Beberapa Penyakit Penting Pada Tanaman Singkong Dan Pengendaliannya

- Januari 02, 2018

Beberapa Penyakit Penting Pada Tanaman Singkong Dan Pengendaliannya

 
Beberapa Penyakit Penting pada Tanaman Singkong dan Pengendaliannya
PENGENDALIAN PENYAKIT SINGKONG
1. Jamur Akar Putih
Pada Singkong Penyakit yng Suka menyerang tanaman singkong merupakan jamur akar putih.
Pada serangan berat, mampu meluluhlantakkan pertanaman singkong.
Jamur akar putih menyerang pertanaman singkong lebih-lebih pada lahan pertanaman bekas tanaman karet ataupun pada lahan-lahan yng Suka di tanami singkong.
Pada lahan yng Suka ditanami singkong, pada tatkala panen Suka umbi singkong tertinggal di dalam tanah.
Umbi singkong ini akan menjadi busuk dan menjadi tempat berkembangnya jamur akar putih.
Selain hal yang telah di sebutkan di atas, pemakaian pupuk sangkar yng belum matang ataupun belum terfermentasi secara sempurna, bisa menjadi tempat berkembangnya jamur akar putih.
Ciri–ciri tanaman singkong yng terserang jamur akar putih antara lain:
Pertumbuhan tanaman merana,
Daun kuning dan berguguran,
Pertumbuhan vegetatifnya relatif berhenti,
Disekitar pangkal batang terdapat benang-benang putih yng adalah miselium jamur akar putih.
Disaat dicabut ada umbi yng mulai membusuk.
Yang dengannya demikian bagi atau bisa juga dikatakan untuk penanaman singkong sambung yng diharuskan mempergunakan Bioboost yng cukup pekat 1:25 L air, Perlu mempergunakan pupuk organik yng telah matang sempurna.
2. Penyakit Hawar Bakteri
Hawar Bakteri adalah penyakit yng terpenting pada tanaman singkong di tidak sedikit negara.
Besarnya kerugian bergantung dari kondisi setempat, salah satunya tingkat ketahanan tanaman.
Pada tanaman yng rentan, andai keadaan membantu penyakit, kerugian bisa mencapai 90-100%.
Gejala pada daun ada bercak:
Kebasah-basahan,
Bentuknya tak teratur,
Bersudut-sudut (angular),
Dikelilingi oleh daerah hijau tua.
Gejala meluas yang dengannya cepat dan warna bercak menjadi coklat muda,
Mengeriput,
Memicu daun layu.
Seterusnya seluruh daun layu dan rontok.
Bakteri menyebar dari suatu tempat ke tempat lain lebih-lebih lantaran terbawa dalam stek yng terinfeksi.
Yang dengannya stek ini bakteri terbawa dari musim ke musim.
Bakteri jamur ini bisa terbawa oleh tanah yang dengannya penggarapan tanah, diperkirakan infeksi lewat tanah tidak lebih memegang peran.
Selain itu alat-alat pertanian yng terkontaminasi bisa menyebarkan bakteri, misalnya pisau yng dipakai bagi atau bisa juga dikatakan untuk memotong stek.
Selain itu bakteri terpencar oleh percikan air hujan, lebih-lebih dari karet yng keluar dari batang dan daun sakit.
Kita-kita, hewan terbak, dan serangga bisa menularkan bakteri.
Supaya bakteri bisa mengadakan infeksi dibutuhkan udara yang dengannya kelembaban jenuh selama 12 jam.
Pada musim hujan jumlah bercak pada daun Amat meningkat.
Jenis-jenis ubi kayu mempunyai tingkat ketahan yng berbeda terhadap hawar bakteri.
Ketahanan ini penyebabnya yaitu oleh lantaran ada 3 mungkin:
Bakteri terhambat penetrasinya,
Bakteri tak bisa meluas secara sistemik,
Tanaman bereaksi terhadap bakteri yang dengannya tips hipersensitif.
Di afrika penyebab penyakit lebih tidak sedikit terdapat di tanah berpasir yng miskin unsur hara.
