tanaman.
Peranan etilen bagi tanaman
Di dalam proses fisiologis, etilen memiliki peranan penting. Wereing dan Phillips (1970) sudah mengelompokan pengaruh etilen dalam fisiologi tanaman menjadi berikut:
a. mendukung respirasi climacteric dan pematangan buah.
b. mendukung epinasti
c. menghambat perpanjangan batang (elengation growth) dan akar pada beberapa species tanaman meskipun etilen ini bisa menstimulasi perpanjangan batang, coleoptyle dan mesocotyle padatanaman tertentu, misalnya Colletriche dan padi.
d. Menstimulasi perkecambahan
e. Menstimulasi pertumbuhan secara isodiametrical lebih besar dibandingkan yang dengannya pertumbuhan secara longitudinal.
f. Mendukung terbentuknya bulu-bulu akar
g. Mendukung terjadinya abscission pada daun
h. Mendukung proses pembungaan pada nanas
i. Mendukung adanya flower fading dalam persarian anggrek
j. Menghambat transportasi auksin secara basipetal dan lateral
k. Mekanisme timbal balik secara teratur yang dengannya adanya auksin yakni konsentrasi auksin yng tinggi memicu terbentuknya etilen.
e. Inhibitor
Yng dimaksud yang dengannya sebutan inhibitor merupakan zat yng menghambat pertumbuhan pada tanaman, Suka didapat pada proses perkecambahan, pertumbuhan pucuk ataupun dalam dormansi.
Di dalam tanaman, inhibitor menyebar disetiap organ tubuh tanaman bergantung dari jenis inhibitor itu sendiri.
Beberapa jenis inhibitor merupakan adalah bentuk phenyl compound salah satunya phenol, benzoic acid, cinamic acid dan coffeic acid.
Gallic acid dan shikimic acid adalah turunan dari benzoic acid.
Selanjutnya ia mengemukakan juga bahwasanya gallic acid bisa diketemukan pada buah yng matang, sedangkan ferulic acid dan p-coumaric acid adalah ko faktor bagi atau bisa juga dikatakan untuk IAA oksida.
Di dalam alam, abscisic acid bisa dijumpai pada daun, batang, rizoma, ubi (tuber), tunas (bud), tepung sari, buah, embrio, endosperm, maupun kulit biji (seed coat) misalnya pada tanaman kentang, kacang, apel, adpokat rose dan kelapa.
Plant growth retardant merupakan inhibitor yng berperan dalam menghambat aktivitas apical meristematik.
Peranan inhibitor di dalam tanaman:
a. Asam absisat
Di dalam tanaman, Asam absisat (ABA) menyebar di dalam jaringan.
Inhibitor ini memiliki fungsi ataupun peranan yng berlawanan yang dengannya zat pengatur tumbuh: auksin, gibberellin, dan sitokinin.
b. Plant growth retardant
Plant growth retardant merupakan inhibitor yng berlawanan yang dengannya kegiatan gibbberellin pada perpanjangan batang.
PEMBUATAN DAN APLIKASI ZPT
1. Tujuan pembuatan ZPT
Tujuan penulisan tulisan atau artikel merupakan bagi atau bisa juga dikatakan untuk memberikan berita teknologi membuat ZPT, yakni bagaimana mengekstrak hormon yang dengannya jalan fermentasi.
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) memiliki peranan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman.
Sebetulnya ZPT telah terkandung dalam tanaman itu sendiri yng kita sebut yang dengannya hormon tanaman.
Jadi ZPT merupakan tiruan ataupun sintetik dari hormon tanaman.
Cuma yng jadi masalah merupakan kita tak tahu pada tanaman apa dan bagian tanaman yng mana hormon/ZPT itu ada dan bagaimana tatacara kita mengekstrak hormon/ZPT yang telah di sebutkan.
Satu dari sekian banyaknya tatacara mengekstrak hormon/ZPT merupakan difermentasi mempergunakan mikroorganisme.
Menjadikan kita mampu mendapatkan hormon/ZPT yang dengannya harga murah yng berasal dari tanaman sekitar kita.
2. Tips pembuatan
Yang akan di sajikan kali ini beberapa tatacara gampang membuat auksin, sitokinin dan giberelin.
a. Pembuatan Auksin
Bahan :
- 1 Kg Keong mas / Bekicot,
- 5 Lt Air,
- 1 Kg Gula / Tetes tebu,
- 1 gelas Bioboost
Tips Pembuatan :
- Keong mas/bekicot direbus yang dengannya air hingga mendidih lantas diambil dagingnya, cangkang dibuang.
- Seusai dingin, masukkan Bioboost, aduk dan campur hingga rata.
- Masukkan dalam wadah, tutup yang dengannya plastik lantas ikat yang dengannya karet.
- Simpen dan letakkan pada tempat yng teduh, biarkan selama 7 hari.
b. Pembuatan Sitokinin
Bahan :
- 1 Kg bonggol pisang,
- 5 Lt air,
- 1 Kg gula/tetes tebu
- 1 gelas Bioboost
Tips Pembuatan :
- Bonggol pisang dicacah ataupun diblender,
- Campur yang dengannya seluruh bahan,
- Aduk hingga rata,
- masukkan dalam wadah lantas tutup yang dengannya plastik dan ikat memakai karet,
- Simpen dan diamkan selama 7hari pada tempat yng teduh.
c. Pembuatan Giberelin
Bahan :
- 1 Kg rebung bambu,
- 5 Lt air,
- 1 Kg gula/tetes tebu,
- 1 gelas Bioboost
Tips Pembuatan :
- Kupas rebung bambu,
- Cacah kecil-kecil,
- Campur yang dengannya seluruh bahan lain-lainnya,
- Aduk hingga rata,
- Masukkan ke dalam wadah lantas tutup yang dengannya plastik dan ikat memakai karet,
- Simpen dan diamkan selama 7hari pada tempat yng teduh.
Beberapa bagian tanaman yng mampu dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuat Homon/ ZPT merupakan:
1. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuat Hormon/ZPT auksin kita mampu genakan tauge, bekicot ataupun keong mas.
2. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuat Hormon/ZPT giberelin kita mampu genakan biji jagung dan rebung
3. Bagi atau bisa juga dikatakan untuk membuat Hormon/ZPT sitokinin kita mampu genakan air kelapa dan bonggol pisang
3. Software
Software ZPT di lakukan yang dengannya tatacara menyemprotkan ke tanaman, mampu bersamaan yang dengannya App pestisida.
Bisa pula yang dengannya tatacara dikocorkan yang dengannya mencampurkannya yang dengannya NPK (tanaman hortikultura).
Mudah-mudahan Berguna

Sumber rujukan dan gambar : http://k-bioboost.blogspot.com/2016/05/hormon-dan-zpt.html.

Seputar Artike Tentang Hormon Dan Zpt

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Artike Tentang Hormon Dan Zpt