Pola Tanam Sri Dan Kelemahan Serta Kelebihannya

- Februari 28, 2018

Pola Tanam Sri Dan Kelemahan Serta Kelebihannya

 
S.R.I. merupakan teknik budidaya padi yng bisa atau mampu menaikan produktivitas padi yang dengannya tatacara merubah pengelolaan tanaman, tanah, air, serta unsur hara. Metode S.R.I. ini terbukti sudah sukses menaikan produktivitas padi sebesar 50 % malah di beberapa tempat mencapai lebih dari 100 %.Teknik S.R.I. ini sudah berkembang di 36 negara antara lain Indonesia, Kamboja, Laos, Thailand, Vietnam, Bangladesh, Cina, Nepal, Srilanka, Gambia, Madagaskar serta lain-lainnya.Dalam budidaya padi metode S.R.I. ini ada beberapa prinsip yng menjadi ketentuan, yakni :
a. Tanam bibit muda berusia tidak lebih dari 12 hari sesudah sebar (hss) disaat bibit masih berdaun 2 helai.
b. Tanam bibit satu lubang satu batang yang dengannya jarak tanam biasa 25 Cm x 25 Cm, 30 Cm x 30 Cm ataupun legowo 2.
c. Pindah tanam Perlu hati-hati lantaran batang masih lemah serta akar tak putus serta ditanam tak dalam.
d. Pemberian air maksimal 2 Cm yang dengannya tatacara intermitten (berselang).
e. Penyiangan sejak awal pada umur 10 hari serta diulang hingga 3 kali yang dengannya interval 10 harian.
f. Upayakan mempergunakan pupuk organik.
Kelebihan S.R.I.
dibandingkan yang dengannya tanam padi secara biasa petani (konvensional) merupakan :
a. Tanaman hemat air.
b. Hemat biaya benih.
c. Hemat waktu lantaran panen lebih awal.
d. Produksi mampu meningkat.
Budidaya Padi Metode S.R.I.
a. Pengolahan Tanah
• Tanah dibajak sedalam 25 – 30 Cm.
• Benamkan sisa-sisa tanaman serta rumput-rumputan
• Gemburkan yang dengannya garu hingga terbentuk struktur lumpur yng sempurna, lantas diratakan menjadikan tatkala diberikan air ketinggiannya di petakan sawah merata.
• Amat dianjurkan pada waktu pembajakan diberikan pupuk organik (pupuk sangkar,pupuk kompos,pupuk hijau).
b. Pemilahan Benih Bernas yang dengannya Larutan GaramUntuk memperoleh benih yng bermutu baik (bernas) maka butuh di lakukan pemilihan, meskipun benih yang telah di sebutkan diperoleh sendiri, ataupun benih berlabel yakni yang dengannya mempergunakan larutan garam yang dengannya langkah-langkah menjadi berikut:
• Masukan air kedalam ember, lantas masukan garam lantas diaduk hingga larut, jumlah garam dianggap cukup bila telur itik mampu mengapung.
• Masukan benih padi kedalam ember, lantas pisahkan benih yng mengambang yang dengannya yng tenggelam. Selanjutnya benih yng tenggelam/benih yng bermutu dicuci yang dengannya air biasa hingga bersih.
c. Perendaman serta Pemeraman Benih
Seusai uji benih selesai proses selanjutnya merupakan:
• Benih yng bermutu (tenggelam) direndam dalam air bersih selama 24-48 jam.
• Seusai direndam, dianginkan (ditiriskan) selama 24-48 jam hingga berkecambah
d. Persemaian
Persemaian bagi atau bisa juga dikatakan untuk budidaya S.R.I bisa di lakukan yang dengannya mempergunakan baki plastik ataupun kotak yng terbuat dari bambu/besek. Hal ini dimaksudkan bagi atau bisa juga dikatakan untuk mempermudah pemindahan, pencabutan, serta penanaman.
Proses persemaian merupakan menjadi berikut:
• Benih yng dipergunakan bergantung pada kebiasaan/ kesukaan petani (bermutu baik/bernas).
• Penyiapan tempat persemaian dilapisi yang dengannya daun pisang yng telah dilemaskan, lantas diberikan tanah yng subur bercampur kompos (perbandingan 1:1), tinggi tanah pembibitan sekitar 4cm.
• Benih yng ditaburkan ke dalam tempat persemaian, lantas ditutup tanah tipis.
e. Penanaman
• Pola penanaman bibit metoda S.R.I merupakan bujur sangkar 30 x 30 cm, 35 x 35 cm ataupun lebih jarang lagi misalkan hingga 50 x 50 cm pada tanah subur.
• Garis-garis bujur sangkar dibuat yang dengannya caplak.
• Bibit ditanam pada umur 5-15 hari (daun dua) sesudah semai, yang dengannya jumlah bibit per lubang satu, serta dangkal 1-1,5 cm, dan posisi perakaran semisal huruf L.
f. Pemupukan
Takaran pupuk an-organik (kimia) disesuaikan yang dengannya anjuran. Hasil Demplot dipakai pupuk kimia menjadi berikut:
• Pemupukan I pada umur 7-15 HST yang dengannya dosis Urea 125kg/Ha, SP-36 100kg/ha.
• Pemupukan II pada umur 20-30 HST yang dengannya dosis Urea 125kg/ha
• Pemupukan III pada umur 40-45 HST yang dengannya dosis ZA 100kg/ha.
andai tanaman belum tidak jelek alias bagus.Metode S.R.I Amat menganjurkan pemakaian pupuk organik (pupuk sangkar, kompos ataupun pupuk organik cair
g. Penyiangan
Penyiangan di lakukan yang dengannya mempergunakan alat penyiang jenis landak ataupun rotary weeder, ataupun yang dengannya alat jenis apapun yang dengannya tujuan bagi atau bisa juga dikatakan untuk membasmi gulma serta sekalian penggemburan tanah.
Penyiangan di lakukan sebanyk 3 kali ataupun lebih, sesuai kondisi sawah. Makin Suka di lakukan penyiangan akan bisa menaikan produksi.
h. Pemberian air secara terputus/berselangDengan tatacara terputus-putus (intermitten) yang dengannya ketinggian air di petakan sawah maksimum 2 cm, paling baik macak-macak (0,5 cm). Pada periode tertentu petak sawah Perlu dikeringkan hingga tanahnya pecah-pecah rambut.
i. Panen
Panen di lakukan sesudah tanaman telah tua yang dengannya ditandai menguningnya seluruh bulir secara merata ataupun masaknya gabah. Bulir padi sudah benar-benar bernas berisi. Bila dihitung dari pesemaian, maka umur panen lebih singkat dibandingkan yang dengannya tatacara konvensional.

Sumber rujukan dan gambar : http://k-bioboost.blogspot.com/2016/03/pola-tanam-sri.html.

Seputar Pola Tanam Sri Dan Kelemahan Serta Kelebihannya

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Pola Tanam Sri Dan Kelemahan Serta Kelebihannya