Pemupukan NPK yng optimal bisa mengurangi bobotnya penyakit.
Di Indonesia terbukti bahwasanya pemupukan NPK dan bahan organik menaikan ketahan tanaman.
Penyakit dibantu oleh curah hujan, lantaran curah hujan akan menaikan kelembaban dan membantu pemencaran bakteri.
Intensitas penyakit tertinggi pada akhir musim hujan, menjelang musim kemarau.
Suhu optimal bagi atau bisa juga dikatakan untuk perkembangan penyakit merupakan sekitar 30 derajat C.
Beberapa upaya yng bisa di lakukan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mengendalikan hawar bakteri merupakan :
Penanaman jenis tahan bakteri hawar daun,
Pemakaian stek yng diambil dari tanaman yng benar–benar sehat,
Melakukan pergiliran tanaman,
Pemangkasan bagian tanaman di atas tanah bisa mengurangi pemecaran penyakit, khususnya pada tanaman yng mempunyai ketahanan tinggi ataupun tengah,
Pertahankan tanaman yng belum terinfeksi berat,
Membuat bibit sehat yang dengannya mengakarkan ujung-ujung batang,
Ujung-ujung batang akan tetap dari bakteri walaupun tanamannya terinfeksi berat.
3. Penyakit Layu Bakteri
Batang ubi kayu (singkong) yng sakit layu bisa diisolasi bakteri peseudomonas solanacearum.
Ubi kayu (singkong) yng di kenai sakit lendir ataupun sakit layu ini penyebabnya yaitu oleh bakteri.
Pada penyakit layu ini daun–daun layu bersama-sama dan bagi atau bisa juga dikatakan untuk sementara tetap melekat pada batang.
Diadukan atau dilaporkan bahwasanya gejala penyakit layu bakteri pada ubi kayu bisa dibedakan menjadi 3 tipe:
Tanaman layu,
Daun gugur
Mati ujung.
Umumnya kedua gejala yng pertama disertai yang dengannya perubahan warna pada bagian-bagian di bawah tanah, sedangkan hal ini tak berlangsung pada tipe ke tiga.
Isolasi dari tanaman sakit yang dengannya gajala–gejala yng berbeda tipenya menghasilkan 2 koloni yng terang berbeda putih cair dan putih berlendir.
Selanjutnya diketahui bahwasanya koloni yng putih cair merupakan koloni Pseudomonas solanacearum, diisolasi dari tanaman yang dengannya gejala layu dan gugur daun.
Sedangkan koloni yng berwarna putih berlendir merupakan koloni Xantomonas campestris pv. manihotis.
Penyebab hawar ubi kayu, di isolasi dari tanaman yng bergejala mati ujung.
Pseudomonas solanacearum adalah satu dari sekian banyaknya bakteri patogen terpenting dari golongan bakteri yng bisa memicu penyakit layu bakteri yng tersebar secara luas di daerah tropik dan subtropik dan daerah-daerah bersuhu panas di dunia.
Bisnis pengendalian P. solanacearum yang dengannya mempergunakan varietas tahan dan antibiotika (bakterisida) diluar dugaan membawa masalah baru yang dengannya munculnya ras-ras baru patogen yng lebih virulen, menjadikan butuh dicari suatu penanganan lain yng lebih aman dan ramah lingkungan.
4. Bercak Coklat
Penyakit ini tersebar di seluruh Indonesia.
Penyakit ini adalah penyakit daun yng paling penting pada tanaman ini.
Gejala yng timbul merupakan :
Bercak tampak terang pada kedua sisi daun.
Pada sisi atas bercak tampak coklat merata yang dengannya tepi gelap yng terang.
Pada sisi bawah daun tepi bercak tidak lebih terang dan di sedang bercak coklat terdapat warna keabu-abuan lantaran adanya konidiofor dan konidium jamur.
Bercak berbentuk bulat yang dengannya garis sedang 3 – 12 mm.
Andai berkembang bentuk bercak bisa tidak lebih teratur dan agak miring–sudut lantaran terbatas oleh tepi daun ataupun tulang–tulang daun.
