Hama Dan Penyakit Tanaman Tomat Dan Cara Pengendaliannya

- Juni 29, 2017

Hama Dan Penyakit Tanaman Tomat Dan Cara Pengendaliannya

 
Pengendalian hama serta penyakit pada tanaman tomat ini ada beberapa tatacara diantraranya semisal di bawah ini:
Hama-hama yng penting yng Suka menyerang serta merugikan tanaman tomat ataupun chery merupakan:
1. Ulat buah tomat (Helicoverpa armigera Hubn).
• Cri-ciri serta biologi:
  • Ngengat ataupun kupu-kupu hama ini berwarna sawo kekuning-kuningan yang dengannya bintik-bintik dan garis berwarna hitam.
  • Telur diletakkan secara tunggal di bagian pucuk tanaman ataupun di sekeliling bunga. Ukuran telur kecil-kecil serta berwarna kuning.
  • Larva memiliki warna bervariasi, yaitu pada waktu kecil biasanya merah tua hingga hitam, seusai agak besarmenjadi hijau, kuning kecoklat-coklatan hingga merah tua. Tubuh larva berbentuk silinder.
  • Pupa dibentuk di atas permukaan tanah.
  • Daur (siklus) hidup berlangsung selama 52-58 hari.
• tanaman inang lain-lainnya, lantaran hama ini bersifat pemangsa segala jenis tanaman (polifag).
• Gejala serangan:
  • Larva (ulat ) melubangi buat ypmata maupun chery, menjadikan menjadi busuk dna jatuh ke tanah.
  • Kadang-kadang larva menyerang pucuk tanaman serta melubangai percabangan.
• Pengendalian:
  • Non kimiawi, antara lain secara kultur teknis yakni yang dengannya melindungi kebersihan kebun (sanitasi) dari sisa-sisa tanaman ataupun rerumputan yng umumnya dijadikan sarang hama.
  • Kimiawi, yang dengannya penyemprotan insektisida semisal Orthene 75 SP (1 gr/liter air), Hostathion 40 EC 1-2 cc/lt air) ataupun Dipel WP (2-3 gr/lt air.)
2. Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn)
• Tanda-ciri serta biologi hama:
  • Ngengat ataupun kupu-kupu berwarna coklat tua yang dengannya beberapa titik putih bergaris-garis.
  • Telur berukuran kecil, bentuknya bulat bergaris sedang 0,5 mm,diletakkan secara tunggal ataupun berkelompok pada tanaman muda serta rumput liar (gulma)
  • Larva (ulat) berwarna coklat hingga hitam, ukuran panjang mencapai 4-5 cm, aktif pada senja serta malam hari; pada siang hari bersembunyi di bawah permukaan tanah.
  • Daur (siklus) hidup berlangsung selama 46-71 hari.
• Tanaman inang: aneka macam jenis sayuran muda sperti kentang, kubis, cabai serta lain-lain;lantaran sifatnya menjadi pemangsa segala jenis tanaman (polibag).
• Gejala serangan:
  • Terpotongnya tanaman muda pada bagian pangkal batang, menjadikan tanaman menjadi roboh.
  • Kerusakan yng lebih parah bisa menghasilkan kerugian yng berguna;yakni matinya tanaman muda.
• Pengendalian:
  • Non kimiawi, yaitu secara mekanis (mengumpulkan serta membunuh ulat), serta secara kultur teknis yaitu yang dengannya melindungi kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman ataupun rerumputan liar (gulma).
  • Kimia, yang dengannya umpan beracun Dipterex 95 SL 125-250 gr + dedak 10 kg + gula merah 0,5 -1,0 kg + 10 lt air dicampur merata cukup bagi atau bisa juga dikatakan untuk lahan seluas 0,25-0,50 hektar, dipasang pada senja serta malam hari disekeliling tanaman, serta pula disemprot insektisida efektif dan Hostathion 40 EC (1-2 cc/lt) ataupun Dursban 20 EC (1-2 cc/lt).
3. Kutu kebul (Bemisia tabaci Genn)
• Tanda-ciri serta biologi hama:
  • Serangga dewasa berwarna putih yang dengannya sayap jernih, ditutup lapisan lilin yng bertepung.ukuran tubuh serangga berkisar antara 1-1,5 mm.
  • Telur berwarna kuning terang, diletakkan pada permukaan daun bagian bawah.
  • Daur(siklus) hidup dari telur hingga serangga dewasa berlangsung selama 25 hari.
  • Serangga dewasa umumnya hidup berkelompok dalam jumlah yng tidak sedikit, serta bila tersentuh akan beterbangan semisal kabut, menjadikan disebutlah “kebul putih”.
• Tanaman inangnya: tomat, kentang, terung, tembakau, mentimun serta lain-lain.
• Gejala serangan:
  • Terhambatnya pertumbuhan pucuk ataupun daun, lantaran kutu kebun mengisap cairan sel daun serta ekskresinya menghasilkan “embun madu” yng menjadi medium tumbuhnya “embun jelaga”.
  • Kutu ini berfungsi menjadi vector penyakit virus.
• Pengendalian:
  • Non kimiawi, yang dengannya melakukan pergiliran (rotasi) tanaman yng bukan inang kutu kebul.
  • Kimiawi, disemprot insektisida efektif semisal Mesurol 50 WP 2 cc/lt ataupun Bayrusil 25 EC 2 cc/lt.

