Tumbuhan Tuba Peracun Ikan Dan Serangga

- Agustus 14, 2017

Tumbuhan Tuba Peracun Ikan Dan Serangga

 

Tuba, dalam bahasa ilmiah disebut Derris elliptica, adalah jenis tumbuhan yng biasa dipakai menjadi peracun ikan. Akar tanaman Tuba ini mempunyai kandunganrotenone, sejenis racun kuat bagi atau bisa juga dikatakan untuk ikan serta serangga (insektisida).
Tuba Suka disebut pula menjadi Akar Tuba. Dalam bahasa Inggris biasa disebut menjadi Derris Root, Duva Ni Vavalagi, ataupun Tuba Root. Tanaman memanjat (liana) ini memiliki beberapa nama lokal semisal; tuwa laleur, tuwa leteng, areuy kidang(Sunda), jenu, jelun,tuba, oyod tungkul, tungkul (Jawa), tobha, jheno, mombul (Madura).
Di negara lain dikenal yang dengannya sebutan Tuba (Brunei), Hon (Laos), K’biehs (Kamboja),tuba root, tugling-pula (Filipina), Touba (Perancis), Akar Tuba (Malaysia), Lai Nam(Thailand).
Tumbuhan Tuba (Derris elliptica) yng berpotensi menjadi biopestisida ini selain dijumpai hampir di seluruh wilayah di Indonesia pula terdapat di Bangladesh, Asia Tenggara, serta beberapa kepulauan di Pasifik.
Tanda-ciri Tanaman Tuba. Tuba adalah tumbuhan berkayu memanjat (liana) 7 – 15 pasang daun pada tiap rantingnya. Daun muda berambut kaku pada kedua permukaannya. Di bahagian bawah daun diliputi oleh bulu lembut berwarna perang. Batangnya merambat yang dengannya ketinggian sampai-sampai 10 meter. Ranting-ranting Tuba tua berwarna kecoklatan.