Andai penyakit berkembang yang dengannya terus menerus daun yng sakit menguning dan mengering dan bisa gugur.
Pada cuaca hujan dan panas jenis rentan bisa menjadi gundul.
Penyebab penyakit bercak coklat merupakan cercosporidium henningsii.
Hifa jamur ini berkembang dalam ruang sela-sela sel, membentuk stroma yang dengannya garis sedang 20–45μm.
Stroma membentuk konidiofor dalam berkas–berkas yng rapat.
Konidiofor coklat kehijauan pucat, warna dan lebar merata, tak bercabang, yang dengannya 0–2 bengkokan, bulat pada ujungnya dan mempunyai bekas spora yng kecil ataupun tengah.
Konidium dibentuk pada kedua sisi daun pada ujung konidiofor, berbentuk tabung, lurus ataupun agak bengkok, kedua ujungnya membulat tumpul, pangkalnya berbentuk tumpul.
Jamur membentuk peritesium hitam, bergaris sedang 100μm, kadang–kadang tampak tersebar pada bercak di permukaan atas daun.
Askus semisal gada memanjang, berisi 8 spora.
Daur penyakit pada tanaman ini berasal dari angin ataupun hujan yng membawa spora dari bercak tua dan daun tua yng telah rontok ke permukaan daun sehat.
Andai udara cukup lembab, konidium berkecambah, membentuk pembuluh kecambah.
Penetrasi berlangsung melalui mulut kulit dan jamur meluas dalam jaringan lewat ruang sela-sela sel.
Dalam cuaca panas dan lembab butuh waktu 12 jam.
Selama musim kemarau jamur mempertahankan diri pada bercak-bercak tua.
Faktor-faktor yng memberi pengaruh penyakit Amat bergantung pada ketahan ubi kayu yng mempunyai ketahan berbeda pada bercak coklat.
Pada biasanya daun tua lebih rentan dari daun muda yng lebih tinggi letaknya.
Akan tetapi pada jenis yng rentan, tangkai daun, malah buah yng muda Suka ada serangan yng berat.
Penyakit ini Amat dibantu oleh curah hujan dan suhu yng tinggi
5. Bercak Daun Baur
Adapun gejala bercak daun baur pada ubi kayu merupakan:
Bercak daun besar,
Berwarna coklat tidak dibatasi yng terang.
Tiap bercak meliputi seperlima dari luas helaian daun ataupun lebih.
Permukaan atas bercak berwarna coklat merata, akan tetapi dipermukaan bawah pusat bercak yng berwarna coklat ada keabu-abuan, lantaran adanya konidiofor dan konidium dari Cercospora viscosae.
Jamur ini tak membentuk stroma, akan tetapi membentuk spora secara merata.
Konidiofor coklat kemerahan.
Membentuk berkas yng mirip koremium dan konidiumnya semisal gada terbalik silindris.
Konidiumnya dipencarkan oleh angin dan serangga, walaupun angin memegang peranan yng lebih besar dalam pemencarannya.
Jamur mengadakan penetrasi langsung yang dengannya menembus permukaan lateral sel-sel epidermal, ataupun melalui mulut kulit. Infeksi bisa melalui dua sisi daun, akan tetapi yng paling tidak sedikit melalui epidermis atas.
Faktor-faktor yng memberi pengaruh penyakit bercak daun baur merupakan:
Curah hujan,
Suhu,
Kelembaban.
Penyakit timbul pada musim hujan, akan tetapi gejalanya akan muncul pada musim panas.
Suhu dan kelembaban yng rendah akan membuat penyebaran penyakit akan makin tinggi, begitu pula sebaliknya.
Ketahanan terhadap bercak daun mempunyai korelasi yang dengannya tebalnya jaringan palisade dan ukuran mulut kulit daun.
Penyakit ini pula timbul akibat kekurangan magnesium.
Pada biasanya penyakit ini tak memicu kerugian, cuma terdapat pada daun tua, walaupun kadang-kadang bisa memicu daun gugur.
6. Bercak Daun Phyllosticta
Penyakit ini menyerang tunas dan memicu mati ujung.