Hama tanaman tomat, Penyakit Tanaman Tomat,  penyakit pada tanaman tomat, tanaman tomat, tomat
Pengendalian penyakit pada tanaman tomat
Penyakit penting pada tanaman tomatdan chery merupakan:
1. Busuk daun
• Penyebabnya merupakan cendawan Phytophthora infestans Montde Barry.
• Factor-faktor yng memberi pengaruh penyakit:
  • Berkembang yang dengannya baik pada musim hujan
  • Kondisi lingkungan lembab (rH di atas 90%) serta suhu udara sekitar 20°C.
  • Tanaman inang terpenting selain tomat merupakan kentang.
• Gejala serangan:
  • Gejala awal berupa bercak kebasah-kebasahan pada bagian tepi ataupun sedang daun, lantas bercak melebar menjadikan terbentuk daerah nekrotik yng berwarna coklat.
  • Bercak dikelilingi oleh massa spongaria yng berwarna putih yang dengannya lalat belakang hijau kelabu.
  • Pada serangan lebih lanjut, penyakit ini bisa menyebar ke bagian batang, tangkai serta buah tomat maupun cherry.
  • Penyakit ini menyerang hebat di dataran tinggi, memicu bagian yng diserang menjadi kering ataupun busuk.
• Pengendalian:
  • Non kimiawi, antara lain yang dengannya mengatur waktu tanam dimusim kemarau serta pergiliran (rotasi) tanaman yang dengannya jenis yng bukan inang penyakit busuk daun.
  • Kimiawi, disemprot fungisida yng efektif semisal Difolatan 4 F ataupun Dithane M-45 0,2%.
2. Layu bakteri
• Penyebabnya merupakan bakteri pseudomonas solanacearum E.F Smith.
• Factor-faktor yng memberi pengaruh penyakit:
  • Keadaan temperature yng tinggi antara 35°-37°C, serta kelembaban yng tinggi juga dia atas 80%.
  • Penyabaran penyakit bisa melalui biji, serangga, nematode, bahan tanaman yng sakit, residu tanaman, air (irigasi), kita-kita serta alat-alat pertanian.
  • Bakteri bisa hidup lama dalam tanah, lebih-lebih di tanah yng suhunya agak tinggi pada waktu tidak sedikit hujan.
  • Tanaman inang: tomat, kentang, cabai, terung, serta family Solanaceae lain-lainnya.
• Gejala serangan:
  • Gejala awal ditandai yang dengannya layunya daun muda ataupun menguningnya daun-daun tua.
  • Kelayuan seluruh daun-daun muda (pucuk) berlangsung sekonyong-konyong, menjadikan memicu kematian tanaman dalam beberapa hari lantas.
  • Gejala khas bisa diamati pada potongan batang yng sakit, tampak berkas pembuluhnya berwarna coklat. Bila potongan batang yang telah di sebutkan dimasukkan ke dalam gelas bening berisi air bersih(jernih) seusai ditunggu beberapa menit akan keluar massa lendir (slime) berwarna coklat susu.
  • Pada tingkat serangan berat bisa menghasilkan kehilangan hasil panen tomat maupun cherry antara 10%-42%, malah mampu melonjak sampai-sampai 93,1%.
• Pengendalian:
  • Non kimiawi, yang dengannya menanam varietas yng tahan semisal Intan, Ratna, AV-15, New King Kong serta AV-22;mempergunakan benih ataupun bahan tanaman yng sehat serta manajemen lahan (rotasi tanaman). Disamping itu, bisa di lakukan pencabutan tanaman yng sakit supaya tak menular, serta menghindari keadaan tanah tak becek (menggenang).