Mahkota bunga tumbuhan Tuba berwarna merah muda dan tidak banyak berbulu. Tumbuhan beracun ini pula memiliki buah berbentuk lonjong (oval), yang dengannya sayap yng tipis di sepanjang kedua sisi. kekacang nipis serta rata berukuran 9 cm, lebar 0.6 – 2.5 cm. serta terdapat 1 – 4 biji dalam satu kekacang.
Tumbuhan peracun ikan ini tumbuh terpencar-pencar, di tempat yng tak begitu kering, di tepi hutan, di pinggir sungai ataupun dalam hutan belukar yng masih liar serta kadang-kadang ditanam di kebun ataupun pekarangan. Di Jawa tanaman Tuba didapati mulai dari dataran rendah sampai-sampai ketinggian sekitar 1500 m dpl.
Manfaat Tanaman Tuba. Tanaman ini adalah penghasil bahan beracun yng bisa dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengendalikan hama serangga, baik di luar ruangan ataupun didalam ruangan. Disamping rotenon menjadi bahan aktif utama, bahan aktif lain yng terdapat pada akar tanaman Tuba (Derris elliptica) merupakan deguelin, elliptone, dantoxicarol.
Tanaman ini Suka dipakai menjadi racun ikan. Akan tetapi bisa pula bisa dipakai menjadi insektisida, yakni bagi atau bisa juga dikatakan untuk pemberantasan hama pada tanaman sayuran, tembakau, kelapa, kina, kelapa sawit, lada, teh, coklat, serta lain-lain. Di Kalimantan, ekstrak akarnya dipakai menjadi racun bagi atau bisa juga dikatakan untuk anak panah.
POTENSI BUDI DAYA TUBA
Tingginya harga pestisida belakangan ini, sudah menghasilkan petani kesulitan mengatasi serangan hama serta penyakit. Di lain pihak, konsumen pula mulai sadar, bahwasanya penggunaan pestisida kimia pada budidaya komoditas pangan, sayuran serta buah-buahan, potensial memicu gangguan kebugaran atau kesehatan.
Yang dengannya kondisi semisal ini, penggunaan pestisida organik dalam budidaya komoditas pangan, sayuran serta buah-buahan, menjadi satu dari sekian banyaknya pengganti yng menarik. Pengganti lain merupakan penggunaan net putih (kain kelambu), yng menutup seluruh areal pertanian. Tips semisal ini telah lazim di lakukan bagi atau bisa juga dikatakan untuk budidaya buah-buahan serta sayuran di beberapa negara. Misalnya di Jepang serta Taiwan. Di Indonesia, penggunaan net pada lahan pertanian antara lain di lakukan di areal penanaman tembakau cerutu di Klaten, serta Jember.
Bagi petani Indonesia (perorangan), penggunaan net bagi atau bisa juga dikatakan untuk buididaya tanaman pangan, sayuran serta buah-buahan masih terlalu tidak murah. Penggunaan pestisida organik sebetulnya pula telah biasa di lakukan petani, akan tetapi masih sebatas pada budidaya udang serta bandeng di tambak air payau. Bahan pestisida organik yng orang-orang genakan antara lain daun tembakau, serta biji teh. Hasil nya cukup efektif, serta tak memicu timbunan residu yng mencemari lingkungan. Akan tetapi daun tembakau serta tumbukan biji teh. Masih belum tidak sedikit dipakai oleh para petani di lahan pertanian.
Satu dari sekian banyaknya sumber pestisida organik yng potensial bagi atau bisa juga dikatakan untuk dibudidayakan secara massal merupakan tuba (jenu, Derris elliptica). Saat ini ini, kita telah tidak lagi mengingat tanaman tuba. Jarang sekali orang yng mengenal sosok tumbuhan ini, walaupun peribahasa “Air susu dibalas dengan air tuba.” masih tetap diajarkan di sekolah. Warga atau juga bisa dikatakan masyarakat pedesaan, cuma mengenal tuba menjadi racun bagi atau bisa juga dikatakan untuk menangkap ikan di sungai. Tuba merupakan tumbuhan liana, yaitu batangnya berkayu, akan tetapi memanjat yang dengannya tatacara membelit. Sampai-sampai budidaya tuba memerlukan tiang ataupun tumbuhan lain menjadi panjatan.
Sebetulnya ada sekitar 204 spesies, sub spesies, varietas, serta kultivar Derris., akan tetapi yng paling tidak sedikit dibudidayakan warga atau juga bisa dikatakan masyarakat hanyalah Derris elliptica. Tuba mampu diperbanyak yang dengannya tatacara generatif (melalui biji), ataupun vegetatif (stek batang/cabang). Perbanyakan yang dengannya stek batang/cabang, akan lebih cepat menghasilkan individu tanaman baru. Walaupun perbanyakan secara massal, akan lebih ekonomis mempergunakan biji yng disemai. Pertumbuhan tuba agak lamban. Dibutuhkan umur di atas 5 tahun, supaya tanaman bisa atau mampu menghasilkan bunga serta buah (biji).
Bunga tuba berbentuk malai yang dengannya warna pink cerah. Masing-masing kuntum bunga akan menghasilkan polong, yng cuma berisi satu biji, yang dengannya bentuk serta ukuran sebesar biji buncis. Polong tuba akan berjatuhan di sekeliling tajuk tanaman. Masa dorman biji tuba Amat singkat, tidak lebih dari satu bulan. Sampai-sampai biji yng terkumpul Perlu segera disemai. Penyemaian di lakukan dalam wadah pot yng cukup besar (tinggi), yang dengannya media pasir campur humus ataupun kompos. Wadah semai Perlu cukup tinggi, karena akar tuba akan tumbuh berlebi dahulu, yang dengannya ukuran cukup panjang.
Penyemaian biji tuba memerlukan waktu sekitar dua bulan, baru akan menumbuhkan tunas. Keping biji tuba akan tetap berada dalam media, sampai-sampai yng keluar hanyalah tunas bakal batang. Seusai tunas keluar, wadah semai dibongkar, serta kecambah tuba yang dengannya akarnya yng Amat panjang itu dipindah satu-satu ke pot paling kecil, ataupun gelas plastik yng sudah dilubangi bagian bawahnya. Semaian tuba dari biji baru mampu ditanam di lapangan pada umur di atas satu tahun. Beda yang dengannya benih stek yng pada umur tiga hingga empat bulan telah mampu dipindah ke lapangan.
Bahan stek tuba berupa cabang ataupun ranting berdiameter sebesar pensil ataupun jari tangan orang dewasa, yang dengannya panjang potongan 30 cm. Bagian pangkal potongan stek, diolesi Rootone ataupun Bioroota (zat perangsang pertumbuhan akar). Kalau tak tersedia dua bahan ini, mampu diganti yang dengannya cairan umbi bawang merah yng dipotong. Penyemaian mampu di lakukan dalam pot yang dengannya merdia pasir serta humus, ataupun di dalam lubang semai. Pot serta lubang semai Perlu disungkup yang dengannya plastik bening, hingga tunas stek tumbuh. Pembukaan sungkup di lakukan secara bertahap, sampai-sampai semai tak stres.
Budi daya tuba secara massal bagi atau bisa juga dikatakan untuk tujuan komersial, tak memerlukan tiang panjatan. Benih hasil semaian biji ataupun setek, ditanam yang dengannya jarak rapat pada bedengan, semisal halnya budidaya kentang ataupun ubijalar. Seusai satu tahun, bedengan dibongkar, akar tuba dipanen. Sebagian tajuk tananan dibuang, ataupun dijadikan bahan stek baru. Tanaman yng telah dipanen akarnya, mampu ditanam kembali, bagi atau bisa juga dikatakan untuk dipanen tahun yang akan datang, yang dengannya hasil yng akan makin tinggi. Hasil panen akar tuba, mampu langsung dipakai menjadi pestisida, mampu dikeringkan serta disimpan.
Akar tuba memiliki kandungan Rotenone, Tubatoxin, ataupun Paraderil (C23H22O6), yag adalah racun kontak Amat kuat. Rotenone dari akar tuba, diambil yang dengannya tatacara ditumbuk, lantas dicampur air. Air tumbukan akar tuba akan berwarna putih susu, serta berbau Amat keras khas Rotenone. Perangkat lunak dalam pemberantasan hama di lahan pertanian, di lakukan semisal biasa, yang dengannya tatacara penyemprotan mempergunakan sprayer. Warna air tuba yng putih semisal susu ini dia yng sudah mengilhami nenek moyang kita menciptakan kiasan: “Air susu dibalas yang dengannya air tuba!'

Sumber rujukan dan gambar : http://tipspetani.blogspot.com/2016/07/tumbuhan-tuba-peracun-ikan-dan-serangga.html.

Seputar Tumbuhan Tuba Peracun Ikan Dan Serangga

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Tumbuhan Tuba Peracun Ikan Dan Serangga