Gejala yng timbulkan oleh jamur ini berupa :
Bercak besar pada daun,
Berwarna coklat, umumnya yang dengannya tepi yng tidak lebih terang.
Bercak biasanya terdapat pada ujung daun, tepi helaian daun, sepanjang tulang sedang daun dan tulanfg daun yng besar.
Permukaan atas bercak pertama terdiri dari cincin-cincin konsentris yng terbentuk oleh pikndium berwarna coklat.
Bercak yng tua tak mempunyai cincin, lantaran piknidium yng masak tercuci oleh air hujan.
Andai udara Amat lembab bercak bisa tertutp oleh hifa coklat kelabu.
Pada permukaan bawah daun, tulang-tulang daun yng kecil sekitar bercak menjadi rusak dan membentuk garis-garis hitam yng memancar bercak.
Bercak–bercak berkembang menjadi hawar daun, akhirnya seluruh daun dan tangkai menjadi coklat tua, layu dan rontok.
Pada infeksi yng berat, jamur menyerang tunas yng masih muda dan memicu mati ujung.
Batang yng sakit berwarna coklat dan tertutup oleh piknidium.
Jamur ini tidak sedikit membentuk piknidium yng berwarna coklat tua, bulat dan membentuk kelompok kecil pada daun ataupun batang.
Piknidium yang dengannya garis sedang 100-170 pM, ostiol berukuran 15-20 pM, dindingnya terdiri dari sel-sel bersegi tidak sedikit.
Konidiofor pendek, hialin, membentuk suatu konidium kecil dan bersel satu.
Pemencaran penyakit ini melalui percikan air hujan, angin dan alat pertanian.
Bobotnya penyakit berkolerasi yang dengannya kondisi lingkungan yng memberi pengaruh perkecambahan spora.
Spora berkecambah paling baik pada suhu 20-25 derajat C.
Bercak daun Phyllosticta tidak sedikit terdapat di tempat-tempat yng tinggi, ataupun dataran rendah selama musim hujan.
Tatacara Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Pada Tanaman Singkong
Prinsip pengendalian dianjurkan merupakan pengendalian secara ramah lingkungan, yakni Penggunaan Agen Hayati Antagonis terhadap Jamur-jamur patogen pembawa penyakit semisal diatas adalah langkah yng Amat tepat.
Satu dari sekian banyaknya agen hayati antagonis terhadap jamur-jamur patogen pembawa penyakit merupakan Trichoderma.
Trichoderma adalah cendawan antagonis yng Amat berperan membantu mengatasi beberapa jenis penyakit pada tanaman semisal penyakit diatas.
Dimana Cendawan Trichoderma ini diadukan atau dilaporkan menjadi bioFungisida lantaran Trichoderma akan berkompetisi dalam hal nutrisi yang dengannya jamur lain dilapangan menjadikan jamur-jamur patogen pembawa penyakit mati terinfeksi oleh jamur Trichoderma ini.
Sisi lain Trichoderma pula diadukan atau dilaporkan menjadi bioDecomposer ataupun mikroba pengurai bahan organik menjadi kompos. Menjadikan tidak sedikit kalangan petani mempergunakan serta memanfaatkan biang/isolat Trichoderma menjadi starter pengomposan pada pembuatan pupuk organik/kompos, semisal membuat kompos dari jerami dan serasah dedaunan.
Dilapangan Trichoderma pula tidak sedikit berperan membantu pertumbuhan tanaman, dimana Trichoderma membantu mempercepat proses penguraian unsur hara mikro dan makro didalam tanah yng Amat dibutuhkan oleh tanaman.
Dan Trichoderma sp. telah dimiliki dan terdapat di dalam kandungan K-Bioboost.
Mudah-mudahan Memberikan manfaat..

Sumber rujukan dan gambar : http://k-bioboost.blogspot.com/2016/05/beberapa-penyakit-penting-pada-tanaman.html.

Seputar Beberapa Penyakit Penting Pada Tanaman Singkong Dan Pengendaliannya

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Beberapa Penyakit Penting Pada Tanaman Singkong Dan Pengendaliannya