  • Kimiawi, yang dengannya tatacara menyiramkan 10 ml larutan dari 35 gram umbi bawang putih hasil blender/75 ml air steril ataupun membenamkan 6 gram umbi bawang putih ke sekitar daerah akar tanaman tomat maupun cherry. Bisa juga disemprot bakterisida Agrymicin 15/1,5 WP,pada konsentrasi formulasi 200 ppm.
3. Layu Fusarium
• Penyebabnya merupakan cendawan Fusarium oxysporum f.sp.lycopersici (Sacc).
• Factor-faktor yng memberi pengaruh penyakit:
  • Suhu tanah tinggi, antara 21°C-33°C serta suhu optimum 28°C; dan kelembaban tanah tinggi.
  • Menyerang hebat pada tanah-tanah yng memiliki kandungan tidak sedikit Nitrogen,akan tetapi miskin unsure Kalium.
  • Tanaman inang: tomat serta kentang, dan tanaman dari Famili Solanaceae lain-lainnya.
• Gejala serangan:
  • Gejala awal ditandai pucatnya tulang-tulang daun, lebih-lebih daun-daun sebelah atas.
  • Lambat laun tangkai daun meruduk, serta akhirnya tanaman menjadi layu secara keluruhan.
  • Pertumbuhan tanaman menjadi merana serta kerdil, malah bila menyerang tanaman yng masih muda bisa memicu kematian secara tiba-tiba.
  • Bila pangkal batang ataupun bagain tanaman yng sakit dipotong, tampak gejala khas adanya cincin coklat dari berkas pembuluh, serta andai direndam dalam gelas berisi air jernih cuma tampak warna bening hingga keruh saja.
• Pengendalian:
  • Non ki iawi,antara lain yang dengannya menerapkan pola pergiliran (rotasi) tanaman yng bukan sefamili, mempergunakan benih ataun bibit yng sehat, mencabut tanaman yng sakit supaya tidka menular, serta mempergunakan MPHP bagi atau bisa juga dikatakan untuk menaikan suhu tanah.
  • Kimiawi, yang dengannya tatacara mencelupkan akar bibit tomat maupun cherry ke dalam larutan fungisida Benomyl 1.000 ppm sebelum tanam.
4. Bercak coklat pada daun
• Penyebabnya merupakan cendawan Alternaria solani ELL & martin.
• Factor-faktor yng memberi pengaruh penyakit:
  • Keadaan suhu tinggi antara 28°C-30°C serta lembab, menjadikan Suka berlangsung serangan berat pada bulan Mei-Agustus.
  • Tanaman inang diantaranya kentang, terung, serta cabai.
• Gejala serangan:
  • Gejala awal beruap bercak kecil pada daun-daun bawah, lantas bercak berkembang mencapai diameter 15 mm.
  • Tanda khas serangan Alternaria merupakan bercak berwarna coklat yang dengannya lingkaran-lingkaran konsentris (sepusat).Massa konidia cendawan berwarna kelabu hingga hitam, terlihat diatas lingkaran-lingkaran konsentris yang telah di sebutkan.
  • Pada tingkat serangan cukup berat bisa memicu kehilangan hasil antara 20%-40%.
• Pengendalian:
  • Non kimiawi,melakukan pergiliran (rotasi) tanaman, perlakuan benih direndam dalam air Anget 55°-60°C selama 15-30 menit, serta melindungi kebersihan (sanitasi) kebun.
  • Kimiawi, disemprot yang dengannya fungisida yng efektif, semisal Brestan 60 72 WP, Dithane M-45, Daconil 75 WP, Difolatan 4 F, ataupun Zincofol 60 WP 2 gram bahan aktif/liter air.
5. Rebah kecambah serta bususk akar
• Penyebabnya merupakan cendawan Rhizoctonia solani serta Pythium spp.
• Factor-faktor yng memberi pengaruh penyakit:
  • Keadaan tanah lembab, lebih-lebih dimusim hujan.
  • Tanaman inang: tomat, cabai, terung, kubis serta tembakau.
• Gejala serangan:
  • Batang diatas tanah berair serta memar
  • Tanaman terkulai serta akhirnya mati
  • Bilsa serangan tak parah serta tanaman sembuh kembali, maka batang di sekeliling luka akan mengeras semisal kawat.
  • Pertumbuhan tanaman terhambat, serta biasanya menyerang bibit di pesemaian.
• Pengendalian:
  • Non kimiawi, denagn merendam benih dalam air panas 55°-50°C selama 15-30 menit, serta sterilisasi media semai dikukus dalam drum pada temperature 132°C selama 30-60 menit, ataupun yang dengannya perlakuan Basamid G-40-60gr/m².
  • Kimiawi, melakukan sterilisasi media maupun tanah yang dengannya Basamid- G-40-60 gram/m².
6. Virus
• Jenis virus yng didapati di Indonesia antara lain Tobacco Mosaic Virus (TMV), Potato Virus Y (PVY), Cucumber Mosaic Virus (CMV), potato Virus X (PVX), Tobacco Ring Spot Virus (TRSV), serta Tomato Yellow Net Virus (TYNV).
• Factor-faktor yng memberi pengaruh penyakit virus lebih-lebih tanaman inang semisal kentang, tembakau, serta mentimun, disamping itu peranan vector kutu daun (Aphid sp.). semisal Aphis gossypii serta Myzus persicae.
• Gejala serangan: pada biasanya pucuk menguning (mosaic), urat daun pucat, serta pertumbuhan tanaman menjadi terhambat. Kehilangan hasil akibat TMV di Indonesia berkisar antara 0,2%-49%, di Jepang antara 20%-50%, serta di India mencapai 92,5% oleh serangan Tomato Leaf Curl virus (TLCV).
• Pengendalian:
  • Mempergunakan benih ataupun bibit yng sehat serta bebas virus.
  • Mencabut tanaman yng ada dugaan terserang virus.
  • Memberantas vector-vektor virus yang dengannya semprotan insektisida.
7. Bintil akar
• Penyebabnya merupakan nematode Meloidogyne spp.
• Factor-faktor yng memberi pengaruh penyakit merupakan pupuk sangkar yng memiliki kandungan nematode, serta adanya tanaman inang sepanjang tahun, misalnya kentang dan family Solanaceae lain-lainnya.
• Gejala serangan yng bisa diamati merupakan pada akar tanaman terdapat puru ataupun bisul (bintil) yng bentuknya bulat hingga memanjang. Pada serangan berat, pertumbuhan tanaman menjadi terhambat, serta daun layu bila cuaca kering.
Sumber: Tomat & Cherry, Penerbit: KANISIUS
Kalau tulisan atau artikel ini berguna bagi Kamu, tolong share keteman kamu melalui Facebook, google plus, ataupun twitter yang dengannya tatacara mengklik tombolnya di bagian bawah halaman ini. Terimakasih atas partisipasinya.

Sumber rujukan dan gambar : http://www.bestbudidayatanaman.com/2015/02/hama-dan-penyakit-tanaman-tomat-dan.html.

Seputar Hama Dan Penyakit Tanaman Tomat Dan Cara Pengendaliannya

Advertisement
 

Cari Artikel Selain Hama Dan Penyakit Tanaman Tomat Dan Cara Pengendaliannya